Campaign

184 24 13
                                    

Malam itu Namjoon tengah sibuk dengan laptopnya sedangkan Yoongi ia berada di atas tempat tidur sambil mengotak atik ponselnya. Namjoon nampaknya sibuk mempersiapkan materi untuk agenda kampanye ayahnya di Daegu besok, sedangkan Yoongi, ia sedang melihat survey sementara pilihan para warga untuk pemilihan presiden periode ini.

"Bukankah kita ke Daegu besok?" Ucap Yoongi tanpa melihat Namjoon.

"Iya hyung, besok agenda papa kampanye di Daegu." Jawab Namjoon tanpa memalingkan pandangan dari laptopnya.

"Kau tidak sekalian?" Tanya Yoongi.

"Sekalian apa? Aku kan ikut besok hyung." Namjoon masih tidak memalingkan pandangan dari laptopnya.

"Sekalian ke rumah Hyossang, kau tidak mau minta maaf pada orangtuanya atas tingkah 'rasional'mu itu?" Yoongi menekankan kata rasional pada perkataannya.

"Hyung, jangan mulai, aku sedang tidak mood berdebat denganmu." Namjoon masih memfokuskan pandangannya pada laptopnya, tak ada sahutan dari Yoongi.

"Hyung, besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali, aku ingin bersepeda di tepi sungai Geumho." Kata Namjoon yang sudah membereskan laptopnya dan berjalan menuju tempat tidurnya.

"Ya, semoga kau bertemu Hyossang besok." Yoongi masih asik dengan ponselnya.

Namjoon hanya menggelengkan kepala mendengar perkataan pamannya, kalau tidak sedang malas, mungkin ia sudah berdebat atau bahkan berkelahi dengan pamannya karena hal ini. Namjoon segera membaringkan tubuhnya di ranjang dan menarik selimut sehingga menutup sebagian tubuhnya. Tak lama kemudian ia sudah masuk ke alam mimpi.

Pukul 5 pagi, alarm di sebelah tempat tidur Namjoon berbunyi, dengan malas ia julurkan tangannya dan menekan tombol di jam alarm itu agar tak lagi berbunyi, ia paksakan tubuhnya untuk bangun dan bersiap-siap pergi ke Daegu. Keadaan di luar masih gelap ketika Namjoon keluar dari rumahnya, ia melihat Mercedesnya sudah siap di depan rumah, ia akan naik mobil sampai stasiun KTX (Kereta cepat) terdekat kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta.

Sementara disisi lain, Hyossang telah siap dengan setelan jaket dan training olahraganya, kemudian ia mengambil sepatu dan segera mengenakannya, tak lupa wireless headset di telinga kanan dan ponsel di saku celananya.

Hyossang pergi jogging di pinggir sungai Geumho, baginya pemandangan disini adalah yang terbaik apalagi di pagi hari dengan langit yang cerah seperti saat ini. Ketika sedang asik jogging dan mendengarkan irama lagu yang mengalun dari wireless headsetnya ia melihat sosok yang tidak asing sedang menikmati keindahan sungai Geumho dengan menaiki sepedanya.

Hyossang bertingkah pura-pura tidak melihat litu, ia menatap lurus ke depan sambil berlari-lari kecil, namun beberapa saat kemudian rasanya ia mendengar suara orang mengayuh sepeda tepat berada dibelakangnya. Hyossang tak ingin menghiraukan dan tetap melanjutkan aktifitasnya, namun sepeda itu mendahuluinya dan berhenti tepat didepannya, 'kenapa hal ini harus terjadi' batin Hyossang ketika melihat pria dengan sepeda itu berhenti tepat didepannya.

Alih-alih mempedulikan, Hyossang justru memutar arah dan berlari menjauhi pria itu, namun pria itu berhasil mengejarnya dan kini berdiri tepat didepannya. Hyossang tak kehilangan ide, ia mundur pelan-pelan, selangkah demi selangkah namun pria itu tetap mengikuti, ketika ia akan berlari tangan pria itu lebih cepat meraih pinggang Hyossang, kini mereka hanya terpaut jarak beberapa cm saja.

"Lepaskan aku!" Hyossang memandang pria itu dengan tajam.

"Tidak akan." Pria itu semakin mengeratkan tangannya, membuat jarak mereka semakin dekat.

"Kau mau apalagi? Masih belum puaskah kau?" Mata Hyossang mulai berkaca-kaca karena kenangan menyakitkan dihari itu teringat kembali, pria itu menarik Hyossang dalam pelukannya.

SUE IT! [BTS RM] ✔Where stories live. Discover now