[8] Just a Gaze

2.7K 315 38
                                    

***

"Dengan apa dia di panggil tadi?" tanya Rachel kaku saat dia melihat layar lighthouse miliknya dengan mata bergetar.

"Khun Aguero Agnis Zahard, begitu yang mereka sebutkan." Ulang Yura dengan alis bertaut ragu.

Kedua gadis itu saling melempar tatapan sebelum kemudian kembali menatap lekat layar di hadapan mereka.

Shibisu menggigit kuku ibu jarinya gemas saat dia tidak berhenti menggerutu kesal, "Apa-apaan?! Kenapa dia menutupi wajahnya seperti itu?! Apa karena dia sekarang adalah Putra mahkota karena itu kita tidak bisa melihat wajahnya lagi?!"

Rak mendengus mengejek, "Kura-kura biru jadi terlihat seperti betina yang hendak menuju altar dengan tangan digandeng seperti itu."

"....."

Semua orang didalam ruangan setuju dalam diam, walau mereka ingin tapi mereka tidak bisa menyuarakannya karena tiba-tiba saja aliran shinsu di ruangan tempat mereka berkumpul beriak kasar sebelum kembali tenang. Dan tanpa mereka perlu menoleh mereka tahu siapa pelakunya.

Khun melangkah turun pelan, pakaian sutra biru lembut dengan jubah biru tua miliknya beriak lembut. Dia memakai caping putih yang dihiasi bunga putih dan tirai biru lembut yang jatuh menyembunyikan wajahnya.

Tirai itu panjang dan jatuh turun dengan lembut hingga betis. Walau tirai itu tampak tembus pandang sehingga mereka masih bisa melihat model pakaian indah yang lain, tapi saat mereka mencoba melihat wajah, itu menjadi upaya sia-sia. Dan bahkan walau tirai itu menyibak tiap angin berhembus, wajah orang lain tetap tertutup.

Hal ini benar-benar membuat semua orang di stasiun mengutuk keras.

"Hmm, apa itu? Beruang teddy?" tanya Hoaqin memandang sekumpulan beruang berzirah dari atas jalan yang perlahan turun.

"Mereka lagi? aku malas menghadapi mereka! terlalu merepotkan!" dengus Ran saat dirinya mengingat saat pertama kali dia datang ke stasiun Name Hunt untuk mengejar Kereta Neraka dan disambut ratusan penjaga Beruang itu.

Lero Ro dan Quant saling melirik lalu menoleh kebelakang, menunggu perintah orang lain.

Khun menyibak sedikit tirai yang menutupi wajahnya, hanya untuk memperlihatkan mata kobaltnya yang bersinar cerah dan tampak jernih. "Beruang-beruang Teddy itu masih saja sama, ya." Komentarnya jernih sebelum kemudian menurunkan kembali tirainya. "Maaf merepotkan, tapi tolong bersihkan jalannya."

"Baik! Yang Mulia!" ujar Lero Ro dan Quant serempak.

Dan sesaat setelah mereka berbalik untuk membersihkan jalan, mereka tersadar dan tidak bisa membantu untuk menggigil. Sepertinya kita benar-benar sudah menjadi pelayan Pangeran Mahkota sekarang!

Suara ledakan dan hantaman keras terdengar untuk beberapa saat sebelum kemudian kembali tenang dengan jalan yang bersih. Hoaqin memberi tepuk tangan meriah memuji betapa terampilnya kedua ranker tersebut sebelum kemudian mulai memimpin jalan, diikuti Ran dan dua lainnya. Lero Ro dan Quant berjalan di barisan paling akhir.

Perjalanan mereka menuju pulau apung yang akan mengantar mereka ke penginapan tanpa nama berjalan lancar. Dan semua orang di layar hanya bisa tertegun diam saat kelompok orang-orang berpakaian indah itu berjalan memasuki area tempat mereka berkumpul selangkah-demi selangkah.

BLARR

"HAH!! PARA PEMUDA GEMULAI ITU PARA PANGERAN! BUKANKAH KALAIN LEBIH PANTAS MENJADI PELAYAN!!"

Pergantian peristiwa ini membuat banyak kejutan sehinga orang-orang yang berada dekat dengan lokasi tidak bisa membantu untuk langsung berlari menghampiri jendela. Melihat secara langsung penyerangan yang tiba-tiba.

[BL] This Tower Have Some Secret (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang