16 - Boleh?

6.4K 789 51
                                    

16 - Boleh?

............................................................................









"Ardan, beruangnya ganteng ya?" Taehyung tertawa cekikikan sambil memeluk beruang besar yang tadi di lokernya. Sedang tiduran di kasur sama Jungkook. Tapi Jungkooknya asik main game.

"Jadi pengen bebek-bebekan." Kekehan kecil keluar lagi, sambil usel-usel hidung beruang seperti tokoh stiker Line.

"Padahal tadi, Nanda kirain siapa, rupanya Ardan yang kasih. Nanda jadi baper, Ardannya romantis banget." Cekikikan gak jelas tiduran di kasur Jungkook.

Barangnya memang di pindah ke rumah, tapi sayangnya gara-gara bapak pengangkut barang biasanya ngangkut barang punya mamanya Jungkook ini malah di turunin di rumah Jungkook, karena di pikir emang barangnya milik keluarga Jeon. Ya percuma sih, padahal mobil nya ngelewatin rumah Taehyung.

"Ardan... kenapa gak punya pacar aja?" Tanya Taehyung tiba-tiba.

Jungkook yang tadinya ingin menekan tombol senjata andalannya berhenti sebentar, ia menoleh ke arah Taehyung yang tersenyum kecil tulus berguling bersama beruang yang memang sengaja ia beli kemarin.

Rautnya datar, tidak ada yang tahu isi pikirannya apa. Tiba-tiba Jungkook memilih keluar dari pertarungan, meletakkan ponselnya asal di atas kasur.

"Nan." Panggil Jungkook setelah ia menarik kuat beruang jumbo dari atas Taehyung.

Kedua bola mata Taehyung melebar saat tahu wajah Jungkook berada di atasnya, senyumnya luntur di gantikan raut was-was, "i-iya?" Tambah gugup saat dua tangan Jungkook tepat berada di samping tubuhnya.

Duh, ambigay.

Setelah cukup lama Jungkook hanya memandang Taehyung yang ketar-ketir, keringat dingin di bawahnya ia menyentuh bibir Taehyung membuat teman lama-selamanya itu tak tenang menoleh kesana-kemari.

"Boleh?" Tanya Jungkook.

"A-apa?" Cengo banget muka Taehyung, jelek banget ini pasti.

"Cium lo, boleh?" Tanya Jungkook lagi, wajahnya masih serius.

Kook, ini gak benerkan? Tolong ngakak setelah ini, bilang itu bercanda, ngakak sepuasnya. Lo itu normal - batin Taehyung dengan dada memburu, sialan, pipinya udah merona sampai telinga.

Gak dapet balesan, akhirnya Jungkook mendekat secepat kilat menyambar bibir Taehyung segera. Tangannya menangkup rahang Taehyung. Di lihat dari pergerakan Taehyung yang diem kayak patung, kayanya dia tegang.

Ini emang bukan ciuman pertama buat mereka, Taehyung pernah dapat pengalaman yang sama waktu Sd dan Jungkook dapet pengalaman pertama waktu dia Tk. Dan Jungkook juga sering ciuman sama mantan-mantannya dulu pas masih ada hubungan jelas.

NAH INI TUH HUBUNGANNYA GAK JELAS BANGET, terus kenapa mereka kudu ciuman?

Jungkook menjauhkan kepalanya, matanya membola lucu, "maaf." Bibirnya melengkung ke bawah, wajahnya kayak bersalah banget, seolah-olah tadi cuma sekedar numpahin teh ke baju Taehyung doang. Berengsek emang.

Sedang Taehyung menatap horor wajah temennya yang berada di atas wajah dia dengan warna merah di pipi.

"Kook, gue..."

Brak!

"Jungkook kenapa ada barang di depan pin-" mama Jungkook barusan membuka pintu kamar putranya,  niatnya mau tahu kenapa ada barang depan rumah tapi pemandangan ambigu tercetak di depan mata.

Berkedip beberapa kali, tubuh dua orang saling tindihan, tangan Taehyung di dada Jungkook, Jungkook mengurung Taehyung, dan saliva di dagu anak tetangganya. Ooook, kayaknya Mama Jungkook butuh pengertian.

"Kalian bisa turun dan jelasin ini apa?"

Buru-buru dua manusia adam itu turun dari kasur. "Iya, Ma!" Seru keduanya bersamaan.









. . .
Still TBC









Normal Vs HomoWhere stories live. Discover now