6. PERTEMPURAN & PILIHAN TERBAIK

2.8K 149 22
                                    

Kami yang merasa terancam, bakal menenggelamkan kalian ke dalam dasar.

Zendra Alaric Arsenio

Kalo kemarin gue nggak selamat, hari ini gue pastikan nafas lo akan berhenti berdetak.

Amira Raveena

-PREMANSEKOLAH-

     Suara deru motor saling bersahut-sahutan, mengisi kekosongan jalan raya yang lengang. Dua geng terbesar saling bersatu padu menuju lapangan Bendera, balok kayu dan besi tumpul jadi penghias tangan demi membalaskan dendam.

Zendra berada pada barisan paling pertama, memimpin anggotanya dengan tatapan tajam serta besi tumpul panjang sebagai alat. Tak hanya Zendra dan JGR, tapi Bagas dan Nakril turun tangan ikut membantu Zendra.

Cowok itu bukan pengecut yang butuh bantuan untuk menang. Tapi Gerald tak dapat di prediksi, bisa berbuat nekat kapan saja. Seperti kejadian Azka tempo lalu, itu sudah menjadi kejadian buruk yang dialami JGR.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka tiba di lapangan Bendera. Sudah ada Gerald dan gengnya menunggu. Mata Zendra melebar, ternyata prediksinya benar. Gerald membawa serta Gefron dalam pertempuran kali ini.

Gefron, cowok dengan sejuta dosa yang bisa berbuat nekat. Gefron berbahaya, jika di bandingkan dengan Gerald, Gefron paling terdepan. Dan jika di bandingkan dengannya, Gefron masih yang terdepan.

Dia tak punya masalah dengan Gefron, karena Gerald musuhnya otomatis Gefron juga musuhnya. Gerald punya banyak cara untuk menjilat semua preman dan ketua geng di Jakarta ini untuk berada di pihaknya.

Gerald licik.

Senyum Gerald mengembang sempurna, senyum yang ingin sekali Zendra musnahkan.

"Ini yang gue tunggu... Si pengecut yang turun tangan ke arena pertempuran," ucap Gerald lantang.

Zendra mengeraskan rahangnya dengan tatapan tajam menghunus tatapan meremehkan Gerald, "gue sebenarnya nggak terlalu ingin turun tangan ngehadapin lo. Tapi cara lo kayak gini, gue nggak bisa diem aja, karena yang pengecut disini lo. Penjilat!"

Bogeman mentah Gerald mendarat sempurna di pipi Zendra, cowok itu tak membalas hanya tersenyum miring sambil terkekeh. "Lo nggak berubah, Rald." tawa itu semakin membesar, "apa lo nggak takut untuk kalah yang kedua kali?"

Gerald memberi lagi bogeman mentah kepada Zendra, dan dibalas cowok itu dengan tatapan meremehkan. "Lo yang nyerang gue duluan, berarti lo siap kalah duluan."

Zendra membalas. Bogeman itu mendarat terus ke sisi tubuh Gerald. Tendangan mengenai perut cowok itu, bogeman mendarat sempurna ke pelipis Gerald, bahkan balok kayu sudah membentur sempurna ke tubuh Gerald.

"SERANG!"

"SERANG!"

Empat geng secara bersamaan menyerang. Zendra masih fokus kepada Gerald yang sama-sama ingin mengalahkannya. Gerald mengambil balok kayu di tanah dan menyerang Zendra dengan brutal. Cowok itu terkekeh keras, "lo udah licik, brutal juga. Oke gue akan lebih brutal."

Besi tumpul Zendra layangkan kearah Gerald, beruntung Gerald bisa menangkis. Tapi tak lama kemudian, Zendra mendaratkan pukulan yang benar-benar keras kearah Gerald. Cowok itu terbatuk-batuk, rasa sakit menyerang, tapi masih tetap membalas.

PREMAN SEKOLAHWhere stories live. Discover now