15. PEMBAGIAN KEKUATAN

1.9K 95 7
                                    

Butuh waktu berapa lama lagi buat lo sadar kalau jauhnya gue dari lo adalah rasa kehilangan lo.

Zendra Alaric Arsenio

SOLIDARITAS KAMI SAMPAI MATI.

-PREMANSEKOLAH-

"Semua anggota udah pada ngumpul semua, Zen. Jadi tujuan lo ngumpulin kita disini apa?" tanya Elang mewakili suara anggota-anggota yang lain.

Zendra menatap anggota JGR dengan pandangan datar. Dia menyulutkan sebatang rokoknya dan menghisap batang nikotin itu sambil mengumpulkan asap yang sudah menjadi hobinya, tidak! Yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun ada larangan, tetapi Zendra acuh tak acuh.

Lama, baru Zendra membuka suaranya, "gue ada pengumuman penting. Bakal ada penambahan inti di geng kita ini. Lo semua tunggu aja, sebentar lagi orangnya datang." menghisap kembali rokoknya sambil habis.

Tak lama setelah Zendra berbicara seperti itu, satu orang yang terkenal di SMA Pelita datang. Tak hanya satu orang, melainkan dua orang sekaligus. Zendra tidak kaget, karena sebenarnya ini adalah permintaannya untuk orang itu gabung ke gengnya, ini adalah sesuatu yang menguntung untuk kemenangan geng-nya.

"Koji? Lo bawa Koji kesini?" tanya Azka merasa heran. "Buat jadi inti geng?" tanyanya lagi dengan raut penasaran.

Zendra membuang puntung rokok yang sudah habis dan menatap Azka dengan dagi yang berkerut, "emangnya kenapa? Salah?"

"Gue heran yang di sebelahnya, gue nggak pernah ngeliat dia di SMA kita," ucap Elang kepada Zendra.

"Dia anak baru," jawab Zendra.

Semua orang menatap sosok yang di sebelah Koji. Untuk ukuran Koji, itu memang sudah biasa karena Koji pun sudah terkenal kebringasannya dan tak mungkin Zendra tidak berminat untuk Koji ikut bergabung. Tapi yang di sebelah Koji, anggota JGR lainnya masih belum bisa menebak siapa orang itu.

"Siapa nama lo?" tanya Zendra sambil berjalan menuju cowok yang di sebelah Koji, "gue tau lo. Tapi gue nggak tau nama lo. Gue udah suka cara lo ngelawan mangsa secara brutal, kebringasan lo ngebuat gue percaya lo nggak bisa di kalahkan begitu saja."

"Gue Jaygi, bacaan Jaygi tapi tulisannya JG. Gue anak baru dari SMA Senjakarya," ucap cowok bernama JG itu memperkenalkan diri.

Tatapan Zendra kembali menatap gengnya dengan pandangan meminta persetujuan, "gimana? Lo pada setuju? Gue nggak akan ngambil keputusan kalo nggak ada suara dari kalian yang menyetujui saran gue."

"Asal dia bisa bagi-bagi rokok dan traktir minum bir atau wine gue sih oke-oke aja," jawab Ghaksan yang membuat Azka menggetok kepalanya keras.

"Bapak lo nggak bangkrut kan? Masa beli rokok lo harus minta sama anak baru, harga diri man, harga diri," desis Azka yang tak suka akan ucapan Ghaksan yang terdengar konyol di telinganya.

"Yaelah, sapa tau tuh anak banyak duit. Kan mubazir kalo nggak bagi-bagi," bisik Ghaksan membalas ucapan Azka.

"Lo berdua mau keluar? Nih disini pintu keluarnya?" suara Zendra terdengar membuat Azka ataupun Ghaksan terkesiap.

"Maaf, Zen." mereka pun diam sambil menyimak ucapan Zendra berikutnya.

"Jadi gimana lo pada setuju kagak?" tanya Zendra meminta persetujuan sambil menatap anggota-anggotanya dengan pandangan datar dan tajam tapi menyiratkan penuh banyak makna.

PREMAN SEKOLAHWhere stories live. Discover now