the beginning of Jovian...

7.7K 1.8K 120
                                    

"Ayo Bu Guru antar yuk."

"Ndak mau! Mau nya sama Ibu!"

"Tadi Ibu Jovian bilang nggak bisa jemput dulu, lagi repot urusin arisan di rumah tetangga."

"Ibu lebih sayang tetangga daripada aku?!"

"Bukan begitu Jovian...."

"Aku nggak mau pulang kalau nggak dijemput Ibu!"

Anak kecil itu bersedekap, menggembungkan pipi tanda jengkel, juga membuang muka ke arah lain membelakangi sang guru yang kini tersenyum tipis.

Mendorong jemari keriput itu mengelus lembut surai legam sang murid.

"Beneran nggak mau pulang selain sama Ibu?"

"Iya! Mau nya sama Ibu!"

Sebelum akhirnya bahu lelah itu berlalu masuk ke dalam ruangan bercat warna-warni dengan kertas bertuliskan "Kelas Matahari" yang tertempel pada kaca.

Awalnya tak acuh, pun akhirnya netra melirik melalui ujung bulu mata. Penasaran. Tapi buru-buru kembali membuang wajah saat gurunya tersenyum memergoki dari dalam.

"Jovian main yuk!" ajak teman sebaya yang sedaritadi memandang Jovian dari kejauhan bersama sang bunda. Bunda membisikinya, coba ajak Jovian main siapa tau dia mau dan nggak merajuk lagi.

Tapi nyatanya, bocah bermata bak bulan sabit itu malah menggeleng tegas. "NGGAK MAU! AKU LAGI NUNGGUIN IBU JEMPUT, TAUUUUU."

Iya. Malah galakan dia.

"Oh yaudah, maaf." Sang lawan bicara hanya bisa pasrah, kembali memasuki area bermain dengan bibir yang sudah berkedut menahan tangis.

"Jovian...."

"APA?!" bentak Jovian langsung. Tapi buru-buru membungkuk saat tahu siapa yang memanggil. "Eh maaf, Bu Guru."

Dan kembali bersedekap. Tapi kali ini menghadap sang guru walau rautnya masih cemberut.

"Maksud Jovian, kenapa?" ulangnya dengan nada yang lebih sopan walau masih terselipi sewot yang kentara jelas.

Hal itu membuat sang guru mengelus puncak kepala Jovian gemas. "Ibu Jovian bilang dia mau jemput. Lagi jalan ke sini, tuh."

"Ih serius?!"

"Iya...."

"Yeiy! Dijemput Ibuuuuuu!!!!" Jovian melompat girang, membuat pipi gembul nya seakan tumpah ruah.

Bu Guru pun turut tersenyum melihat sang murid yang kini sudah cerah kembali. "Ayo Jovian pakai sepatunya."

"Siap!"

Jovian dengan cepat meraih sepasang sepatu bergambar spiderman dari rak sepatu depan kelas. Memakainya dengan telaten walau sempat masih dibantu Bu Guru di bagian memasukkan kaki.

Setelahnya, wanita paruh baya itu meraih jemari mungil Jovian, menuntunnya menuju pagar sekolah.

"Jov, itu ibu kamu."

Jovian yang awalnya sedang menunduk memainkan ujung sepatu pada kobangan kecil, lantas menoleh. Mendapati wajah yang di nantinya sedaritadi sudah terlihat di seberang jalan.

"Ih Ibu!" teriak Jovian girang.

"Jovian!" sambut tak kalah senang dari sebrang sana.

"Ibu! Ibu! Ibu!"

"Jovian! Jovian! Jovian!"

Jovian tertawa kegirangan, dengan cepat melepaskan genggaman tangannya dari milik Bu Guru dan berlari menghampiri sang ibunda.

youth | nct dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang