bagian 2✔

15.2K 883 9
                                    

Masih dalam keadaan yang terlihat tegang, vian pun terus berlari menuju tempat yang tadi diberi tau oleh cowok tadi, wajah panik masih ada di raut wajah vian, bagaimana tidak cowok tadi bilang bahwa vano kembaran nya vian tengah dikeroyok dengan rio dan teman temannya.

Flashback on

"Vano yan vano." ucapnya terbatas bata karena nafasnya belum teratur.

"Kenapa sama vano?." tanyanya sekali lagi dengan muka yang sedikit panik.

"Vano dikeroyok sama rio dan temen temennya."

"Kok bisa?." tanya kevin pada cowok tadi, vian masih bergeming.

"Kayaknya sih rio jengkel sama vano, soalnya tadi marah marah dan gue denger rio bilang kalau vano itu selalu caper didepan guru setelah itu gue gak tau." ucap cowok tadi menjelaskan kejadia. Yang terjadi.

"Gila tuh si rio." ucap ujang "ehhh yan lo mau kemana." kata ujang melihat vian yang mulai berdiri dari tempat duduknya.

"Sekarang mereka ada dimana?." tanya vian pada cowok tadi dan mengabaikan pertanyaan dari ujang.

"Dilapangan depan." ujar cowok tadi.

Vian pun segera lari menuju tempat yang di bilang tadi.

Flashback off

********

Vian kini tengah berdiri di ribuan siswa yang mungkin tengah menonton keributan yang terjadi, ck bagaimana bisa mereka hanya menonton dan tidak ada yang mencoba menolong saudaranya itu pikirnya, vian pun langsung menerobos para kerumunan itu dan damn mendapati saudaranya yang sudah babak belur luka lebam sudah hampir memenuhi tubuhnya, dan vian melihat rio tengah kalap menonjok, menendang, bahkan membabi buta vano yang sudah mulai tak berdaya.

"Lo tuh maunya apa sih, ck dasar raja caper, gue tau ya kalau lo yang bilang ke guru kalau kita ngerokok di atap gedung sekolahkan ngaku lo." ujarnya masih dengan membabi buta vano.

"Jawab bangsat" bentak rio sambil mengayunkan kepalan tangannya namun tiba tiba terhenti sebab ada sebuah tangan yang menghentikan aktivitas nya itu dan tangan itu berasal dari sebuah tubuh yang tegas milik vian kembaran vano.

Bugh

Vian pun langsung menonjok rahang milik rio dan alhasil membuat rio tersungkur ke lantai semen lapangan.

"Bangsat maksud lo apa hah?." cerca rio sambil mengusap darah yang ada di sudut bibirnya karena pukulan dari vian cukup keras.

"Lo yang apaan njir, maksud lo apa mukulin dia hah?." sambil menunjuk kearah vano yang sudah tak berdaya.

"Maksud gue tuh cuma ngasih pelajaran aja sama nih tukang caper, ngapain sih lo belain dia bukannya lo udah dibuang sama keluarga lo ini." ejek rio sambil tertawa dan membuat vian menatap tajam kearah rio.

Rahang vian mengeras menandakan bahwa ia siap untuk memukul laki laki didepannya ini yang beraninya membuat emosinya tersulut, vian tau kalau dia memang tak pernah di inginkan oleh kedua orang tuanya, vian tau akan hal itu, namun saat vian ingin menonjok muka rio tiba2 tangan nya dicekal oleh seseorang.

"Udah yan jangan ngotorin tangan lo cuma buat nonjok muka bajingan macam dia gak guna dan gak ada faedahnya." sinis kevin.

"Betul kata kevin yan orang macam rio mah pantes ya tuh bukan dipukul tapi ditonjok" ujar ujang yang tidak tau keadaan yang sangat panas malah ia membuat lelucon.

"Apa bedanya goblok." cerca aldo sambil menjitak kepala ujang.

"Hehehe lupa kalau mereka artinya sama." ucap ujang sambil memperlihatkan gigi putih nya.

Vian pun tak mendengarkan kata sahabatnya itu dia tetap memukul rio secara kalap, hingga rio tak mampu berkutik lagi, setelah melihat rio yang sudah tak berdaya vian pun menghentikannya.

"Lo mau lagi?tapi kayaknya lo gak bakal kuat deh kalau gue terusin, lihat tuh muka lo udah mirip sama perkedel kentang masakan bunda gue." ucap vian seraya tertawa meremehkan "oh ya gue mau bilang jangan pernah usik kehidupan dia lagi, dan sampai gue lihat lo ngusik dia lagi gue gak akan segan segan buat bikin lo babak belur lebih dari ini ngerti gak lo, dan buat ucapan lo tadi yang katanya gue udah dibuang memang betul tapi toh mereka masih satu darah sama gue jadi gak mungkin kan gue lihat mereka menderita kayak gue, dan gue gak mau hal itu terjadi, karna gue masih punya hati gak kayak elo yang hatinya udah mati rasa, inget bro hidup lo masih panjang jadi jangan buang buang waktu yang berharga lo buat hal hal yang gak ada gunanya kayak ngerokok." sambung vian sambil melepaskan cengkraman di kera baju milik rio.

" lo gak tau apa yang terjadi sama kehidupan gue, dan jangan sok bijak lo kira hidup lo udah sempurna apa?." emosi rio yang mulai berdiri.

Vian tak mengubris perkataan rio tadi dan dia memilih untuk pergi dari tempat itu.


Duhhh boring banget ya cerita aku, hehehe maklum masih penulis amatir.

Oh ya jangan lupa vote and coment cerita gajes aku ini ya

31 desember 2019

ALVIANO [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now