bagian 9✔

8.4K 537 6
                                    

Saat ini vian tengah berada disebuah ruangan yang ia yakini adalah ruangan dokter yang menanganinya, dan terlihat seorang laki2 dengan pakaian putih khas seorang dokter vian pun menghampiri pria itu.

"Dokter arya" ucap vian membuat seseorang yang vian panggil tadi terkejut.

"Vian kok kamu disini memang kamu sudah mendingan" tanya dokter arya itu.

"Udah kok dok vian udah sehatan."

"Oh ya katanya ada yang mau dokter bicarakan sama saya" tanya vian yang mengingat perkataan dokter arya tempo hari itu.

"Bukannya saya sudah bilang kalau mau membicarakan hal itu kamu harus ada wali nya vian" ucap dokter arya geram.

"Keluarga saya semuanya sibuk dok, jadi biar saya saja yang mendengarkannya" ucap vian tegas.

"Tidak bisa vian pembicaraan ini sangat penting menyangkut hidup dan mati kamu jadi harus ada wali kamu" cerca dokter rian.

"Saya mohon dok, orang tua saya sibuk, saya tidak mau mengganggu mereka jadi biar saya yang mendengarkanya" vian memohon sambil meneguk salivanya karena saat ini firasat vian mengatakan bahwa akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Baiklah tapi setelah pembicaraan ini, saya mohon kamu masih mau bertahan meskipun kenyataannya tak sesuai harapan mu."

"Baik dok jadi apa? " tanya vian penasaran.

"Leukimia stadium 2" ucap dokter arya pada vian, vian bertanya2 dengan kalimat itu, maksudnya apa? Apakah vian mengidap penyakit itu? Yang benar saja.

"Maksud dokter" tanya vian yang bingung dengan pernyataan dokter itu.

"Kamu mengidap penyakit leukimia vian, leukimia adalah penyakit kanker darah dan usaha untuk sembuh dari penyakit itu sangat kecil, namun kalau kamu mau berusaha untuk sembuh kamu bisa melakukan kemoterapi atau radioterapi, dengan melakukan hal itu sel kanker dapat dihambat namun tetap saja selalu ada efek samping nya" ucap dokter arya membuat hati vian mencelos.

Pernyataan apa ini? Kenapa takdir begitu kejam dengannya, apa tidak cukup dengan penderitaannya saat ini, ia dibenci keluarganya dan apa ini vian mendapat kabar bahwa ia sakit kanker darah, dunia vian seakan hancur begitu saja, ingin sekali vian menangis kali ini namun ia harus kuat, ia tak mau dianggap lemah tak mau.

"Saya mengerti dok, kalau begitu saya pamit pulang" ucap vian sedu.

"Vian kamu harus yakin kalau kamu bisa sembuh, jadi apakah kamu mau melakukan kemoterapi untuk minggu depan, meskipun sedikit terlambat karena penyakit kamu sudah memasuki stadium 2 tapi saya akan berusaha untuk menyembuhkan kamu vian jadi apakah kamu mau" tanya dokter arya dengan menyakinkan vian bahwa ia bisa sembuh dari penyakit mematikan itu.

"Kasih saya waktu dok, biar saya pikirkan dulu"

"Jangan terlalu lama memikirkan jawabannya vian, karena penyakit kamu bukan hal yang sepele jadi saya menunggu jawaban kamu besok"

"Hmmm" cuman vian beranjak dari ruangan itu namun terhenti ketika suara dokter arya terdengar kembali.

"Pikirkan semua matang-matang, berusahalah sembuh buat orang orang yang kamu sayang, dan setelah kamu sampai dirumah segera beritahu orang tua kamu tentang kondisi kamu saat ini vian"

Setelah vian mendengar perkataan dokter arya ia pun segera beranjak keluar ruangan itu dan berjalan lesu menyusuri koridor rumah sakit ia pun terus berjalan sampai akhirnya ia berhenti di taman rumah sakit, ia pun duduk di kursi taman dengan pikiran yang masih terngiang ngiang pembicaraannya dengan dokter arya tadi.

Namun vian tak mau terlalu larut dalam kesedihan ia harus bangkit vian pun berdiri dan mulai meninggalkan tempat serba putih itu.

***********

Vian mulai memasuki perkarangan rumah megah, sekarang vian sudah berada didepan pintu bercat coklat itu, ia memantapkan hatinya untuk masuk dan mulai membuka pintu, saat pintu terbuka pemandangan keluarga harmonis terlihat orang tuanya tengah bercanda gurau dengan saudaranya, begitu bahagianya keluarga itu tanpanya, apakah mereka benar benar sudah tak memperdulikannya.

"Vian lo udah pulang" teriak saudara kembarnya itu yang menyadari kedatangan vian, sontak semua mata tajam mereka tertuju kepada vian.

"Hmmm" jawabnya.

"Lo dari mana aja sih kita semua khawatir sama keadaan lo" ucap vano menghampiri vian dan merangkul pundak vian.

Apakah benar keluarganya itu mengkhawatirkannya? Tapi melihat ekspresi mereka saat ini vian tak yakin akan ucapan saudara kembarnya itu.

"Masih ingat pulang ternyata" ucap adrian membuat hati vian merasa seperti tertusuk.

"Paa" teriak vano.

"Kenapa gak sekalian aja pergi kenapa kembali lagi" ucap sang papa

"Pa" ucap vian lembut.

"Ck, anak gak berguna kenapa saya bisa ditakdirkan memiliki anak sepertimu bodoh" setelah mengucapkan kalimat itu Adrian beranjak pergi disusul dengan sang istri dan anak sulungnya, kini tersisa dua saudara kembar itu.

"Yan lo gapapa kan gue beneran khawatir sama keadaan lo, darimana aja sih lo" tanya vano mengkhawatirkan saudara kembarnya.

"Gue gapapa"

Vian pun beranjak pergi juga menaiki anak tangga satu persatu dan meninggalkan seribu pertanyaan dibenak vano, mengapa saudaranya kini bersifat dingin kepadanya, apa salah vano sebenarnya.

Kini vian memilih berbaring dikasur empuknya, vian benar benar ingin melupakan semua kejadian hari ini ini namun mengapa sakit nya saat ini bertambah sakit batin dan fisik, ia tak habis pikir mengapa orang tuanya Membencinya padahal kesalahan dimasa lalu tak sepenuhnya salah vian.

Tiba tiba tubuh vian seakan remuk pusing di kepala nya seperti dihantam beribu ribu ton besi apa ini gejala yang harus ia alami setiap hari sangat sakit, ia pun merongoh saku celananya dan mengambil tabung berisi butiran pil yang tadi diberikan oleh dokter arya, ia mulai menelan satu pil tanpa bantuan air setelah menelannya ia berbaring lagi dikasur dan menunggu obat itu bereaksi.

Kini hidupnya bergantung dengan butiran pil putih itu, vian merasa matanya begitu berat dan iapun akhirnya tertidur dalam pengaruh obat.

" tuhan sampai kapan penderitaan ini berpihak padaku" ucapnya sebelum ia benar benar menutup matanya





















Yooo aku kembali lagi gaesss.

Gimana nih cerita aku seru gak? Komen dong biar aku tau apa yang kurang dari cerita aku ini, dan mohon maaf bila banyak typo.

Maaf juga kalau ceritanya cuma sedikit aku bener2 lagi sibuk jadi harap dimaklumin.

Jangan lupa follow akun wattpadku.

Vote dan coment cerita aku.

1 februari 2020

ALVIANO [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now