Part 21

102K 12.2K 4.1K
                                    

JANTUNG Taeyong berdetak dengan sangat cepat, ia menarik napas dalam sebelum menghembuskannya secara perlahan. Hari ini datang, dimana ia akan mengucapkan janji suci pernikahan bersama Jaehyun. Taeyong tidak bisa tenang, sungguh, ia takut bila nanti ia mengucapkan janji suci dengan salah karena rasa gugup yang berlebihan.

Tubuh Taeyong di balut dengan jas serta celana berwarna hitam, dasi berbentuk pita terpasang di kerah dan kemeja putih yang ia kenakan terlihat begitu kontras. Taeyong menatap pantulan dirinya di cermin; wajahnya sudah di beri riasan tipis serta pemerah bibir agar ia tidak terlihat begitu pucat.

"Taeyongie.."

Pintu ruangan Taeyong terbuka, menampilkan seorang wanita dengan dress hitam semata kaki. Itu adalah Yoona; Bibi yang selama ini merawat Taeyong serta Mark sebelum Taeyong memiliki pekerjaan. Yoona tersenyum lebar melihat penampilan Taeyong, keponakannya itu sangat sempurna.

"Bibi," ujar Taeyong yang kini berdiri di hadapan Yoona. "Dimana Paman?"

"Sedang berbicara dengan besan." gumam Yoona pelan, ia menepuk bahu Taeyong, "Bibi tidak menyangka jika kau akan menikah secepat ini, Mark bahkan belum lulus dari sekolah menengah atas."

Yah, Taeyong juga tidak menyangka, Jaehyun terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Terkadang Taeyong berpikir, apakah hubungan mereka akan baik-baik saja? Masalahnya, Jaehyun dan Taeyong sering sekali beradu mulut karena berbeda pendapat, Taeyong berharap bila rumah tangganya nanti bersama Jaehyun akan berjalan lancar.

Taeyong tersenyum kecil. "Bibi terlihat cantik."

"Bibi memang selalu cantik," Yoona mencebikkan bibir dan menarik tubuh Taeyong untuk di dekap secara perlahan. "Semoga kau bisa mendapatkan kebahagiaan bersama Jaehyun. Bibi tidak pernah melarang atau mempersalahkan orientasi seksualnya Taeyong, selama kau bahagia, maka Bibi tidak keberatan."

"Terimakasih Bi.." gumam Taeyong pelan, ia membalas pelukan Yoona dan tersenyum lebar.

Yoona menepuk pelan punggung Taeyong sebelum melepaskan pelukan mereka. Ia mengusap pipi Taeyong, meskipun akhir-akhir ini mereka jarang bertemu, Yoona masih tetap menghubungi Taeyong atau Mark melalui panggilan. Ia sangat menyayangi kedua ponakannya itu.

"Hyung." Mark berdiri di depan pintu yang terbuka, tubuhnya di balut oleh setelan berwarna senada seperti Taeyong, kali ini Mark menata rambutnya dengan rapih membentuk forehead, "Bibi, Paman mencarimu."

"Ah baiklah, Bibi harus pergi ke depan! Sampai bertemu di altar Lee Taeyong!" seru Yoona yang kini melambaikan tangan dan berjalan menjauh dari sana, meninggalkan Taeyong serta Mark di dalam ruangan.

Taeyong menatap penampilan Mark dari kaki hingga kepala dan berdecak kagum. "Baru kali ini kau terlihat sangat tampan! Tapi tetap saja, Hyung yang paling tampan!"

Mendengar itu Mark mendengus. Apa Taeyong tidak bercermin? Bagaimana bisa Kakaknya itu mengatakan tentang ketampanan? Wajah Taeyong saja sudah di hiasi oleh riasan tipis, itu malah membuat Taeyong terlihat semakin cantik.

"Lima belas menit lagi Hyung, persiapkan dirimu. Aku tidak mau mengurusmu bila nanti kau pingsan di altar." gumam Mark yang kini berdiri di depan cermin; membetulkan letak dasi yang sedikit miring.

Taeyong mengerucutkan bibir. "Hyung sudah menyiapkan diri sejak tadi malam tapi jantung Hyung tetap berdetak dua kali lebih cepat! Bagaimana jika nanti Hyung terkena serangan jantung saat sedang berjalan menghampiri Jaehyun di altar?"

"Bila itu terjadi, artinya pernikahan batal dan Hyung akan berakhir di pemakaman."

"YA! TEGA SEKALI!" teriak Taeyong kesal, ia mendelik dan berdiri di samping Mark, menatap pantulan tubuh mereka berdua di cermin, "sejak kapan kau tumbuh tinggi?"

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang