03 - Marahnya Ardan

9K 1K 39
                                    

03 - Marahnya Ardan

.......................................................................



"Nandanya udah berangkat duluan, emang gak bareng nak Ardan?" Tanya ibu Taehyung dengan raut bingung. Pagi-pagi biasanya memang Ardan menjemput putra bungsunya tapi  pagi ini Taehyung berangkat lebih pagi dan katanya akan menjemput Ardan.

Sedang Ardan sendiri baru tiba di depan rumah dan menanyakan kemana si Nanda. Rautnya bingung, "Ya udah Ma, makasih. Mungkin bareng Bagas." Jungkook menyalakan mesin motornya, "pamit ya Ma." Udah itu langsung melesat kesekolah untuk mencari dimana Taehyung.

Taehyung jarang bersifat seperti ini. Kenapa sih?

. . .

"Nandanya ada?" Tanya Jungkook setelah memotong jalan Jimin. Andrean Jimin Bagaskara.

"Lo pagi-pagi nanya Nanda? Gue aja baru dateng ya mana tau sih Cakra. Bukannya biasanya dia bareng sama lo kalau ke sekolah?" Mengusak surainya acak-acakan terlihat malas sekali.

"Dia berangkat pagi-pagi dan gak bareng gue." Pekik Ardan frustasi, kalau seperti ini dia bingung. Taehyung itu lemah, kecil, pendek pula, mana bisa dia kabur. Astaga, Jungkook tidak bisa berhenti cemas takut Taehyung kenapa-napa kalau tanpa dia.

Taehyung itu sudah biasa mengandalkan Jungkook, apa-apa Jungkook, ini-itu Jungkook, pr Jungkook, bawain tas Jungkook, antar jemput Jungkook, ngantri kantin Jungkook, pokoknya semua yang lakuin Jungkook. Gak masalah kalau dia di perlakukan kayak pembantu, dia sudah biasa dan gak biasanya Taehyung bersifat kekanak-kanakan dengan pergi tanpa seijin dan tanpa dalam pengawasan Jungkook. Bayi besar itu benar-benar merepotkan.

Jimin menatap Jungkook lamat-lamat. "Udah periksa kelasnya?" Tanyanya.

"Udah?!" Balas Jungkook tidak santai.

Menghela nafas sebentar, "cari gih di gimnasium siapa tahu nonton orang ganti baju." Berjalan melewati Jungkook untuk ke kelas.

Jungkook segera berlari ke gimnasium seperti yang Bagas bilang. Akan mematahkan tulang Bagas kalau Taehyung tidak ada di gimnasium sungguhan.

. . .

Jungkook mengepalkan tangannya kuat, disana, sejauh empat meter Taehyung berdiri di depan ruang ganti klub volli dan berjalan maju saat pintu terbuka dan nampak Bogum keluar dari dalam. Menyerahkan sebotol air dingin dengan nada dan raut ceria.

Jungkook benci homo, dia tidak suka. Dia memang sangat benci. Apa kurang ya anak cewe di seluruh dunia sampai harus sama cowo?

Bogum menepis keras botol Taehyung melemparnya jauh dan membentak sahabat Jungkook hingga terpojok di dinding. Jungkook mengepalkan tangannya kuat-kuat, buku-buku jarinya memutih dan kukunya mampu mengoyak kulit tangannya. Menatap bengis,  kesal, kecewa, marah, lega dan benar memancing emosinya.

Dia memang benci tapi tidak dengan Taehyung, tahu anak itu homo tapi ia tidak bisa membencinya. Tahu kalau ia normal dan Taehyung homo tapi ia justru tidak masalah. Ia benci homo tapi tidak dengan Taehyung sekalipun bocah merepotkan itu benar-benar homo atau ternyata dia memang uke.

Botol putih dengan air minum dingin itu mencapai ujung sepatunya. Matanya bergulir penuh emosi, melihat sahabatnya di himpit di dinding dengan wajah ketakutan.

"Sialan." Desisnya.

. . .
Still TBC



Normal Vs HomoOù les histoires vivent. Découvrez maintenant