bagian 15✔

7.6K 512 14
                                    

Di Koridor rumah sakit terlihat begitu banyak orang yang berlalu lalang, vian menyusuri rumah sakit itu menemukan kamar rawat sang kakak, langkah demi langkah sampai sebuah suara membuat vian mau tak mau berhenti dan melihat ke sekeliling dan matanya menangkap seorang pria paruh baya dengan style khas dokter "DOKTER ARYA " itu lah nama yang ada dipikiran vian.

"Kamu lupa dengan apa yang saya ucapkan" tanya orang yang memanggil nya tadi.

"Tidak" jawab vian enteng.

"Kalau gitu kapan kamu mau melakukan kemoterapi vian"

"Nanti saya pikirkan dulu"

"Kamu mau sembuh atau tidak vian, setiap saya tanya selalu saja kamu menjawab seperti itu, penyakit kamu bukan hal yang sepele, kanker vian flu yang cuma dikasih obat langsung sembuh, kamu sudah stadium 2 dan itu harus ada penanganan segera, minggu depan kamu harus kesini atau tidak saya akan seret kamu kesini, ingat itu vian ini semua buat kebaikan kamu" dokter arya sudah jengkel dengan jawaban vian yang selalu mengatakan "nanti saya pikirkan dulu" vian selalu saja menjawab seperti itu bila ia tanya kapan vian mau melakukan kemoterapi.

"Terserah dokter" setelah menjawab vian pun bergegas menuju kamar rawat sang kakak.

"Oke minggu depan saya tunggu kamu diruang rawat saya jam 9" ucap dokter arya yang masih bisa vian dengar.

Vian terus berjalan sampai akhirnya ia tiba didepan ruang rawat inap vano, ia membuka pintu menampakkan vano yang tengah berbaring di ranjang dan juga sahabat sahabatnya duduk disofa.

"Vian lo gak papa kan" tanya kevin yang memang dasarnya selalu protektif pada vian.

"Gue oke" jawabnya dengan senyum" oh ya vano gimana keadaanya" tanya vian.

"Dia gapapa kok bentar lagi juga pasti siuman" jawab aldo sambil berdiri dan mulai berjalan menuju vian.

"Gue sama yang lain pulang dulu ya nanti kita balik lagi" ucap kevin.

"Iya hati hati"

Saat para sahabatnya sudah tak ada didepan mata vian menghampiri ranjang vano dan duduk disebelah ranjang.

Andai vano tidak berubah mungkin semua masalah ini bisa dikerjakan bersama tapi sayang vano sudah membenci vian jadi tidak mungkin vano mau berbagi keluh kesahnya pada vian.

Kelopak mata vano mulai terbuka, vano mengerjapkan matanya ia menatap sekeliling dan sampai akhirnya matanya berhenti di satu penglihatannya yaitu vian, kenapa harus dia yang vano lihat, vano benar benar muak.

"Lo ngapain disini hah" bentak nya namun masih dengan suara yang kecil karena vano baru saja siuman.

"Lo sakit tapi bisa galak juga"

"Gue tanya apa dijawab apa bodoh" ucapan vano seakan menohok vian "bodoh" kata yang selalu ayahnya ucapkan pada vian ketika ia membuat kesalahan maupun tidak, sakit hati vian ketika ia harus kembali mendengar kata itu namun ia harus kuat ia tak boleh terlihat lemah didepan kakaknya.

"Mending lo istirahat biar cepet sembuh"

"Keluar lo gue gak mau lo ada disini" usir vano.

"Oke" vian berusaha setenang mungkin, iapun beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.

Vianpun menyusuri koridor rumah sakit kata kata dari bibir vano tadi masih tergiang dipikiran vian, tapi i juga tak mau berlama lama dengan rasa sakit ia lebih memilih mengubur dalam dalam kata kata itu.

********

Kini vian sudah berada dirumahnya setelah insiden ia diusir vano dari kamar inapnya vian lebih memilih pergi daripada ia tetap disana dan vano akan mengeluarkan kata kata yang lebih menyakitkan hati , kini vian berjalan menuju kamarnya menidurkan tubuhnya karna sepertinya penyakitnya ini sedang tidak bersahabat dengan tubuh vian, vian merasa pusing sejak ia berdebat dengan raka.

Namun saat kakinya baru menginjak tangga kedua sebuah suara membuatnya berhenti.

"Bagus, jadi lo yang buat adek gue celaka hah" suara itu berasal dari kakak tertua vian, Daren yang berdiri tepat dibelakang vian namun hanya berkisar beberapa meter dari tubuh vian.

"Maksudnya?" tanya vian tak mengerti pasalnya bukan dia yang menyelakai kakaknya vano.

"Ck, sok pura pura gak tau, elo kan yang udah bikin vano masuk rumah sakit" tuduh Daren pada adiknya.

"Kalau gak tau kejadiannya jangan asal nuduh, kakak punya bukti kalau aku yang nyelakain kak vano" kini vian benar benar sudah terpancing emosi.

"Gak usah ngeles deh, kata vano lo yang udah nyelakain dia bangsat" Daren maju dan melayangkan satu pukulan pada bagian perut vian, membuat vian terbatuk "masih mau ngeles hah"

Vian kaget bukan main, apa apaan ini malah vian yang membantu vano kenapa vano malah berbicara hal yang sama sekali tak vian lakukan sebenci itukan vano pada vian.

"Sumpah kak gue gak nyelakain kak vano" vian menunjukkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Gue gak peduli apapun alasannya lo bakal nerima akibatnya karena lo udh nyelakain anak kesayangan papa sama mama" ucap Daren "dan lo pasti tau apa yang bakal lo dapet setelah papa pulang besok" setelah berbicara seperti itu Daren beranjak keluar rumah meninggalkan vian yang membeku ditempat nya.

Vian seakan mati rasa, ia harus bagaimana pasti ayahnya itu tak akan memaafkan dirinya, tapi vian juga tak bisa menghindari semua itu, vian heran mengapa takdir tak pernah berpihak padanya, apa vian pernah berbuat salah sampai tuhan marah padanya dan memberi cobaan seperti ini.

Vian pun berlari menuju kamarnya, ia mengambil botol kecil yang berisi pilnya dan membuang itu kelantai, vian menyerah ia benci dengan keadaannya saat ini, vian hancur ia lelah benar benar lelah, tubuh vian merosot di dinding kamarnya air mata sudah menetes seharusnya laki laki kuat ia tak boleh menangis namun vian tak bisa menahan nya ia benar benar lelah, ia tak tau harus bagaimana ia tak siap dengan esok hari, ia tak mau dihukum oleh ayahnya lagi, vian lelah dengan semua rasa sakit yang ayahnya torehkan padanya.

Ia benar benar ingin menyerah, namun saat mata vian melihat sebuah foto yang menampakkan keluarganya ia sedikit tenang dan mulai memikirkan bahwa ia tak boleh menyerah, vian harus tunjukan kalau ia layak berada di keluarga ini, vian harus membuktikan.

Vian pun mengambil butiran pil tadi dan mulai menelan satu pil tanpa bantuan air, ia akan menjalani hari harinya dengan kegembiraan bukan kesedihan lagi, kini vian harus berubah.




















Hello im comeback.....

Huhuhu akhirnya setelah penantian panjang aku update juga, kalian pasti nunggu kan, makasih buat para readers yang selalu setia nunggu cerita gak jelas aku ini thank you so much.

Jangan lupa vote dan komen biar author tambah semangat nulis.

Follow akun wattpad author

18 maret 2020

ALVIANO [PROSES REVISI]Место, где живут истории. Откройте их для себя