escape

7.8K 1.7K 389
                                    

Helaan napas dihembuskan sebelum langkah menjajaki rumah kediaman. Entahlah, si lubuk hati resah. Merasa ada sesuatu yang menunggu di dalam sana. Tentu bukan hal baik, mengingat kehidupan tak pernah berpihak kepadanya.

Setelah merasa yakin segi batin dan lahiriah, barulah dirinya membuka pintu megah itu.

Sepi.

Hah, apa ia sedang tidak enak badan jadi berpikiran macam-macam?

Dirinya melenggang cepat menuju bagian belakang terpojok rumah, posisi kamarnya. Hingga tak sadar melewati sang kakak sepupu yang baru turun dari lantai dua. Tubuh itu nyaris terjungkal ke belakang saat tiba-tiba surainya ditarik kencang tanpa aba-aba.

"Pura-pura nggak lihat lo?!" Bentaknya.

"M-maaf Koh--"

"Maaf maaf. Tugas yang gue kasih kemarin mana?"

"Ada di kamar Ciko--"

"Ambil cepet!"

Selepas jenggutan, ia langsung berlari ke kamar dan mengambil setumpuk kertas HVS dari atas meja belajar. Tak peduli kemeja putih satu-satunya yang lusuh serta rasa lelah sehabis berjalan jauh, dirinya kembali sesegera mungkin.

"Ini Koh."

Sejurus Xiaojun menyambar tumpukan HVS itu dan membaca skimming, menyisakan adik sepupu yang ketar-ketir di tempat. Dan benar saja, alis Xiaojun menukik tajam saat sampai di halaman belakang.

"Apa ini? Kok ngegantung gini?" Menunjukkan hal yang dimaksud tepat di hadapan wajah Ciko. "Belom bikin penutup?"

Ciko menunduk dalam, mengulum bibir lalu menggeleng takut. "Belum sempat Koh--"

"Lo ngerjain gini aja kok nggak bisa, sih?"

Dan tumpukan kertas HVS bertoreh hasil jerih payahnya yang rela tidak tidur semalaman itu pun berhamburan begitu saja berjatuhan pada lantai marmer putih. Tak ada harganya, sia-sia.

"Tolol tau gak?" Disusul ujung telunjuk yang mendorong kencang tempurungnya. "Nggak guna."

Dilihatnya sepupunya itu mengibas surai ke belakang, rautnya cemas dan stress. "Tugas gue dikumpulin nanti sore dan lo belum ngerjain."

"Maaf, Koh. Ciko udah berusaha semaksimal mungkin--"

"Dasar nggak becus!"

"Tolol!"

Bibir mungil tipis kontan melantunkan ringisan tertahan. Rambutnya kembali dijenggut kencang hingga dirasa si kulit kepala mau ikut-ikutan lepas dari tempatnya. Tak ada yang bisa ia lakukan, hanya dapat menerima dengan lapang dada walau terbesit rasa tak rela.

Manik kelamnya tak sengaja bersitatap dengan wanita yang menjabat sebagai tantenya. Lewat di hadapan tanpa ada niatan ikut campur maupun membela. Bahkan kayaknya malah senang, tuh.

Dirinya ambruk sesaat mendapat tamparan keras sebagai penutup sebelum Xiaojun akhirnya melenggang seraya menggerutu kencang.

Masih tak ada niatan beranjak, air mata malah lolos dari persembunyiannya. Menangis dalam hening ditemani si adik ipar kesayangan Mami yang mengulas senyum tipis seraya menyesap teh hangat di bangku sofa.










 Menangis dalam hening ditemani si adik ipar kesayangan Mami yang mengulas senyum tipis seraya menyesap teh hangat di bangku sofa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
youth | nct dream ✔Where stories live. Discover now