9. TERUS MENGHINDAR

2.4K 123 13
                                    

Aku terus berlari, tak peduli kamu yang mengejar atau tidak. Terpenting... Jauh darimu adalah pilihan terbaik.

Amira Raveena

Lo tau, saat lo jauh dari garis lingkar yang gue buat. Konsekuensi yang lo dapat lebih parah dari mereka yang berusaha melukai lo.

Zendra Alaric Arsenio

-PREMANSEKOLAH-

     Sore ini, Mita memenuhi janjinya untuk melihat Mira latihan karate. Dia tidak terlalu penasaran karena memang dari kecil Mira sudah dari dulu mengikuti Karate, walau sempat berhenti sampai dua tahun Mita tetap bangga melihat perkembangan anaknya yang membaik.

Matanya tak lepas memandangi Mira yang asik mengikuti aba-aba simpay. Tanpa sengaja matanya memandang anak kecil berusia lima tahun ikut juga karate di barisan belakang, bibirnya tersenyum.

Flashback on

"Mira boleh nggak ikut papah latihan karate?" tanya anak kecil berusia lima tahun itu.

Laki-laki yang disebut papah itu menoleh sambil tersenyum, tak lupa tangannya mengelus puncak kepala putrinya dengan lembut, "boleh dong. Besok ikut papah latihan karate di taman kota, mau?"

"Mira mau!"

"Minta izin sama mamah berani?"

Mira kecil menciut, kepalanya menggeleng pelan sambil mengerucut bibirnya yang mungil. "Mamah pasti nggak ngizinin," cemberut anak itu.

"Mau tau nggak caranya biar Mira diizinin latihan Karate sama mamah?" tanya laki-laki itu dengan senyumnya.

Mira kecil menggangguk antusias.

"Sini papa bisikin."

Senyum Mira kecil mengembang. Mendapat ide brilian dari sang ayah yang membuat cewek itu menjadi kuat sampai saat ini tanpa dirinya.

Flashback off

Sampai saat ini, Mita tak bisa menghapus kenangan itu. Andai saja, kalau waktu itu terjadi dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada nasib Mira selanjutnya. Andai saja, kalau waktu itu dia tidak selamat tak akan ada Mira yang masih tumbuh sehat sampai sekarang.

Tugasnya hanya satu, membuat Mira bahagia walau kemungkinan itu akan sulit.

-PREMANSEKOLAH-

Setelah meminum air minumnya, Mira menghampiri mamanya yang sibuk menatapnya. Cewek itu mengambil duduk di samping Mita sambil asik menatap depan dengan raut wajah datar.

"Latihannya berapa minggu sekali?" tanya Mita memecah keheningan.

Mira hanya melirik sekilas, "satu minggu tiga kali."

"Kapan kamu masuk sabuk hitam? Perasaan sabuk coklat terus yang kamu pakai," ucap Mita penasaran.

"Nanti, Mira lagi males ganti sabuk coklatnya."

Senyum Mita mengembang, tangannya mengelus lembut putrinya lembut dan penuh kasih sayang. "Kenapa males? Nggak malu masih sabuk coklat padahal udah SMA?"

PREMAN SEKOLAHWhere stories live. Discover now