ZH - 21

10.7K 769 31
                                    

Helina merungut tidak berpuas hati . Dia ingin lagi menjelajah setiap pelosok mansion itu tetapi si psiko itu terlebih dahulu membawa dia ke bilik mereka . Dikunci dari luar . Helina kembali bersendirian . Rambut paras pinggang dikusutkan .

Dia terduduk di birai katil . Tangan kanan dinaikkan untuk menongkat dagu di atas peha . Mata dia meliar melihat bilik lelaki itu . Kelam . Gelap . Bahkan , pintu balkoni dikunci . Memang tiada cara lain untuk dia keluar dari kurungan si psiko itu .

" ARGHH BENCI ! " dia menjerit kuat . Badan direbahkan ke atas katil . Apa je dia nak buat ? Tak ada apa-apa selain menatap siling kosong dan dinding bilik .

" Entah-entah aku boleh jadi gila macam dia . Eii~ taknak aku ... " dia mengeleng kepala kiri kanan beberapa kali .

Helina mula bersenandung perlahan . Menguman lagu yang sering dia nyanyikan waktu kecil-kecil dulu . Lagu yang lekat di fikiran dia sehingga kini . Rolling in the deep by Adele . Lagu lama tetapi cukup membuatkan pendengar rasa suka .

Dia baru saja membersihkan diri . Rasa jijik pula mengenangkan sikap Qays padanya saat mereka berdua tadi . Darah yang kotor itu dicalit pada wajah dia . Helina tidak boleh terima semua itu . Nak melawan , dia pula yang sakit nanti .

Di tingkat bawah , Qays memandang Mattias dan Luke . Dua lelaki yang bertanggungjawab menjaga mansion dia selama ketiadaan dia . Qays tidak selalu ada di Malaysia . Dia banyak berulang alik ke luar negara untuk menguruskan kumpulan mereka di sana .

" Perempuan tu macam mana ? Aku nak maklumat terkini ... " tutur Qays keras .

Gelas kaca ditangan dimainkan . Bukan wain ataupun alkohol , di dalam gelas itu hanya air sparkling . Yang menjadi kebiasaan dia untuk minum dikala hati dia galau .

Luke menapak ke hadapan . Dia berdehem apabila mata bak helang itu menikam wajah dia . Luke juga rasa gementar apabila berhadapan dengan Qays . Ketua dia itu , kekadang sikap dia baik kekadang mengalahkan syaitan .

" Perempuan tu sekarang tinggal di hotel . Yang aku tahu , setiap malam dia akan keluar bersama seorang orang tua ni ... " lapor Luke sambil menunjuk beberapa foto kepada ketuanya .

Qays memandang dengan wajah tidak berperasaan . " Siapa orang tua tu ? " soalnya ingin tahu .

Dia menarik senyuman sinis . Pasti lelaki itu sugar daddy baru perempuan itu . Kasihan , lelaki tua itu sudah masuk ke dalam jerat permainan perempuan itu tanpa sedar . Qays berasa bersimpati .

" Datuk Omar . Pengasas OMR Cosmetic ... " .

Qays mengangguk . Sudah pasti , lelaki tua itu mengambil perempuan itu sebagai duta untuk produk barunya . Qays mengelap mulutnya dengan kain napkin yang disediakan .

" Kau follow je perempuan tu . Aku nak tengok sejauh mana permainan dia ... " tutur Qays dalam nada perlahan . Dia diam tidak bermakna dia tidak sertai permainan perempuan itu .

Dia diam kerana ingin melihat sejauh mana perempuan itu bertindak untuk menghancurkan dia dan juga kumpulan dia . Qays belum bodoh lagi untuk jatuh ke tangan perempuan itu .

" Baik bos " Luke menunduk hormat . Dia sudah mampu menarik nafas lega . Mujurlah Qays tidak mengamuk .

Baru saja kaki Qays menjejak anak tangga , bunyi loceng rumah kedengaran . Qays kerut dahi . Tidak lama itu , Renny kembali sambil menundukkan kepala dia .

" Siapa ? " tanya Qays dengan sebelah tangan dimasukkan ke dalam poket .

Renny tertunduk ketakutan . " Erm ... miss Laura sir " jawab Renny takut-takut .

ZARA HELINA | C | ARS •8•Onde as histórias ganham vida. Descobre agora