22 - Ujian 2

5.3K 726 42
                                    

22 - Ujian 2

........................................................................







"Cuaca gak mendukung. Papa, besok aja ya?" Jungkook mencoba menawar.

Hujan, walau gak terlalu deras tapi Jungkook masih takut sama kesayangannya.

"Ini ujian kedua, kamu harus berdiri di sana selama dua jam."

"Pa, di luar hujan!!" Jungkook membantah.

"Justru bagus kalau hujan, kita lihat Taehyung bakal bertahan atau nyerah." Kali ini Papa juga menolak permohonan Jungkook. Lagi.

"Gak papa, Dan, semangatin Nanda ya?" Rautnya ceria sekali dengan tubuh hampir sepenuhnya basah di bawah guyuran hujan di halaman belakang.

Taehyung baru saja berdiri beberapa detik tapi Jungkook sudah tidak tahan melihatnya. "Jangan pernah kamu bantuin Taehyung, dia jadi ngandelin kamu terus dan akhirnya gak pernah ngerti artinya memperjuangkan."

"Selama ini yang gak berjuang cuma Ardan, Papa bahkan gak pernah bisa ada di samping Ardan untuk waktu lama. Papa gak akan pernah tahu, justru Nanda yang selama ini berjuang buat Ardan." Jungkook langsung menoleh ke Papanya dan mengimbuhkan, "tahu apa soal Ardan? Papa bahkan gak pernah tahu apa-apa." Lalu melenggang masuk rumah.

Taehyung di halaman hanya menunduk, guyuran hujan yang semakin deras mampu menulikan perdebatan Papa dan anak di  teras rumah. Jungkook kembali dengan payung di tangannya.

Dia akhirnya nyamperin Taehyung dan meluk kesayangan yang badannya dingin, kepalanya panas dan wajahnya makin pucat. Jungkook mayungin mereka berdua, lebih tepatnya mayungin Taehyung, peduli amai soal dia yang basah. Air gak akan nyakitin dia, walau ia tahu itu juga gak bakal nyakitin Taehyung.

Papa Jungkook hanya diam melihat anaknya memeluk pacarnya di tengah halaman.

"Jangan, nanti ujiannya gak lulus. Jungkook masuk rumah aja, nanti Jungkook sakit." Taehyung mencoba mendorong tubuh Jungkook tapi pacarnya itu gak bergerak sedikitpun.

"Justru gue yang takut kalau lo sakit. Gini aja, gue gak peduli lo lulus ujian atau gak karena yang gue tahu. Gue cuma harus jagain lo." Jungkook mengeratkan pelukannya. Menenggelamkan kepalanya di bahu Taehyung.

"Dan, jangan, cukup kali ini aja biarin gue berjuang buat lo."

"Terus? 12 tahun ini lo ngapain kalau gak berjuang? Lo pengen gue terus-terus bersalah karena gak ada yang bisa gue lakuin buat lo selama ini?" Jungkook gak peduli, "ayo, masuk, lo gak boleh di sini." Jungkook melonggarkan pelukkan dan menarik tangan Taehyung masuk ke rumah.

"Dan, Nanda harus di sini sampai dua jam." Taehyung menarik tangannya dari Jungkook, payung mereka aja udah jatuh sejak Jungkook melonggarkan pelukannya.

"Masuk! Gak usah peduli sama ujiannya, lo yang penting di sini." Jungkook menariknya lagi.

"Dan.... gue cuma mau Papa nerima kita."

"Percuma Papa nerima kita kalau caranya bisa bikin lo sekarat kayak gini." Jungkook berusaha sungguh-sungguh, mungkin dia marah dan emosinya gak terbendung lagi.

Di otaknya cuma ada satu tujuan, Jagain Taehyung. Dan prinsip itu gak akan berubah sampai kapanpun.

Taehyung perlahan mendekat dan mencium Jungkook  tepat di bibir, hanya menempel, setelahnya, yang Taehyung lihat hanya hitam dan samar-samar teriakan Jungkook di telinganya.

"Taehyung!!!"










. . .
Still TBC







Normal Vs HomoWhere stories live. Discover now