22. MALAM YANG PANJANG

1.8K 86 13
                                    

I love you not because of who you are, but because of who i am when i am with you.

-Roy Croft-

-PREMANSEKOLAH-

     Zendra menyandarkan punggungnya pada tembok gang sempit yang sekarang menjadi tempatnya berada. Sudah lama ia menunggu, tapi orang di tunggu tidak kunjung datang. Kalau bukan karena ini untuk masalah yang serius, Zendra benar-benar ingin menghabisi seseorang yang sedang ia tunggu. Tubuhnya sangat letih akibat latihan tinju tapi tetap nekat datang walau malam sudah lumayan larut.

"Ada butuh apa lo sama gue?" tanya seorang cowok yang baru saja tiba.

Zendra menegakkan punggungnya, "long time no see. Gimana kabar lo, Zach?" tanya Zendra basa-basi.

Ya, cowok yang Zendra tunggu adalah Zach. Cowok yang baru dua hari kemarin bebas dari penjara.

"Baik. Tapi nggak ada perubahan," jawab Zach sambil mengambil tempat berhadapan dengan Zendra.

Zendra mengangguk sekilas, paham akan ucapan Zach. Cowok itu mengeluarkan satu bungkus rokok dari saku jaketnya dan melemparkannya kepada Zach. Tak di biarkan jatuh, Zach menangkap satu bungkus rokok itu dan mengambil batangnya untuk merokok.

Zach sudah tahu ini sebagai tanda apa. Tapi Zach membiarkan Zendra berbicara kepadanya sendiri.

"Pengennya to the point, tapi kayaknya basa-basi lebih bagus. Ada beberapa pertanyaan buat lo. Nggak bakal gue paksa jawab, ya itung-itung tebus kesalahan lo karena buat gue nunggu."

Menggindikan bahunya, Zach menghisap satu batang rokok yang terselip di bibirnya sambil membiarkan Zendra berbicara sepuas hati cowok itu.

"Apa rencana lo ke depan? Melanjutkan hidup ke arah yang lebih baik atau tetap menjadi berandalnya Indonesia?" tanya Zendra sedikit mengejek.

"Gue belum ada pikiran sampe sana," jawab Zach singkat dan membuat Zendra mengangguk.

"Lo..."

"Gue denger lo di tahan sementara karena tawuran di area sekolah. Apa itu benar?" tanya Zach sambil membuang abu rokoknya. Cowok itu menyela ucapan Zendra.

"Ya lo benar," jawab Zendra sambil mengangguk, "Graveksa terlalu suka nyari keributan ampe bikin gue muak."

"Mustahil Graveksa berhenti nyerang JGR. Geng itu terlalu menjunjung harga diri. Menurut gue, kedamaian lebih bagus bukan? Kenapa nggak lo selesain secara kekeluargaan aja?" tanya Zach sambil membuang puntung rokoknya.

Zendra terkekeh sebentar, "sampe langit kebelah menjadi tujuh, mustahil Graveksa mau damai ama SMA Pelita, JGR, dan gue. Terlalu banyak dendam dan buat mereka dibutakan oleh kebencian."

Zach mengangguk. Setuju dengan pendapat Zendra. Zach tidak akan serta merta mengatakan kepada Zendra agar damai, dia sudah mulai bosan dengan cara bermain Graveksa. Pertama, Graveksa terlalu agresif dan tanpa sadar menunjukkan sifat-sifat kekalahan. Kedua, Graveksa adalah penjilat yang sampai kapan pun akan terus menjadi penjilat. Ketiga, terlalu dibutakan dendam lama.

"Apa benar lo bikin geng yag berisi mantan-mantan narapidana?" tanya Zendra membuka suara.

Zach tersentak kaget tapi tak menjawab, yang di lakukan cowok itu hanya memainkan pematiknya, mati-nyala mati-nyala begitu seterusnya. Mengangap seolah pertanyaan Zendra adalah angin lalu. Tapi karena Zendra keras kepala, akhirnya Zendra mendapat jawabannya.

"Ya, gue buat geng berisi mantan-mantan narapidana tapi bukan untuk tujuan yang nggak baik."

"Apa tujuan yang nggak baik nggak bakal geng lo lakuin?" tanya Zendra membuka inti pembicaraan mereka.

PREMAN SEKOLAHDove le storie prendono vita. Scoprilo ora