19. MIRA TAK MAU LIHAT ZENDRA

1.8K 81 1
                                    

Seharusnya kita dari awal sadar. Bukan seperti ini jalan yang akan kita tempuh, bukan jalan panjang dan berliku, tetapi jalan yang akan berakhir di tengah jalan menuju kebahagiaan. Kamu pasti tau alasannya.

-Unknow-

-PREMANSEKOLAH-

    Zendra menutup kepalanya menggunakan tudung jaketnya. Cowok itu melangkah keluar dari tempat latihannya dan berjalan menuju parkiran. Dia akan pergi ke sekolah, memang telatnya bukan di kategorikan biasa tetapi sudah di kategorikan tidak masuk sekolah. Toh, Zendra sekolah bukan karena dirinya sendiri melainkan melaksanakan kewajiban pemerintah yaitu mewajibkan anak indonesia sekolah.

Zendra memakai tas sekolahnya, dan tiba-tiba tubuhnya limbung ke belakang, jauh tersungkur di tanah. Orang jatuh pasti ada yang dorong atau yang narik, begitu pun juga Zendra. Lima orang di belakangnya dan salah satu yang berada di tengah adalah pelaku yang menarik tasnya dari belakang.

"Gimana rasanya jadi murid kebanggaan?" tanya cowok yang menarik tas Zendra itu yang tak lain adalah Angga.

Tangan Zendra membersihkan baju yang kotor akibat jatuh sambil menurunkan tudung jaketnya. Matanya memandang satu persatu manusia yang berada di depannya.

"Gimana, jadi murid kebanggaan?" tanya Angga lagi.

Zendra tidak menjawab, cowok itu justru berjalan ke arah motornya tapi bahunya lebih dulu di tahan seseorang. Bukan Angga, melainkan Farid.

"Lo nggak denger apa yang di bilang Angga, hah, BABI?" teriak Farid keras.

Mata Zendra melirik Farid sebentar, "lo pasti nggak lupa kan, kalau atlet pro nggak pantes dengan atlet yang masih amatiran?"

Farid mengeraskan pegangannya pada bahu Zendra. Kali ini Zendra menantang seluruh yang menghadangnya.

"Kalo mau lawan, sembunyi dulu dimana tempat persembunyian amatir berada, gue bakal kejar dan terima tantangan lo," jawab Zendra sambil memakai helm-nya.

Salah satu menendang perutnya dengan keras, membuat tubuhnya jatuh tersungkur di tanah. Zendra tidak membalas justru cowok itu hanya berjalan ke arah motornya dan lagi-lagi mendapat tendangan, kali ini di bagian kiri sisi tubuhnya.

Lagi-lagi Zendra tidak membalas.

"Atlet pro bukannya membalas saat ada yang menantangnya?" tanya Farid setelah menendang Zendra.

"Lo hanya belum pantas, makanya sembunyi dulu baru pantes jadi lawan gue," balas Zendra datar.

"Belum pernah dapet juara satu boxing resmi atau ilegal. Bagaimana bisa lo bilang diri lo sendiri sebagai seorang atlet pro?" Angga berbicara untuk menceritakan bagaimana kalahnya Zendra waktu kejadian tiga tahun yang lalu saat Zendra kalah pada babak grand final. Dia berhadapan dengan lawan yang benar-benar pro dan bisa membaca pergerakan seorang lawan, tetapi menurut Zendra waktu itu adalah kemenangannya. Walaupun cowok berkacamata hitam itu kecewa, Zendra bangga karena bisa masuk di grand final setelah masa renkernasinya menjadi sosok yang kuat.

"Juara dua ataupun berapa, yang penting gue selalu ikut tinju. Lo?" ucap Zendra menyentil harga diri Angga.

Angga terdiam. Walaupun mungkin kekuatannya dulu lebih kuat daripada Zendra, dia tidak bisa di debutkan sebagai seorang petinju karena keterlibatan mengonsumsi obat-obat terlarang dan pelecehan terhadap seorang perempuan. Namanya hancur sebelum terkenal, dan dari pada nendapat resiko, cowok berkacamata itu hanya mengelurakan Angga agar cowok itu direhabilitasi.

PREMAN SEKOLAHWhere stories live. Discover now