04 - Homo ya?

9.6K 1K 39
                                    

04 - Homo ya?

............................................................................








Ardan memukul wajah Agas dengan emosi terkumpul sebelum laki-laki itu sempat menyentuh tubuh temannya. Sialan. Tatapannya bengis menyorot pada kumpulan anak laki-laki yang terperangah melihatnya yang tiba-tiba memukul wajah Agas.

"Lo sentuh Nanda, seujung helai rambutnya pun. Itu. Berurusan. Sama gue." Ucapnya dengan tatapan nyalang menyorot tajam, berdiri kokoh di depan Taehyung yang meringkuk takut menutup matanya di belakang.

Jungkook melirik ke belakang sekilas, "Taehyung, tutup mata lo sampai gue ijinin lo buat buka mata." Taehyung mengangguk cepat menutup matanya rapat-rapat menuruti ucapan Jungkook.

Jungkook memutar kepalanya menatap sekumpulan lelaki di depannya, anak klub volli. Taehyung tidak tahu apa yang Jungkook lakukan, hanya terdengar suara pukulan, berisik, terdengar debuman keras serta tubuh seseorang yang menghantam sesuatu.

"Ju-Jungkook..." Taehyung tetap meringkuk menutup matanya tidak berani membantah.

"Tetap tutup mata Tae, tutup telinga lo?!" Seru Jungkook dan Taehyung berjongkok menempelkan tubuhnya ke dinding menutup telinganya kuat. Masih takut, terlalu takut soal bagaimana dengan Bogum, soal amarah Jungkook, dan soal keadaan dirinya sendiri.

Jungkook bukan berandal yang pamer kekuatan atau kekuasaan untuk di pandang lebih tinggi yang nyatanya terlihat begitu rendahan. Dia memilih bersifat sok kalem dan menanggapi seadanya, terkadang juga dingin. Tapi tidak ada Jungkook yang kalem jika menyangkut Taehyung, tidak ada Jungkook yang dingin menyangkut Taehyung. Dia akan menjadi sosok bengis, kejam dan mengerikan yang seolah mampu mematahkan tulang manusia.

Jika Jungkook adalah batu maka Taehyung adalah kertas, Jika Jungkook adalah sandal maka Taehyung adalah kaki, jika Jungkook adalah rumah maka Taehyung adalah isinya. Seperti halnya perumpamaan, Jungkook adalah pahlawan 24 jamnya Taehyung, sedang Taehyung adalah 24 jam perusuhnya Jungkook.

Jungkook menghantam perut salah pemain volli lantas mendorongnya hingga membentur dinding. "Kalau kalian berani ngelukain Taehyung,  jangan harap untuk hidup." Menarik tangan Taehyung dan mendekapnya turun ke lantai dasar.

"Gak apa-apa, bajingan itu gak bakal nyakitin lo lagi." Rapalnya sepanjang jalan menenangkan Taehyung.

. . .

Jimin menoleh malas kearah dua anak adam yang kini berdebat di depannya. Ardana Jungkook dan Arestia Taehyung.

"Jadi udah acara marahnya?" Tanyanya dengan nada dan raut yang kentara sangat malas meladeni dua insan itu. Untung tema coba kalau bukan?

"Ya udah lah, Taetae, lo salah di sini karena lo berangkat atau gak ijin apa-apa sama Jungkook." Jungkook mengangguki, membenarkan ucapan Jimin, "tapi di sini Jungkook juga salah, lo gak boleh main emosi dan asal jotos orang aja. Lo gak boleh marah kalau lawan lo ternyata ngelakuin Tae gak baik dan lo lampiasin amarah ke dia."

Taehyung dan Jungkook mengerucutkan bibirnya kesal. "Duhhh.... kalian ini?!! Si Bogum gak ngapa-ngapain tapi kalian nya yang terlalu drama banget deh!" Mengacak surainya kesal.

"Sebenernya, emang gak boleh ya kalau Bogum nyentuh Tae? Lo kan bukan pacarnya Kook, kenapa lo gak terima?" Jimin menatap sangsi kearah Jungkook.

"Oh gue lupa. Lo normal." Jimin mengangguk-angguk kecil. "Tapi kalau normal.... seharusnya lo biasa aja dong. Lo udah homo ya?"

. . .

Still TBC















Normal Vs HomoWhere stories live. Discover now