bagian 16 ✔

7.6K 533 18
                                    

Jalanan terlihat begitu ramai, kinan terlihat tengah duduk santai di halte untuk menunggu bus menuju ke sekolah nya, namun matanya tiba tiba menangkap sosok vian yang berjalan sendiri.

"Vian" sapa kinan sambil melambaikan tangan.

"Kinan lo ngapain disini" tanya vian.

"Ya nunggu bus lah, emang lo kira gue ngapain disini"

"Ya udah gue duluan ya" pamit vian dan iapun mulai beranjak pergi.

"Eh tunggu yan mending lo naik bus aja daripada jalan kaki entar capek loh" tawar kinan.

" ya gapapa sekalian olahraga"

"Ck, keras kepala banget, pokonya lo naik bus bareng gue titik" ucap kinan yang membuat vian menaikan alisnya.

"Gak ah"

"Vian" rengek kinan "gue ngambek nih" kinan mengerucutkan bibirnya.

"Lo aneh tau gak" vian mengangkat satu alisnya.

Kinan pun mulai gelisah, hah emang kinan kelihatan aneh ya huh dasar vian, kinan pun memperlihatkan tatapan tajamnya pada vian membuat vian meringis melihat ekspresi kinan.

"Eh iya iya gue bareng lo" vian pun mengalah dan mau berangkat bersama kinan, entah vian rasa kina sedikit berubah lebih ceria daripada biasanya.

Bus berhenti tepat didepan mereka, merekapun naik dan menikmati perjalanan mereka kesekolah.

********

Kelas terlihat begitu hening, bahkan ujang yang biasanya nyeletuk gak jelas pun hanya diam, ya seperti yang kalian tau saat ini mereka terlihat sibuk memperhatikan deretan angka yang berada di papan tulis, mereka tidak berani mengeluarkan suara sama sekali tapi kalau ada pertanyaan atau ada yang tidak mereka dengan materi di papan baru mereka buka suara pasalnya guru matematika mereka begitu killer, bicara sedikit saja mereka pasti dihukum.

Setelah mengalami hal hal tersulit merekapun akhirnya bisa bernafas lega.

"Gila rasanya gue kayak patung, gak gerak sama sekali, nafas aja kagak" celetuk ujang yang akhirnya mendapat kan jitakan dari kevin.

"Lo kalau gak nafas mati jang" ucap aldo sambil tertawa.

"Biasa otak ujang belum di service wajar kalau masih agak ya gitu" kini kevin juga mulai berbicara.

"Jahat lo pada, gue gak mau punya temen kayak kalian huhuhu " ucap ujang sambil menampilkan wajah yang sedih yang di buat buat

"Udah mending kantin kuy" ajak aldo yang sudah berdiri.

"Hayukk makannn" teriak ujang membuat semua mata tertuju kepadanya.

Merekapun berjalan menyusuri koridor kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka, setelah selesai makan mereka pun beranjak pergi.

Saat mereka hendak sampai dikelas, mereka melihat sosok kinan yang tengah menunduk dan didepan kinan terlihat seorang gadis cantik yang mereka yakini itu adalah kakak kelas mereka, tapi kenapa kakak kelas itu menghampiri kinan, dan setelah itu kakak kelas itu meraih rambut kinan dan menjambaknya dengan kuat.

Vian yang melihat itu langsung menghampiri kinan dan menarik tangan kakak kelas tadi dari rambut kinan.

"Maksud lo apa hah narik narik tangan gue" bentak kakak kelas itu yang tak terima vian menarik tangannya.

"Lo yang apaan narik narik rambut orang sembarangan"

"Loh tuh adek kelas gak sopan banget sih sama kakak kelas" ucap kakak kelas itu sambil menunjuk nunjuk vian.

"Harus banget yang lo diperilakuin sopan kalau kakak kelas gue yang terhormat ini main kasar sama adek kelasnya, kayak BK kosong nih"

"Lo mau laporin gue ke BK, silahkan gue gak takut, dan ngapain sih lo ngebelain cewek penggoda ini jijik banget huh"

"Kak sarah kan aku udah bilang, aku sama kak dava cuma belajar buat olimpiade minggu depan" kini kinan mulai bersuara.

"Harusnya belajar sambil suap-suapan makanan uhh so sweet banget jadi iri deh"

"Aku gak suap-suapan kok, kak sarah cuma salah paham aja"

"Ck, ngeles aja terus kayak bajaj" sarah mulai terpancing emosi dan PLAK satu tamparan berhasil mendarat di pipi vian yang sebenarnya tamparan itu untuk kinan.

"Vian" teriak kinan yang tak percaya dengan apa yang ia lihat tadi.

Vian memegangi pipinya yang baru saja terkena tamparan dari sarah "kakak jangan asal nuduh mending kakak tanya dulu sama kak dava, sebelum kakak labrak kinan" ucap vian tenang namun terlihat kilatan dimata vian.

Sarah yang melihat itu pun segera pergi menjauh.

"Yan maaf" ucap kinan merasa bersalah.

"Yan lo gak papa kan" tanya kevin yang panik.

"Tenang gue gak papa kok, oh ya kinan lo mending jauh jauh dulu dari kak dava daripada lo kena labrak lagi" ucap vian.

"vian sekali lagi makasih"

********

Vian kini berada didalam kamarnya, ia begitu gelisah ayah sebentar lagi pulang dan pasti vian akan kena marah dengan ayahnya karena kejadian yang menimpa vano.

Suara ketika pintu membuat vian membulatkan mata ayo lah vian tak mau kena marah lagi.

"Den vian" suara bi siti membuat vian segera bangkit dari kasur dan beranjak membuka pintu.

Setelah pintu terbuka menampakan bi siti dengan wajah yang sulit vian tebak.

"Bi" sapa vian.

"Aden disuruh tuan sama nyonya kebawah" setelah berbicara seperti itu bi siti langsung keluar tanpa mengatakan sepatah kata lagi.

Ah vian tak siap, vian pasti akan mendapatkan hukuman yang berat, namun mau tak mau vian harus kebawah untuk menemui kedua orang tuanya.

Vian mulai menapakkan kakinya di tangga rumahnya, sampai akhirnya ia sudah berada didepan ayahnya yang sudah berekspresi marah.

"Ayah ada apa" tanya vian.

PLAK suara tamparan yang begitu nyaring membuat siapapun yang mendengarnya pasti merasa ngilu, vian hanya meringis dan memegangi pipinya yang kena tampar oleh ayahnya.

"Kamu tau vian, kamu tuh bener bener gak berguna, mau kamu apa hah, vano salah apa sama kamu sampai kamu buat dia masuk rumah sakit, saya gak habis pikir sama kelakuan kamu, saya membesarkan kamu bukan untuk menjadikan kamu anak yang suka berkelahi" bentak sang ayah.

"Tapi yah aku gak ngapain ngapain kak vano, malah aku bantuin kak vano pas dia dikeroyok sama musuhnya kak vano" bela vian pada dirinya sendiri memang benarkan vian yang menolong kakaknya dari raka.

"Bantuin apa? Vano bilang kamu ya yang mukulin dia sampai vano masuk rumah sakit, dasar pembohong saya gak percaya dengan ucapan kamu, gak mungkin lah vano punya musuh ya kalau kamu yang punya musuh baru ayah percaya"

Vian tak habis pikir kenapa vano bilang hal yang tak benar pada ayahnya, vian tau vano benci padanya tapi tak seharusnya vano bicara hal yang bohong seperti itu.

"Tapi ayah vian gak bohong tanya aja sama teman vian mereka ada disitu kok"

"Sekali pembohong tetap pembohong saya gak percaya sama ucapan kamu meskipun kamu bawa pengacara sekaligus"

Ayahnya sudah siap dengan sebuah benda yang ia pegang sedari tadi, ayolah vian tak mau membuat tubuhnya menderita lagi, vian suah lelah, vian tak mau.
















Gimana nih cerita ku komen ya, oh ya maaf kalau gak jelas dan banyak typo di cerita ini.

Jangan lupa vote and komen

Follow akun wattpad kuu huhuhuhu...

22 maret 2020

ALVIANO [PROSES REVISI]Where stories live. Discover now