23. MALAM YANG PANJANG (2)

1.9K 88 4
                                    

Ada hal yang harus terjadi mau tidak mau. Manusia di bumi menyebut hal itu, takdir."

-Park Ji Eun (You Who Came From the Star)-

Ya, takdir. Seperti aku dan kamu yang sebenarnya pertemuan kita tak harusnya terjadi. Tapi sepertinya tuhan punya rencana lain untuk menyatukan."

-Unknow-

-PREMANSEKOLAH-

     Sedari tadi, mata Mira tak lepas memandangi Zendra dari kejauhan dari cowok itu beranjak sampai ke depan sebuah warung kecil di pinggir jalan. Bahkan sedari tadi, Mira tidak bisa mengelak bahwa ada kekhawatiran dalam diri Zendra yang jarang Mira lihat. Terakhir kali, mungkin ketika dirinya di sekap.

Mira meremas kedua tangannya. Dia tidak bisa berbohong bahwa tangannya sakit, seperti mati rasa tetapi dia hanya bisa berkata seolah tidak apa-apa agar Zendra tahu bahwa dirinya bukan cewek lemah seperti kebanyakan cewek di dunia ini.

"Nih," Zendra menyodorkan satu botol aqua dan dua potong roti, "minum terus makan ini. Lo pucet banget."

"Lo kira gue kelaparan, gue nggak butuh," ketus Mira sambil menyingkir botol aqua dan dua potong roti itu.

"Udah nggak usah jaim. Ambil. Gue nggak mau lo kenapa-napa," paksa Zendra kembali menaruh dan kali ini di atas paha Mira.

Dengan terpaksa Mira mengambilnya karena dia tidak mau berdebat lebih jauh dengan Zendra yang hasilnya pasti akan sia-sia. Meminum beberapa teguk untuk membasahi kerongkongannya, Mira kembali diam sambil memegang botol aqua itu tapi tak lama kemudian ia terpekik kaget ketika sebuah es batu mendarat di tangannya dengan tiba-tiba.

"Lo ngapain?" tanya Mira kaget.

"Biar sembuh," ucap Zendra sambil menekan es batu pada tangan Mira yang terkena tendangan. Zendra menaruhnya diatas lapisan baju tidur Mira dan kemudian menyingkapnya sampai atas.

Mata Zendra menajam, memar keunguan terlihat dan menjelaskan seolah tendangan cowok yang menendang Mira itu bukan terkesan main-main. Yang membuat Zendra geram, mereka laki-laki yang berani kepada perempuan. Itu banci bukan namanya? Ingatkan Zendra, kalau bertemu orang seperti itu atau bahkan bertemu dua cowok itu, Zendra tak akan segan menghabisinya.

"Ini bener nggak sakit?" mata Zendra menajam menatap manik mata Mira, "atau lo mau jadi seorang jagoan yang mau terlihat kuat?"

Mira dengan cepat menepis tangan Zendra dan menutup kembali memar yang ada di tangannya. Kemudian berdiri dan melangkah, tapi belum beberapa langkah Zendra sudah terlebih dahulu menahannya.

"Jangan keras kepala," ucap Zendra tajam sambil menarik tangan Mira ke belakang, menyuruh cewek itu duduk kembali di halte. Setelah Mira terduduk sempurna di halte, dengan sigap Zendra kembali menyingkap lengan baju Mira dan menaruh kompresan es batu di memar cewek itu.

Belum juga Mira mengerang kesakitan, Zendra sudah terlebih dahulu menyumpal mulut Mira menggunakan satu roti penuh ke dalam mulutnya. Mira menatap tajam Zendra sambil terus meronta, karena kompresan Zendra sudah terkesan seperti ingin membunuhnya.

Mengerang dan berusaha mengunyah, membuat mulut Mira pegal. Cewek itu hanya bisa mengeraskan rahangnya dan memukul-mukul Zendra menggunakan botol aqua di tangan kirinya.

PREMAN SEKOLAHWhere stories live. Discover now