ZH - 04

15.4K 965 48
                                    

Qayyum masuk ke dalam sebuah bangunan yang kelihatan kusam warnanya namun dari luar dia sudah mendengar suara jeritan dan sokongan penonton dari dalam . Malah bersusun kereta terpakir di hadapan bangunan putih kusam itu . Malah golongan bangsawan juga ada menyaksikan perlawanan kalah mati itu .

" Sir " Luke membuka pintu untuk ketuanya masuk . Dia berpapasan beberapa wanita yang memakai pakaian tidak cukup kain .

Senang cerita seksi ! Mempamerkan apa yang tidak sepatutnya kepada kaum Adam . Mereka sempat memberikan lirikkan menggoda kepada Qayyum , namun lelaki itu tidak mengendahkan , dia terus berjalan ke satu lorong yang hanya diterangi lampu kalimatang yang sudah malap dan berkedip-kedip cahayanya .

Qayyum memasukkan kedua tangan ke dalam poket hoodienya . Hud ditarik ke atas kepala sebaik saja seorang pengawal yang menjaga pintu masuk itu membukakan pintu untuknya .

" Tell Leo I'm here " tutur Qayyum sedikit kuat .

Melawan bunyi bising dari penyokong pihak lawan . Qayyum berjalan menuju ke sebuah tempat duduk khas untuk mereka golongan VIP . Qayyum tersenyum sinis apabila mata dia menangkap seseorang yang fokus melihat aksi lawan di dalam ring itu .

" Master Aden " tegur Qayyum apabila dia sudah berdiri di hadapan tubuh tua itu .

Kiri dan kanan Master Aden ada dua perempuan yang memandang Qayyum hairan . Qayyum kenal dua perempuan itu , pengawal peribadi Master Aden . Handal dalam seni pertahankan diri .

" Have a sit Qays " Master Aden senyum . Tongkat miliknya ditunjuk pada sofa di kosong di sebelahnya .

Luke dan Mattias berdiri tidak jauh dari Qayyum . Mereka mengambil langkah berjaga-jaga . Malah separuh anak buah mereka ada dalam kelompok penonton . Mencari jika ada musuh menyelinap masuk .

" It's been a year , Qays . Nothing changed . Kau masih sama macam dulu . Usia tak menjamah wajah kau " tutur Master Aden fasih .

Qayyum senyum . Ya , dia dan Master Aden berkawan baik . Malah dia yang membantu kumpulan Dè Luchese , sebuah kumpulan mafia di geruni di kota New York . Malah kumpulan itu masih teguh berdiri biarpun pemimpinnya sudah dimamah usia .

Benardo A. Luchese , pewaris ketiga kumpulan mafia itu .

" Aku tak berubah , tapi kau yang semakin tua . Aku masih awal 30-an . Masih muda . Kau ? " sengaja dia memprovok Master Aden .

Master Aden tergelak . Bahu Qayyum ditepuknya . Sorakkan makin bergema kuat apabila seorang lelaki berjaya ditumpaskan oleh seorang wanita yakni anak kepada Master Aden sendiri .

" Laura ? " .

Kening Qayyum terangkat . Tidak menyangka gadis itu sanggup masuk ke pertandingan kalah mati itu . Malah Master Aden nampak biasa sahaja .

Qayyum memandang saja gadis itu keluar dari ring sambil berjalan terhincut-hincut . Wajah penuh dengan kesan darah . Lebam sana sini . Gadis itu hanya mengenakan sport bra dan seluar pendek paras peha .

" Hey Qays " mereka berlaga penumbuk .

Laura dengan selamba duduk di atas ribaan Qayyum . Malah dia beriak wajah biasa sahaja . Qayyum pula membiarkan sahaja . Master Aden senyum puas .

" Aku hantar Ariana sebab aku tahu dia akan menang . Lagipun dia lawan dengan budak Genove , lembik . Lemah ! Jadi dari aku habis duit upah budak lembik macam tu , baik aku hantar Ariana sendiri " jelas Master Aden tanpa riak bersalah .

ZARA HELINA | C | ARS •8•Where stories live. Discover now