11. PERTEMUAN DAN PENGHINAAN

2.3K 102 14
                                    

Sejauh apapun kamu mendekat, hati ini tak akan pernah terpikat. Bajingan seperti kamu siapa yang mau?

Amira Raveena

Jangan memberontak! Atau kalian semua akan binasa!

Zendra Alaric Arsenio

-PREMANSEKOLAH-

     "Ngapain lo disini?" tanya Mira tajam.

Senyum Zendra mengembang, cowok itu bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Mira yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Tak melihat tanda-tanda Mira menghindar ataupun melawannya, membuat senyum itu semakin mengembang tapi sayangnya itu sama sekali tak mempengaruhi Mira untuk membalas senyuman Zendra.

"Gue tanya, ngapain lo disini?" tanya Mira masih dengan nada tajam.

Kepala Zendra di tunduk rendah-rendah, kemudian berbisik tepat di depan telinga Mira. "Mau jemput lo boleh nggak?" lirihnya.

Sekuat tenaga Mira bersikap normal selayaknya orang yang tak terjadi apa-apa. Tapi sayang darahnya berkhianat, cairan kental itu berdesir menciptakan perasaan asing yang sebelumnya tak pernah Mira rasakan. Bersikap biasa saja, Mira menatap Zendra dengan pandangan sangat tajam.

"Lo jangan macam-macam, ini kawasan rumah gue. Kalo lo macam-macam, nggak akan gue biarin lo selamat," desisnya sadis.

Zendra tertawa keras, seakan yang diucapkan Mira hanyalah bualan atau lelucon semata, "silahkan kalo lo bisa, tapi sebelum itu terjadi. Gue patahin tangan lo dulu," balas Zendra tak kalah sadis.

Mira diam. Bukan karena tak mampu membalas, tapi karena percuma berdebat dengan Zendra terlalu panjang, itu hanya akan membuahkan hasil sia-sia.

Tak mendapat balasan dari Mira, Zendra menegakkan kembali tubuhnya masih menatap Mira, kali ini dengan tatapan yang menyiratkan kalau dia tak ingin dibantah sama sekali, "lo berangkat bareng gue. Percuma kalo gue dateng sini tapi lo berangkat sama orang lain. Bilang sama nyokap lo, kalo lo berangkat sama dewa penyelamatnya Mira."

"Emangnya lo siapa bisa-bisanya nyuruh gue?" tanya Mira membalas.

Tangan Zendra mengelus lembut kepala Mira, "cepat, sebelum tangan lo benar-benar gue patahin!" tekan Zendra benar-benar tak ingin di bantah.

"Gue nggak mau berangkat sama lo!"

"Yakin?" balas Zendra yang sekarang berubah menjadi nada yang santai, "lo mau tau nggak kenapa gue jemput lo pagi-pagi kayak gini? Itu karena, Gefron sedang ngincar di pertigaan. Kalo lo berangkat sama nyokap lo, nggak ada yang bisa menjamin kalo lo berdua selamat kan?"

Mira terdiam seribu bahasa, lebih tepatnya dia tak bisa melawan ucapan Zendra.

"Kalo lo mau nasib nyokap lo sama seperti nasib lo tempo lalu, gue sih nggak masalah. Itu kan nyokap lo, bukan nyokap gue," lanjut Zendra. Cowok itu kemudian berjalan menuju motornya, sebelum memakai helm suaranya kembali mengalun, "Gefron lagi nggak main-main sama gue, dia bawa senjata tajam sama balok kayu. Tongkat besbol sama batu. Kalo lo masih keras kepala kayak gini, jangan salahin gue kalau lo dan nyokap lo berakhir di rumah sakit. Karena sebenarnya yang diincar Gefron bukan gue melainkan lo, bonus nyokap lo itu akan menjadi kemenangan telak tuh cowok. Tapi kalo lo pilih opsi bareng gue, gue saranin yang itu."

PREMAN SEKOLAHOù les histoires vivent. Découvrez maintenant