21. TOTALITAS

1.8K 82 1
                                    

Jangan percaya orang bisa berubah kapan saja.

-Unknow-

-PREMANSEKOLAH-

     Koji menyimpan handphonenya setelah mendapat chat dari Zendra. Cowok itu menyandarkan punggungnya sambil menatap teman-teman sekelasnya tanpa minat. Lagu yang berputar dari headsetnya terasa hambar dan tidak mengenakan di telinga. Dia kemudian melepaskannya, membiarkan suara bising menusuk telinganya.

Pandangannya terpaku, kadang dirinya tak sesunyi ini kalau saja dia tidak pergi. Ya, Farah. Cewek yang sekarang entah berada dimana. Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri ketika Farah pergi dunianya yang berwarna pun ikut pergi dan hilang entah kemana.

Koji merindukannya tapi dia tidak punya daya.

Tepukan di bahunya membuat lamunan Koji buyar. Cowok itu menegakan punggungnya sambil menatap kedua temannya, "tumben lo berdua kesini?" tanya Koji heran.

"Rokok bareng kuy," ajak salah satunya.

Koji menggeleng, "nggak. Gue cuma mau disini."

"Nggak hanya rokok sih, ada beberapa pertanyaan yang mau gue tanyain sama lo," ucap salah satu dari mereka yang bernama Fadel.

Alis Koji terangkat tinggi. Bingung dengan apa yang di ucapkan Fadel, "lo kepo dalam rangka apa?"

"Alasan lo masuk JGR. Padahal dari pertama Zendra buat itu geng, lo selalu maki-maki di belakang. Lo nggak takut kalo Zendra tau lo sering ngejelek-jelekin JGR dari belakang?" tanya Gino membuat Koji terdiam.

"Ayok ke belakang sekolah." sengaja Koji membawa kedua temannya ke belakang sekolah. Selain bisa merokok, tempat itulah paling amam yang rentan di dengar oleh semua siswa.

Setelah sampai di belakang sekolah. Koji mengeluarkan satu bungkus rokoknya, cowok itu melempar bungkus rokok kepada dua temannya dan langsung di tangkap oleh Gino.

"Katanya lo nggak mau ngerokok."

"Terlalu sakit kalo hanya bicara tanpa di salurkan. Gue lagi males berantem, rokoklah pilihan terbaik," jawab Koji sambil menghisap batang nikotin.

Fadel dan Gino diam. Kedua cowok itu menunggu Koji bercerita. Tapi lima menit menunggu, Koji tidak juga bercerita tapi Fadel dan Gino tau, mata Koji bercerita banyak dari yang kelam hingga paling kelam.

"Lo tanya gue jawab. Gue bingung mulai cerita dari mana," ucap Koji sambil membuang abu rokoknya di tanah.

"Bayar nggak?"

"Tergantung dari pertanyaan lo."

Keduanya menggangguk. Gino menyenggol lengan Fadel pelan seolah menyuruh cowok itu menanyakan duluan tapi Fadel tak mau memulai juga dan membuat Koji kesal.

"Nggak ada bayar-bayaran tapi setelah ini lo traktir gue makan, dua kali istirahat. Gimana?"

"Siap bos!"

Fadel memulai bertanya, "kenapa lo gabung dengan JGR?"

"Bales dendam," jawab Koji singkat.

PREMAN SEKOLAHWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu