His Promise

386 39 0
                                    

Selesai makan, Namjoon mengajak Hyossang berjalan-jalan di area pasar Mongkok atau biasa disebut Fa Yuen Street, mereka menghabiskan waktu disana, membeli beberapa pernak pernik, menawae barang, bercanda dan tertawa bersama, sungguh manis sekali seperti sepasang kekasih, walau notabene mereka masih berstatus 'teman'.

Puas berkeliling pasar, Namjoon mengajak Hyossang pulang, MRT kembali menjadi saksi perjalanan mereka, 45 menit lamanya perjalanan dari Mongkok ke Hang Hau, sepanjang perjalanan mereka hanya mengatakan sepatah atau dua patah kata, tak ramai seperti saat di pasar Mongkok tadi.

Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya mereka sampai di stasiun MRT Hang Hau, Namjoon mengantar Hyossang sampai ke depan apartemennya, saat akan masuk apartemen, Namjoon menarik tangan Hyossang dan kini wajah Hyossang dan Namjoon hanya berjarak beberapa cm saja, Namjoon memandangi Hyossang dengan intens, ia benar-benar ingin merekam setiap inci wajah gadis ini karena ia tak tau kapan ia akan kembali melihat wajah cantik yang beberapa hari mengganggu pikirannya, sedangkan Hyossang, kini Hyossang juga tengah memandang tepat ke mata teduh Namjoon, dilihat dari dekat begini, mata Namjoon tampak jauh lebih indah dan mempesona, sepersekian menit adegan ini berlangung sampai....

Cup,

Namjoon melayangkan kecupan di dahi Hyossang, kecupan penuh arti, dan saat itu terjadi mata Hyossang membulat sempurna, tak terbersit sedikitpun dipikirannya kalau Namjoon akan melakukan hal ini padanya, jantungnya berdetak semakin cepat dan wajahnya kini merah merona persis seperti kepiting rebus.

Sedangkan Namjoon hanya tersenyum manis, walau jantungnya serasa ingin meloncat keluar, namun Namjoon bisa mengendalikan dirinya. Setelah adegan itu Namjoon melepaskan tangannya yang tadi bertengger manis di pinggang Hyossang, Hyossang lantas pamit dan masuk ke apartemen. Setelah memastikan Hyossang telah masuk lift, Namjoon pun berlalu meninggalkan apartemen Hyossang.

Sesampainya di dalam apartemen, kaki Hyossang mendadak lemas, ia terduduk di ruang tamu segera setelah menutup pintu, rasanya masih tak percaya apa yang baru saja terjadi. 15 menit berlalu, Hyossang memaksakan kakinya untuk berdiri karena ia harus mandi, setelah mandi ia menjatuhkan diri ke kasur dan...

Ting,

Nada notifikasi dari ponselnya berbunyi, Hyossang kemudian membuka pesan yang masuk dan ternyata dari Namjoon.

Rasanya masih tidak percaya, Namjoon mengucapkan selamat malam bahkan mengiriminya sebuah selca, sungguh manis sekali, siapa yang menyangka kalau orang yang gagah saat berpidato di acara amal kemarin bisa menjadi semanis ini, namun Hyossang tidak boleh lupa akan kenyataan bahwa dia dan Namjoon hanya sekedar 'teman'.

Jam menunjukkan pukul 01.23 dini hari dan na'as bagi Hyossang dia tidak bisa tidur padahal esok adalah hari senin, hari paling menyebalkan, berulang kali ia pindah posisi, ganti bantal, memeluk cushion Koya, menutup seluruh badannya dengan selimut, satupun cara itu tak bisa membuatnya terlelap. Hyossang menyerah dan membiarkan matanya terjaga, dia akhirnya mengambil ponselnya dan memutar lagu Tokyo dari penyanyi idolanya RM.

🎶 RM - Tokyo

Lagu itu mengalun dengan volume yang rendah, dan ajaibnya belum sampai di pertengahan lagu, Hyossang sudah tertidur lelap.

Kring.....kring.....kring.....

Jam alarm di meja kecil sebelah tempat tidur Hyossang berdering, membuat Hyossang tersentak dan terbangun, waktu menunjukkan pukul 07.30, Hyossang harus segera bersiap-siap untuk berangkat bekerja atau dia akan terlambat dan managernya akan memberikan hukuman disertai siraman rohani.

Setelah melakukan seluruh ritual paginya, Hyossang bergegas berangkat, untung dia sampai kantor beberapa menit sebelum pengecekan di pagi hari. Melihat berbagai berkas sudah menumpuk dimejanya membuat Hyossang mengerutkan dahinya, 'inilah kenapa aku benci hari senin, entah dari mana asalnya semua berkas ini' umpat Hyossang dalam hati, "kajja, daripada mengumpat lebih baik aku segera memeriksa semua berkas ini atau manager gendut itu akan memberiku pencerahan" ucapnya menyemangati diri sendiri.

Sudah hampir waktunya makan siang, pekerjaan Hyossang juga sudah mulai berkurang, ia memandangi jam tangannya, pukul 11.39, setelah itu ia beralih memandangi ponselnya, ia teringat seseorang, "Joon, sudah sampai di Korea kah, kenapa tidak mengabari?" Ucap Hyossang berbisik. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada Namjoon, dimana dia sekarang? Sudah sampai Korea kah? Pertanyaan itu memenuhi kepala Hyossang, seketika ia mengkwatirkan Namjoon.

Ting...ting... suara yang ditunggu para karyawan yang sudah pusing dan sebagian kelaparan itu akhirnya berbunyi, Hyossang segera beranjak dari meja kerjanya. "Hari ini kita dapat istitahat agak panjang, jadi akan ada acara makan siang bersama di luar" ucap si manager gendut, semua karyawan bersorak antusias kecuali Hyossang.

Menyadari hal itu Leera mendekati Hyossang, "Kau kenapa? Biasanya bahagia sekali kalau ada acara makan siang di luar?" Tanya Leera.

"Aku malas, aku akan makan di kantin saja atau mencari kedai di sekitar sini, kau pergilah dengan yang lain, jangan kwatirkan aku." Kata Hyossang meyakinkan Leera.

"Tidak tidak, kalau kau tidak pergi, maka aku juga tidak." Ucap Leera.

"Jangan begitu, pergilah, bersenang-senanglah dengan yang lain, moodku benar-benar sedang buruk sekarang, aku tak ingin kemana-mana." Kata Hyossang agak malas.

"Baik, aku juga tidak kemana-mana kalau begitu." Tegas Leera.

"Terserahlah!" jawab Hyossang sekenanya, ia tak ingin berdebat.

Akhirnya Leera menemui manager gendut dan mengatakan dia dan Hyossang tidak ikut, manager gendut hanya mengangguk. Leera dan Hyossang memutuskan untuk makan di kedai makanan Hongkong di dekat kantor mereka, setelah memesan dan membayar makanan mereka, mereka mencari tempat duduk yang agak jauh agar bisa mengobrol lebih banyak.

"Jadi kau ini kenapa?" Tanya Leera membuka percakapan.

"Kau tau, nomer ponsel yang menghubungi aku kemarin? Dia benar-benar mr. Kim." kata Hyossang datar.

"Aku sudah menduganya, lalu?" Tanya Leera antusias.

"Lalu apa?" Hyossang bertanya balik masih dengan nada datar.

"Haish, kau kan pergi menemuinya kemarin, apa yang dia katakan?" Kini Leera sudah mirip pegawai media reportpatch.

"Tidak ada yang spesial, kami mengobrol sampai siang, dia mengajakku ke Ocean Park, kami makan bersama di food court Mongkok, berjalan-jalan di pasar Mongkok dan dia mengantarku pulang." Kata-kata Hyossang terhenti sampai disitu, ia hampir saja mengatakan adegan manis di akhir perjalanan mereka.

"Wah, jadi kemarin kau kencan dengan mr. Kim?" Selidik Leera.

"Kencan apanya, aku hanya menemani dia jalan-jalan sebelum dia kembali ke Korea dan katanya ia bahkan tak tau kapan ia kembali ke Hongkong." Jawab Hyossang, kali ini ada gurat sedih di wajahnya.

"Ahh pantas sejak pagi kau kelihatan lesu, tampaknya ada yang kehilangan semangat hidupnya huh!" Kata Leera menggoda.

"Mungkinkah aku jatuh cinta pada mr. Kim?" Tanya Hyossang dengan tatapan kosong.

"Apalagi? Sadar tidak gerak gerikmu itu aneh ketika berada di dekat mr. Kim, dan lihat kau sekarang, kau bahkan hampir kehilangan semangaf hidupmu karena dia kembali ke Korea, fix kau jatuh cinta pada mr. Kim!" Ucap Leera memberi kesimpulan.

"Menurutmu begitu? Entahlah." setelah mengatakan itu Hyossang hanya menunduk menyembunyikan wajah sedihnya.

Mereka kemudian diam selama beberapa saat, dan makanan yang mereka pesan datang. Mereka menyantap makanan masing-masing dengan lahap, tidak ada pembicaraan lagi setelahnya. Selesai makan mereka kembali ke kantor, nampaknya rombongan yang tadi makan siang diluar belum kembali, kini di ruangan besar itu hanya berisi 2 orang, Hyossang yang sibuk dengan pikirannya dan Leera yang entah menemukan apa di ponselnya, ia tampak sangat antusias.

SUE IT! [BTS RM] ✔Where stories live. Discover now