bagian 17✔

7.5K 509 7
                                    

CTARRR.......

Suara yang membuat siapapun akan bergidik ngilu ketika mendengarnya,suara itu berasal dari sabuk adrian ayah vian, sabuk yang beradu dengan tubuh kurus vian, vian hanya meringis menahan semua rasa sakit yang menjalar ditubuhnya.

"Kamu tau saya benci kamu,benci sebenci bencinya" ucap ayah vian lantang didepan telinganya.

CTARRRR......

lagi lagi suara itu terdengar nyaring, ayah vian terus mengadukan sabuknya dengan tubuh vian, vian mulai melemas.

Vian menatap ayahnya "ayah maafin vi......an ayah" ucap vian dengan suara seraknya dan nafas vian mulai memberat.

"Maaf, selalu kata itu yang kamu ucapkan saya muak dengan semua kata maaf kamu"

Vian benar mati rasa, seluruh tulang nya seakan tak bisa berfungsi, untuk bergerak sedikit saja vian rasa tubuhnya sudah sakit teramat sakit, oh ayolah vian sudah tak kuat lagi dengan rasa sakit ini, dan apa ini sepertinya penyakit nya juga ikut memberontak padanya, komplit sudah rasa sakit vian.

"Bangun kamu jangan coba coba buat pura pura sakit, agar terhindar dari hukuman saya, bangun vian" kini tangan adrian menarik baju vian membuat vian terhempas kedinding, vian hanya mampu meringis saja

"Shhhh" cuman vian mencoba menahan sakit ditubuhnya dengan semua tenaga.

"Dasar tak berguna" adrian menendang perut vian dan meninggalkan vian begitu saja setelah meninggalkan semua luka ditubuh vian.

"Shhh sa....kit" cuman vian sambil memengangi perutnya yang ditendang oleh sang ayah tadi.

Vian merasa sudah tidak kuat lagi, matanya mulai memberat, dan nafasnya juga sudah mulai memberat pula, sesak vian sulit untuk bernafas, namun kali ini vian masih bisa merasakan sebuah cairan yang berbau anyir lolos dari hidungnya, dan suara panik dari bi siti juga vian masih bisa ia dengar namun setelah itu semua gelap dan pendengarnya juga menghilang.

"Den... Aden bangun, aduh gimana ini" panik bi siti yang melihat majikannya terkapar tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir ari hidungnya.

Bi siti yang melihat keadaan vian langsung ia memanggil pak anton untuk membawa majikannya ini kerumah sakit.

RUMAH SAKIT

Dirumah sakit terlihat tubuh vian yang sudah terpasang berbagai alat medis yang menempel ditubuhnya, vian begitu damai, seperti tak ada beban diwajahnya.

Bi siti hanya memandang wajah vian yang tenang, ia mulai berfikir bagaimana bisa seorang ayah tega memukul darah dagingnya sampai seperti ini.

"Den vian cepet bangun ya" ucap bi siti sambil mengusap rambut vian dengan lembut.

Setelah itu bi siti keluar dan pulang kerumah untuk mengambil baju dan mengerjakan pekerjaan rumah yang ia tinggal.

Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar begitu jelas, suara pintu terbuka menampakkan seorang gadis berkerudung dia salsa, tadi salsa diberitahu bi siti bahwa vian dirawat dirumah sakit jadi ia langsung buru buru kesini, tapi orang tuanya tak bisa datang jadi ia datang sendiri.

"Dasar vian, lo tuh bandel banget sih kan gue bilang kalau ayah lo mukul itu lawan bego, kan ngumpat gue gara gara lo nih, kalau lo lawan kan gak akan berujung kayak gini" omel salsa pada vian yang masih memejamkan matanya.

"Cepetan bangun, kalau lo gak bangun bangun gue patahin leher lo biar tau rasa siapa suruh lo bandel" kini air mata salsa mulai menetes entah mengapa ia sudah menangis seperti ini.

"Gue tau lo kuat kok yan, gue tuh gak mau lihat loh terbaring lemah kayak gini, gue gak suka lihat lo kayak gini, jadi cepet bangun oke, gue pamit pulang dulu besok gue balik lagi" setelah berbicara demikian salsa pergi dari kamar vian.

*********

"Vian kok belum dateng ya" ucap kevin dengan wajah panik karena ia merasa aneh biasanya vian sudah datang tapi hari ini ia tak melihat vian.

"Palingan tuh bocah masih molor dirumahnya" celetuk ujang yang sedang asik menyalin tugas dari buku aldo.

"Iya ya vin tumben tuh daki kuda belum dateng"

"Udah santuy lah vian mungkin lagi oteweh ke sekolah"

Kevin dan aldo hanya mengangguk mendengar jawaban dari ujang.

Bel pelajaran pun sudah berbunyi dan guru mata pelajaran sudah datang, namun kevin masih belum melihat vian datang apa vian telat, atau vian sakit jadi dia tidak datang kesekolah tapi semoga vian baik baik saja.

Setelah melalui beberapa mata pelajaran akhirnya bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas untuk menenangkan otak mereka setelah bergulat dengan pelajaran.

"Oh ya vin tumben vian gak sekolah, lo tau gak kenapa dia gak sekolah" tanya kinan yang tiba tiba saja sudah berada didepannya entah kapan ia datang.

"Gue juga gak tau, vian gak ngabarin apa apa" jawab kevin sambil mengemasi buku diatas mejanya dan memasukkannya ke tas.

"Kalian kan sahabat nya masa vian gak ngasih kalian kabar apa apa"

"Gue juga gak tau nan"

"Yaudah deh kalau gitu, gue ke kantin dulu ya" ucap kinan dengan muka lesu, ia benar benar khawatir dengan keadaan vian, dimana vian sekarang? Apakah dia baik baik saja? kinan berharap vian baik baik saja.

Saat kinan melihat salsa yang duduk di taman iapun menghampiri dan duduk disebelah salsa

"Lo kenapa sal" tanya kinan yang tak mengerti kenapa salsa bisa diam seperti ini biasanya dia sudah meledak kayak bom dikelas.

Salsa menoleh ke kinan "Emmm gue lagi bingung aja"

Kinan mengeryit "Bingung kenapa"

"Ahh gak kok enggak" salsa pun langsung pergi begitu saja, sungguh aneh.

Kinan merasa ada yang aneh dengan salsa, apa ini ada hubungannya dengan vian, kinan rasa selama ini salsa dekat dengan vian, jadi seperti nya salsa tau dimana vian saat ini, jadi kinan putuskan ia akan mengikuti salsa saat pulang sekolah.

********

Kinan kini berada di depan sekolah, ia sedang menunggu salsa, setelah beberapa menit ia menunggu kayak nunggu pacar buat pulang bareng (author: hehehehe ngelawak dikit gpp kan),ia melihat salsa pulang naik grab, ia pun langsung capsus nyusul sebelum ia ketinggalan jauh dari salsa.

"Bang ikuti orang tadi ya" ucap salsa pada abang grab nya.

Motor grab nya melesat mengikuti motor salsa, menyusuri setiap jalanan yang padat, sampai akhirnya salsa pun berhenti dirumah sakit, kinan hanya mengangkat alis mengapa salsa berhenti dirumah sakit? Siapa yang sakit? Vian? Atau keluarga nya?, semoga bukan vian, doa kinan dalam hati.

Ia pun turun dan memberikan selembar uang kepada abang grab dan melesat mengikuti salsa menyusuri rumah sakit, sampai akhirnya ia berhenti didepan kamar inap dan salsa masuk kedalam ruangan itu, jantung kinan sudah berdegup kencang, ia benar benar takut kalau yang didalam adalah vian, kinanpun mulai mendekat kearah pintu dan saat ia mengintip dari kaca pintu, jantung kinan seakan berhenti sejenak.

"Vian" ucapnya lirih.






















Huhuhu akutuh gaes gak mau nyiksa vian tapi mau gimana lagi muka vian selalu ngeselin sama author jadi maaf author siksa dulu hehehe;)

(Vian bi like: bangsat emang author satu ini, tanggung jawab lo thor udah bikin gue ngumpat nih)

Jangan lupa komen lo biar author semangat nulisnya, vote juga jangan lupa itu penting semua hehehehe.

Follow wattpad author yee.

24 maret 2020


ALVIANO [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang