4. KEJADIAN PULANG SEKOLAH

3.4K 206 54
                                    

Hidup punya banyak resiko yang harus dijalani. Tapi berada didekatnya, bukan lagi resiko tapi sudah masuk tahap cari mati.

Amira Raveena

-PREMANSEKOLAH-

"Ngapain lo disini?"

Cowok itu turun dari atas motornya dan langsung menghampiri Mira dengan gaya santai, tak peduli dengan Mira yang sedari tadi melayangkan tatapan ketidaksukaan yang sangat kontras di wajah cewek itu.

Bahkan wajah ketidaksukaan itu langsung berubah imut di tatapannya.

"Kan kemarin gue udah janji bakal jemput lo. Sekarang gue udah menepati janji gue, gue cowok yang gentleman bukan?" tanya Zendra dengan tingkat kepercayaan diri yang teramat tinggi.

Mira berdecih. Gentleman dari mana? Pemaksa, iya!

"Gue nggak minta. Udah minggir sono," usir Mira sambil mendorong Zendra pelan, menggeser cowok itu untuk menjauh. Tapi bukannya menjauh, Zendra justru menangkap tangan Mira dan mencengkramnya erat.

Mira meringis kesakitan.

"Gue nggak suka di bantah," tekan Zendra dan membuat Mira tersentak.

Mira berusaha berontak tapi cengkraman itu menjadi-jadi, akhirnya tak ada pilihan lain selain menyerah. Dengan malas Mira melemaskan penggerakanya, tapi tatapan matanya tetap menajam, menunjukkan ketidaksukaan yang amat sangat kentara di matanya.

"Lo lebih pantes jadi cewek penurut daripada cewek pemberontak," ucap Zendra.

"Gue nggak nurut sama lo, gue terpaksa!" kata Mira berapi-rapi.

"Emang gue bilang kalo lo nurut sama gue?"

Skak!

Mira menggerutu kesal. Tatapannya semakin menajam, tapi dibalas dengan Zendra senyuman menyebalkan. Banyak orang yang lewat, Mira tetap tidak peduli, dia tetap bersikeras untuk tidak ikut Zendra kesekolah bareng cowok itu. Cukup kemarin dirinya dibuat hampir mati oleh cowok itu, sekarang sudah cukup.

Seakan dapat membaca pikiran Mira, Zendra berucap dengan sangat tenang. "Lo tenang aja, gue bakal bawa pelan-pelan, nggak bakal bikin lo mati."

"Gue nggak bakal percaya sama lo," ucap Mira tajam dan datar.

"Yaudah, kita telat itu juga bukan masalah buat gue. Telat bagi gue udah makanan setiap hari yang harus gue konsumsi, kalo lo gimana kalau telat?"

Telat? Dua tahun belajar di SMA Pelita belum pernah dirinya telat, jangankan telat berangkat jam segini saja dirinya jarang. Dengan pasrah, dan dengan terpaksa Mira akhirnya menuruti kata-kata Zendra, berangkat dengan cowok itu. Tidak salah juga berangkat dengan cowok itu, tapi berada dalam satu motor dengan Zendra dan menjadi pusat perhatian di sekolah itulah yang salah.

Dengan berat hati Mira naik keatas motor itu, seperti kemarin. Dia hanya berpegangan di belakang stang motor sambil membuang pandangan kesamping, enggan menatap Zendra yang menatapnya lewat kaca spion.

"Kalo lo jatuh gue nggak bakal tanggung jawab ya." Zendra tersenyum kecil.

"Orang tua gue punya banyak uang. Lo nggak usah khawatir, jalan dan anterin gue ke sekolah," ucap Mira datar.

Kepala Zendra mengganguk sekali. Seolah mengerti ucapan Mira. Sedangkan Mira, tak sengaja terfokus dengan seseorang yang dilihatnya lewat kaca spion.

Kepalanya menengok ke belakang, pupil matanya langsung melebar saat melihat seorang cowok berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Bukan keberadaan cowok itu yang menjadi fokus utama, tapi rambut mencolok yang cowok itu punya.

PREMAN SEKOLAHOnde histórias criam vida. Descubra agora