strive

7.1K 1.6K 376
                                    

Instrumen klasik mengalun merdu dan terasa pas dipadukan dengan panorama yang menemani di sepanjang mobil putih bertempuh. Jajaran pohon menjulang tinggi di tepi jalan menciptakan aroma segar yang malu-malu menyapa dari celah kaca yang sengaja dibuka setengah.

"Depan belok kiri, Ma."

"Kamu yakin?"

"Iya. Sesuai maps, kok."

"Tapi ini jalanan ke perbukitan?"

"Ya memang di situ rumahnya, Mama geulis."

"Oh...."

Anggi bersenandung mengikuti irama familiar sesekali merapihkan poni sepanjang alis lewat cermin di kaca dashboard. Tak lupa terus mengecek prediksi aplikasi mengenai waktu sampainya ke tujuan.

Hingga akhirnya terkikik sendiri menyadari betapa tak sabarnya ia tuk bertemu yang dirindu-rindu.

Astaga... nggak sabar bertemu Jovian!

Sejak acara "Antar-pulang Anggi" seminggu yang lalu, ia tak pernah berjumpa lagi dengan laki-laki bersorot tajam itu. Si adam kepalang sibuk sampai Anggi tidak bisa modus minta diantar beli keperluan sekolah karena selalu mendapat tolakan sama, "Lain kali aja ya, Nggi. Udah ada janji".

Janji sama siapa sih memangnya?!

Tentu Anggi masih cukup tau status diri tuk bertanya demikian. Jadi dipendam saja tuh pertanyaan retoris plus posesifnya sampai-sampai muak sendiri dan memilih pasrah menunggu hingga hari ini tiba.

Drrt! Drrt!

Ini kali ya yang namanya jodoh.

Baru digumamkan namanya dalam budi, sudah dihubungi si empu asli.

"Selamat sore Farrel Jovian," sapa Anggi berbisik, takut-takut Mama dengar.

"Udah sampe mana?"

Lantas Anggi mencebik. "Kalau diucapin selamat sore tuh, ya diucapin balik dong, Aa' kasep!"

Hilang sudah suara bisik-bisik Anggi, membuat Mama tertawa di balik stir juga bergeleng kepala mendengar penuturan manja anaknya.

"Ck, iya-iya. Sore."

"Hah? Gitu doang? Ulang-ulang!"

"Astagfirullah gusti... Selamat sor--"

"Dari gue dulu!"

Setelah mendengar gumaman mengiyakan dari seberang, Anggi beralih menegakkan tubuh dan mendekatkan ponsel ke depan ranum berpoles gincunya yang tampak manis hari ini.

"Selamat sore Mas Crush! Sudah makan sore, belum? Siap bertemu Anggi hari ini?"

Hening menyapa gendang telinga si hawa, sepersekon terdengar suara deham kencang di seberang sana.

"Selamat sore juga, Nggi. Udah tadi, pakai sayur asem sama ikan asin. Dan juga... siap nggak siap harus siap, kan?"

"Tentu! Gimana tadi malam? Tidur nyenyak, nggak? Atau jangan-jangan gak bisa tidur karena mau ketemu gue?"

Kekehan suara berat membelai halus dan mulus indra Anggi, berdampak pada hati yang bertalu ribut.

"Ngaco ah. Itu lo kali yang ada."

Mulai detik ini Anggi setuju tujuh turunan dengan pepatah 'Jangan asal bersebut, boomerang siap menyambut'.

Karena ya memang benar, dirinyalah yang sampai harus minum susu dua gelas supaya bisa tidur tadi malam saking tak sabarnya bersua dengan si pemuda.

youth | nct dream ✔Where stories live. Discover now