bagian 25✔

7.2K 547 65
                                    

"Lepaskan Vano" teriak Adrian dari arah pintu.

Orang tadi langsung menoleh dan tersenyum, ternyata dia menepati janji, datang tanpa polisi.

"Adrian, Adrian ternyata kamu pemberani sekali ya datang kesini" Ujar Orang itu dengan sinis, Adrian melototkan mata, Bayu musuh bebuyutan Adrian sejak SMA, ck, mau apa dia.

"Bayu, mau apa kamu sama keluarga saya hah? Saya sudah tidak ada urusan lagi sama kamu" teriknya menatap geram Bayu.

"Kamu masih urusan dengan ku Adrian, ingat maya pacarku yang mati karena kamu" Bentak Bayu sambil menghampiri Adrian dan langsung menghadiahi dengan tonjolan diperut.

"Dia mati bukan karenaku" Ujar Adrian sambil menahan rasa sakit diperutnya.

"Tidak dia mati karena mu Adrian, dia mati karena kau memutuskan dia gara-gara kau mau menikah dengan laras" Ujar Bayu dengan nafas mengebu-gebu "dia bunuh diri dan mati setelah ia kau putuskan, dan saat itu, aku benci padamu, dan benci ini semakin berlarut ketika kau menikahi Airin yang saat itu masih berpacaran denganku" sambungnya,Adrian mendelik, Airin pacar Bayu, Adrian tak tau hal itu, setahu Adrian Airin memang punya kekasih waktu akan menikah dengan Adrian, tapi Airin sudah bilang padanya bahwa ia sudah memutuskan pacarnya.

"Tapi waktu itu Airin bilang ia sudah putus denganmu lalu dimana letak kesalahanku, aju menikah setelah kau sudah diputuskan bukan"

"Tapi kenapa semua wanita yang ku cintai selalu berlari mengejarmu hah, apakah kamu mau menghancurkan ku dengan cara semunafik itu, dasar bangsat kau Adrian" Ujarnya penuh amarah, Bayu langsung memukul pipi Adrian hingga menimbulkan luka disudut bibir Adrian.

"Lalu kenapa kau menculik anakku, bukankah ini urusanku denganmu?" Tanya Adrian.

"Karena aku mau kamu bisa merasakan kehilangan seseorang, kehilangan cahaya di hidupmu, seperti aku yang kehilangan Maya karena mu, ingat nyawa harus dibayar dengan nyawa bukan?" Ucapnya sinis dan mulai menghampiri Vano yang membeku ditempat setelah mendengar semua perdebatan antara Ayahnya dan laki laki yang bernama Bayu itu.

Adrian yang melihat Vano ketakutan langsung bergerak maju, namun sial dua orang penjaga tadi malah menahan nya, Adrian memberontak, mencoba lepas dari genggaman dua penjaga ini, Ia harus menyelamatkan Vano bagaimana pun caranya.

"Jangan coba-coba untuk menyakiti dia" Teriak Adrian ketika melihat Bayu mulai mengeluarkan Benda dari sakunya dan menyodorkan ke kepala Vano.

Vano yang berada diposisi seperti itu, ketakutan mencoba memberontak.

"Ayah tolongin Vano" Rengeknya ketakutan karena pistol tadi sudah berada di kepala nya dan siap untuk menembus tulang tengkorak Vano.

Ceklek,,,, suara pintu gudang terbuka membuat semua orang yang berada disitu langsung menoleh dan mendapati Vian dengan nafas yang terengah-engah, Vian mencoba mengatur nafasnya, Adrian yang melihat Vian berada disini nampak terkejut begitu pula dengan Vano, sedangkan Bayu malah tertawa puas.

"Ngapain kamu disini hah" teriak Adrian yang tau Vian berdiri dia bang pintu gudang.

"Dia aku yang undang" Tawa sinis Bayu kembali terdengar " bagaimana Adrian aku harus membunuh Anakmu yang ini" Tunjuk Bayu pada Vano " atau yang itu" kini giliran Vian yang ditunjuk Bayu.

"Ah seharusnya aku tak bertanya, pasti jawabanmu dia kan" Ucapnya menunjuk Vian, Vian yang baru sampai terdiam, maksudnya apa kok jadi Vian yang harus dibunuh.

Adrian meneguk ludah "kalau dia silahkan" Ujarnya membuat Bayu tertawa, dan Vian langsung membeku, Ayahnya rela kalau Vian mati, apa-apaan ini.

"Kau terlalu membenci dia Adrian" Ujar Bayu menghampiri Vian yang masih membeku.

ALVIANO [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now