28. AKHIR?

1.4K 70 3
                                    

Kamu itu seperti matahari, jika aku bumi dan mencoba mendekati bukannya merasa aman justru akan merasa terbakar.

Mungkin detik ini kita sedekat nadi, tapi detik berikutnya kita akan menjauh sejauh matahari.

Mungkin waktu yang tepat mengakhiri semuanya ada di ujung kelelahan, ada di ujung keputuasaan, dan ada di ujung barat saat matahari akan tenggelam. Katakan selamat datang wahai kegelapan.

Lima menit untuk tiga quotes. -UnKnow-

-PREMANSEKOLAH-

     "Gue minta hapus semua berita simpang tentang Mira. Lo bisa kan?" tanya Zebdra setelah Koji baru saja duduk di kursi markas.

Koji berdecak. Kadang ia kedal kepada Zendra, selain nggak sopan, bosnya itu selalu punya kuasa yang bahkan orang lain saja tidak akan bisa membantahnya. "Baru juga gue mendarat, santai dulu, bos. Lagian beritanya kebanyakan hoaks nggak ada yang bener semua."

"Nah itu, gue ingin lo hapus semua berita hoaks Mira, kalau perlu jangan ada lagi orang yang gosipin tentang Mira. Lo bisa kan?" tanya Zendra lagi.

Koji mengeluarkan laptopnya, "gue nggak janji. Gue banyak agenda, karena sekarang gue kelas dua belas kelas ujian mungkin hanya sebagian. Tapi tenang aja, lambat laun pasti orang juga bosen ngegosipin siapa tuh, Vira?"

"Mira," koresksi Zendra cepat.

"Nah itu."

"Rencana lo mau gimana?" tanya Zendra penasaran. Tangannya mengeluarkan sebatang rokok sambil menatap Koji yang fokus dengan laptopnya, "gue ragu sama kemampuan lo, semalam aja lo gagal lacak Mira kalo lo bener-beber gagal untuk kali ini lo gue keluarin."

"Sadis bener," timpal Koji santai. Tangannya dengan lincah mengetik di keyboard. Tapi sesaat terhenti, dia tersenyum seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Kenapa lo?" tanya Zendra heran.

"Gimana kalo kita bikin berita lebih heboh dari berita Mira. Maksud gue berita yang bisa ngapusin berita Mira saat ini."

"Caranya gimana?"

"Tapi lo bersedia mau bantu nggak? Kalo nggak fue sih nggak masalah, tapi kalo pake cara itu pasti seratus persen berita tentang Mira pasti hilang," percaya diri Koji.

"Gue bersedia kalo itu menyangkut Mira."

"Lo pacaran aja sama dia," timpal Koji santai dan mendapat lemparan sendok oleh Zendra.

"Lo kira pacaran sama dia gampang? Dia keras, lebih keras daripada batu," gidik Zendra ngeri sendiri. Ucapannya tak sepenuhnya salah, Mira memang keras tak ada yang bisa memecah kekerasan cewek itu.

"Lo boikot aja dia. Ngancem aja gitu." Koji masih memberi usul tapi masih tidak di setujui oleh Zendra.

"Nggak, gue nggak mau paksa dia." Zendra menggelengkan kepalanya, "deket sama dia aja sekarang buat dia bahaya apalagi pacaran sama dia, bisa mati tuh cewek."

Koji mengangkat alisnya tinggi. Tidak mengerti ucapan Zendra.

"Gerald, Gefron. Mereka nggak lagi nyari gara-gara lewat Mira aja gue udah bersyukur. Seandainya waktu terulang lagi sebelum lo datang, gue yang bakal bunuh lo." Zendra memberikan. tatapan mematikan kepada Koji.

PREMAN SEKOLAHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt