ZH - 18

9.6K 699 21
                                    

Mata dibuka , terasa lenguh satu badan apabila dia tidur di atas lantai . Tanpa selimut . Sebuah bilik kecil , kotor . Dia mengerut wajah melihat satu dulang di hadapan pintu bilik dia . Ada sebotol air . Sebungkus roti .

" Penjahat mana pula yang baik hati ni ? " gumam dia sendiri . Mengengsot mendekati pintu .

Helina tersenyum riang . Sesaat kemudian senyuman dia mati . Helina mengeluh . Baru sedar kedua tangan dia diikat di belakang . Kaki pula dibiarkan bebas .

Helina berdiri . Dia memandang sekeliling bilik itu . Tiada apa-apa melainkan sebuah almari dan bilik air . Satu tilam nipis . Lebih kepada tilam budak .

" Haih ... kedekut betul . At least , bagilah aku katil ke apa ... tak pun bilik mewah ke ... macam drama dalam tv tu " rungut dia sendiri .

Helina membuat lompatan . Kaki dirapatkan ke badan , kedua tangan yang terikat dibawa ke depan . Helina membuat lompatan laju . Kini , kedua tangan dia berada di hadapan .

Dia kembali bersila . Berdekatan dengan pintu itu . Air mineral dibuka terlebih dahulu . Rasa dahaga sangat-sangat . Kemudian , barulah dia membuka bungkusan roti . Helina makan dengan lahap sekali . Mulut dibuka besar . Lapar !

Licin roti dan air mineral dikerjakan oleh Helina . Dia memegang perutnya . Asyik dia mengelamun , terdengar derap langkah seseorang mendekati bilik itu .

Helina ingin berdiri . Tapi entah dimana silap dia , pintu bilik itu dibuka dari luar dengan kasar sekali . DUM ! Dahi Helina selamat mencium pintu kayu itu .

" Aduhh ! " dia mengaduh sakit . Tangan naik mengosok dahi dengan susah payah .

" Kau buat apa kat situ ? " soal satu suara . Dingin .

Helina dongak . Terpana dia melihat wajah Qayyum menyapa pandangan dia . Serta merta Helina mengalihkan wajah dia . Qayyum tersenyum sinis . Atau lebih tepat lagi- Qays .

" Bangun ... "

Helina terpinga-pinga . Dapat dirasakan badan dia ditarik kasar oleh dua lelaki . Helina sempat berdecit . Lengan dia rasa sakit akibat dicengkam kuat .

" Bawa dia ke sana " arah Qays tegas . Tanpa perasaan .

Tubuh Helina di dudukkan secara paksa oleh dua lelaki itu . Dalam keadaan melutut menghadap Qays yang berdiri megah di hadapan dia .

" Keluar " .

Dua lelaki itu membungkuk hormat . Mereka keluar dari bilik itu . Berdiri tegak mengawal dari luar . Membiarkan urusan ketua mereka bersama perempuan itu .

Qays mengeluarkan pisau lipat dari poket seluarnya . Memandang Helina yang sedang menunduk kepala dengan seringai jahat . Cukup menyeramkan .

" Hei Ara ... " panggil Qays perlahan . Tetapi kedengaran seram di telinga Helina . Cukup seram .

" Pandang aku ! " rahang gadis itu dicengkam kasar .

Helina mendengus perlahan . Saat mata dia bertentangan dengan iris hitam pekat itu , dia seakan tersedar akan sesuatu . Gaya rambut . Penampilan . Itu bukan Qayyum Idham .

" Dah kenal ? " soal Qays tegang .

Helina menarik senyum sinis . " Qays ... " dia menyengetkan kepala . Membuatkan Qays ketap gigi geram .

" Apa kau nak ? " soal Helina berani . Sengaja mencabar lelaki itu .

Qays tertawa senang . Dia melepaskan cengkaman dia pada rahang Helina .

" Aku tak ada masa nak layan orang gila macam kau . Really waste my time " sinis Helina .

" Buang masa ? " kening Qays terangkat tinggi . Dia kagum dengan keberanian gadis itu .

ZARA HELINA | C | ARS •8•Where stories live. Discover now