Unpredictable Thing 'bout Him

223 33 2
                                    

"Sebentar, Taehyung-ah, kau yakin ingin bercerita kepadaku? Ah maksudku, kau saja baru bertemu denganku, bagaimana kau bisa menganggapku sebagai orang yang pantas mendengar ceritamu?" Hyossang benar-benar memilah kata-katanya agar tidak menyinggung perasaan Taehyung.

"Aku kenal banyak orang, namun tidak dekat dengan mereka, sepanjang hidupku hanya beberapa orang yang memanggilku dengan namaku, dan satu lagi, entah kenapa ketika kau memanggil namaku, seperti ada ketulusan disana, ketulusan seorang kakak." kata Taehyung yang kini membelakangi Hyossang.

"Begitukah?" Hyossang kehabisan kata-kata.

"Maaf kalau kata-kataku terdengar konyol tapi itulah yang kurasakan, makanya aku terus memanggilmu noona." sahut Taehyung masih dengan posisi membelakangi Hyossang.

"Baiklah, silahkan bercerita Taehyung-ah." jawab Hyossang.

"Aku bingung harus mulai dari mana, hidupku terlalu rumit." Kata Taehyung.

"Mulai saja dari mengapa kau tadi bilang aku adalah orang pertama yang memanggil namamu" saran Hyossang.

"Ah itu, dari aku kecil, hampir tidak ada yang mau berteman denganku, mereka semua menjauhiku karena status ayahku yang terkenal sebagai pejabat yang kejam dan ambisius, mereka semua memanggilku 'si anak diktator' orang tua mereka tidak mengijinkan anak-anaknya berteman denganku karena mereka tak ingin jika terjadi sesuatu padaku, ayahku akan menyakiti mereka." cerita Taehyung.

"Para orang tua tak seharusnya berpikiran dan berlaku seperti itu!" Jawab Hyossang.

"Sayangnya mereka melakukan itu padaku dulu, sampai aku lulus sekolah menengah atas, perlakuan yang ku terima tak jauh berbeda, sempat ada yang berteman denganku, tapi ketika mereka melihat aku pergi dan pulang sekolah selalu di antar jemput orang-orang berbadan kekar, mereka menjauh, sejak itulah aku mulai berpikir bahwa mereka semua orang lemah, karena hal seperti itu saja mereka takut dan menjauhiku." Kini Taehyung membalikkan badan dan tersenyum sinis.

"Lantas kalau boleh tau, apakah orang tuamu tau kalau, yaa... kau diperlakukan seperti itu di sekolah?" Tanya Hyossang agak ragu.

"Entahlah, mereka tau atau tidak sepertinya tidak akan ada bedanya." Taehyung kembali memunggungi Hyossang.

"Setidaknya orang tuamu kan bisa bicara pada gurumu supaya teman-temanmu tidak menjauhimu." kata Hyossang.

"Taupun mereka tidak akan peduli, kau tau, ayahku adalah orang yang amat sangat ambisius terhadap jabatan dan pekerjaannya, sedangkan ibuku? Mana tau aku dulu ibuku dimana, ibuku seperti apa atau bagaimana wujudnya." dengan santai Taehyung mengatakan semua itu.

"Aa apa? Jadi sejak kecil siapa yang mengurusmu Tae?" Tanya Hyossang.

"Nenekku, untungnya nenekku mengurusku dengan baik, menyayangiku seperti anaknya sendiri bahkan dulu aku menganggap dia adalah ibuku." suara Taehyung berubah yang awalnya santai menjadi agak berat seperti menahan air mata.

"Lalu ayahmu?" Dalam hati Hyossang berdo'a semoga pertanyaannya ini tidak menyinggung perasaan Taehyung.

"Dia selalu berangkat kerja sebelum aku bangun dan pulang ketika aku sudah tidur, weekendpun dia sibuk dengan laptop, file-file dan telfonnya, benar-benar tak ada waktu untukku, menurutnya, asal uang sekolah dan jajanku dipenuhi itu sudah cukup." Suara Taehyung terdengar santai lagi.

"Apa kau tidak berusaha mencari ibumu?" Tanya Hyossang lagi.

"Tentu saja, beberapa tahun setelah nenek memberi tau kalau ibuku ada di Jepang, tepatnya beberapa bulan yang lalu ku putuskan mencarinya ke Jepang, dengan segenap informasi yang aku miliki." Taehyung masih dengan posisi memunggungi Hyossang.

SUE IT! [BTS RM] ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora