Extra Part : Ramalan Cinta

4.4K 588 12
                                    

27 - Ramalan Cinta

............................................................................






Di pagi yang cerah, Jungkook terbangun, mengucek matanya sebentar sebelum menengok ke samping kasurnya. Ada Taehyung lagi baca sesuatu di ponselnya sambil nangis.

Tunggu....

Tadi ngapain?

Taehyung nangis.

Jungkook mengangguk saja, kesadarannya belum bangun. Sekejap ia menoleh lagi, Taehyung nangis, dia lagi NANGIS BANGSAT.

Jungkook buru-buru bangun, "lo kenapa, Nan? Kok nangis?" Mengabaikan pening di kepalanya terbangun tiba-tiba.

"Nanda udah coba berkali-kali, masa tetep aja gak jodoh. Huweeeee!!!" Merangkul Jungkook dan tiba-tiba menangis keras.

"Apa yang gak jodoh, Nan?" Bingung Jungkook.

"Kita. Kita gak jodoh. Kita gak bakal nikah, gak bakal pernahhh!!" Nangis keras lagi bikin Jungkook makin pusing.

Jungkook meraih ponsel Taehyung dan mengecek apa yang membuat bayi besarnya itu menangis seperti orang goblok. Tertulis di atasnya ramalan cinta.

Ada nama dia sama nama Taehyung di tulis juga tanggal lahirnya kemudian ada lima bentuk love yang punya warna berbeda. Satu warna merah dan empat warna hitam, kemudian di gulir ke bawah ada alasan ketidak cocokan.

Tertulis juga, putus lima kali, kemungkinan selingkuh lima puluh persen, gagal menikah delapan kali. Jungkook menatap tajam, ia mencari-cari tanda laporkan, ini jelas penipuan. PENIPUAN!!!

Taehyung tiba-tiba melepaskan pelukkan, "Jungkook, gak bakal ninggalin Nanda kan?" Tanyanya.

"Gak."

"Gimana kalau iya?"

"Gak bakal. Sumpah." Jungkook berjanji, dan Taehyung kembali mendusel di dada Jungkook yang telanjang, "lo dapet dari mana?" Tanya Jungkook.

"Adrean." Jawab Taehyung yang terdengar samar.

Jungkook mendengus, tidak terlalu mengejutkan. "Kok lo percaya sama dia sih? Ini juga apaan? Gak usah percaya."

"Tapi Bagas bilang waktu dia ramal hubungan dia sama Kak Yoon dapet love lima."

"Itukan mereka, yang kayak gini gak ada hubungannya sama masa depan. Timbangan berat badan aja juga kadang masih salah, jangan percaya sama ginian lagi." Jungkook menghempaskan ponsel Taehyung.

Setelah cukup lama Taehyung mendusel Jungkook kemudian bicara, "morning kiss?"

Taehyung mengecup secepat kilat dan kembali mendusel. Jungkook tersenyum simpul lalu kembali memejamkan mata dan mengelus kepala Taehyung.

"Bobo lagi, ayo." Ajaknya. Lalu mengecup kecil puncak kepala Taehyung.

"Udah bobo, gak ngantuk lagi sekarang."

"Bangun jam berapa?" Jungkook akhirnya bertanya.

"Jam lima, tadi maunya ke dapur buatin makan sama minum buat Ardan tapi Bagas nelpon  pagi-pagi dan akhirnya Nanda buka pesannya dia semalam dan akhirnya nangis." Padahal Jungkook gak nanya alasan dan kejadian lengkap.

"Nanti pake baju gue aja ke kampusnya, gak usah bolak balik ke rumah lo buat ambil baju." Jungkook kembali bicara dengan mata masih terpejam.

"Baju Ardan gede semua, ukurannya gak ada yang pas." Taehyung menyamankan posisi.

"Lo numpuk pakaian kotor di  rumah gue, btw. Udah di cuci sama Mama, ada di lemari." Jungkook membalas.

"Kalau udah nikah nanti, apa kita bakal kayak gini terus ya?"

"Kemungkinan, tapi mungkin perlakuan gue beda lagi."

"Beda gimana?" Taehyung mendongak.

Sesaat matanya membola dan ia lupa bernafas saat Jungkook menarik tekuknya untuk di sesap rasa manis dari penyatuan bibir mereka. Sedikit lumatan hingga Taehyung memilih memejamkan mata dan membalas sesekali perlakuan temannya.

Kayak gini Taehyung, kayak gini, batin Jungkook bejat.







. . .
Still TBC







Normal Vs HomoOnde histórias criam vida. Descubra agora