bagian 27✔

7.6K 543 45
                                    

"Bahagia? Kata yang begitu saya impikan saat ini dan seterusnya"

~ABA~

Sudah 5 hari berlalu, Vian masih setia dengan tidurnya, masih setia menutup mata seakan akan ia enggan untuk membuka matanya walau hanya sesaat, mungkin Vian sudah lelah dengan kerasnya hidup yang ia jalani, tidurnya begitu damai, apakah Vian suah menyerah, tidak Vian tak pernah menyerah untuk memperjuangkan apa yang seharusnya dia dapatkan.

4 orang anak sedari tadi diam di dalam ruangan Vian, mereka masih menampakan raut khawatir pasalnya sudah 5 hari Vian tak bangun.

"Nih bocah nyenyak banget anjir tidurnya emang gak kangen apa sama ketampanan Ujang yang luwarrrbeyaaasahhh" celetuk Ujang namun mereka bahkan tetap diam.

"Bacot jang, gak usah alay deh" Ujar Kevin membuat Ujang mencibir padahal ia kan mau menghibur mereka, memangnya orang ganteng tuh serba salah.

"Nan lo belum makankan?" Tanya kevin yang melihat Kinan setia berada disamping ranjang Vian.

"Gue gak laper"

"Makan! Lo pulang sekolah langsung kesini kan? Makan ya kalau lo sakit Vian pasti makin sedih" Ujar Kevin membuat Kinan menyedu, benar kata Kevin ia harus makan.

Kinan pun berdiri dan beranjak keluar disusul dengan Kevin dibelakangnya, dan diruangan itu hanya ada Ujang dan Aldo.

"Gue heran sumpah tuh bapak kagak punya hati kali ya, dari 5 hari lalu tuh bapak gak jenguk Vian sama sekali" Ujar Aldo dengan nada sedikit kesal dengan sikap ayah Vian yang sama sekali tak pernah menjenguk anaknya.

"Gue juga gak habis pikir ada ya orang tua kayak gitu, apalagi pas di gudang waktu itu beuhhh wujudnya kek setan jahat bener, Vian betah banget tinggal sama dia, kalau gue jadi Vian, gue mah pergi dari rumah itu terus menjalani hidup yang lebih baik" Ujar Ujang "ganteng banget gue ya pas ngomong itu tadi" sambung Ujang dengan pede-nya bilang ganteng.

Aldo mencibir mendengar kalimat terakhir dari Ujang " Kita gak tau apa yang ada dipikiran Vian, udahlah Kita ikuti aja permainan dia, terserah mau dia apa yang penting kita tetep dukung Vian digaris depan" Kata Aldo dan dibalas dengan anggukan oleh Ujang.

Vian mengerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan padangan dengan cahaya diruangan serba putih ini, Vian berada dirumah sakit, dan bagaimana dengan keadaan Vano, apakah kakaknya itu baik baik saja atau sebaliknya, Vian harus mencari tau keadaan Vano.

Ujang dan Aldo yang melihat pergerakan dari Vian langsung berlari menuju ranjang Vian.

"Vian akhirnya lo bangun juga" Ujar Aldo yang melihat Vian sudah siuman setelah lima hari tidur.

"Kak Vano gimana keadaannya" Tanya Vian, ia benar benar ingin tau keadaan kakaknya itu.

Lagi lagi Aldo mencibir " dah lah lo istirahat aja, kakak lo pasti baik baik aja, gue yakin " walau pun Aldo sama sekali belum tau keadaan Vano.

"Nah betul tuh, mending Alviano yang ganteng tapi masih gantengan Ujang, istirahat aja ya, nanti kalau udah baikan kita jenguk Vano" Ucap Ujang, memang Ujang kalau nyeletuk gak pernah tau waktu.

"Gue harus ke kak Vano" Vian bangkit dari ranjangnya dan mulai menapak kan kakinya ke lantai dingin rumah sakit, ia sedikit oleng namun langsung ditahan oleh Aldo.

ALVIANO [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang