Part 23

114K 11K 3.8K
                                    

JAEHYUN membuka pintu kamar penginapan seraya membawa nampan berisi makan siang di tangan. Jam yang tergantung di dinding menunjukkan pukul dua siang, ia baru saja bangun tiga puluh menit yang lalu dan segera membersihkan diri. Wajar saja bila bangun di siang hari seperti ini karena mereka baru selesai melakukan kegiatan panas di jam tujuh pagi; ketika matahari sudah menampakkan sinarnya.

Iris cokelat tua Jaehyun menatap punggung telanjang Taeyong yang terkena sinar matahari, ia menaruh nampan berisi makan siang di nakas samping tempat tidur sebelum mendudukann diri di sisi ranjang. Kedua sudut bibir Jaehyun terangkat; membentuk senyum kecil, tidak percaya bahwa ia baru saja mengucapkan janji suci kemarin siang, kehidupan barunya bersama Taeyong baru saja di mulai.

"Jung Taeyong," ujar Jaehyun seraya menepuk pelan bahu Taeyong, bagian bawah lelaki cantik itu tertutup selimut tebal berwarna putih tulang. Leher serta dada Taeyong di penuhi oleh ruam kemerahan; maha karya yang Jaehyun buat. "Bangun, sudah siang."

Entahlah, namun sekarang Jaehyun menyukai panggilan baru yang ia buat untuk Taeyong. Menyelipkan marganya di depan nama si lelaki cantik, terdengar begitu cocok. Jaehyun mengusap lembut kepala Taeyong, mencoba membangunkan pasangan hidupnya itu.

"Mmm.." Taeyong bergumam kecil, kedua kelopak matanya perlahan terbuka, ia menatap Jaehyun yang sedang tersenyum padanya, "sepertinya aku masih bermimpi."

"Kau mengira ini mimpi lagi? Jangan sampai kejadian tentang 'ini hanya mimpi' kembali terulang." ujar Jaehyun seraya tertawa geli, masih mengingat dimana Taeyong menciumnya untuk yang pertama kali.

Taeyong mengerjapkan mata beberapa kali dan mencoba bergerak di atas tempat tidur, ringisan pelan keluar dari bibirnya ketika merasakan nyeri pada seluruh tubuh, terutama di bagian pinggul serta lubang analnya. Oh sial, ternyata benar, ini bukan mimpi!

"Oh, kau!" Taeyong melebarkan mata saat melihat Jaehyun dan menarik selimut hingga leher saat menyadari bahwa ia telanjang bulat, "a-apa yang kau lakukan disini?!"

"Jung," Jaehyun menghela napas. "Jangan bilang kau melupakan pernikahan kemarin serta pergulatan kita di atas kasur beberapa jam yang lalu? Oh, apakah aku menikahi keperibadianmu yang lain?"

Taeyong mengulum bibir dan memejamkan kedua kelopak mata. Otaknya kembali mengingat pernikahan mereka berdua yang berlangsung kemarin, ia juga mengingat adegan panasnya bersama Jaehyun; hal tersebut berhasil membuat rona merah menjalari pipi Taeyong. Sialan!

Bagaimana bisa Taeyong dengan mudah terbuai oleh sentuhan Jaehyun?! Ah, malam pertama.

"Jung, namaku Lee Taeyong.

"Sudah berubah menjadi Jung sejak kita menikah, jadi aku akan memanggilmu dengan Jung."

Taeyong mendelik. "Jung, itu adalah namamu."

"Tadinya, tapi sekarang kau juga sudah menjadi Jung." balas Jaehyun tidak mau kalah, ia bersikeras menempatkan marga nya di depan nama Taeyong.

Bibir Taeyong mengerucut, ia berusaha mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dan menatap Jaehyun tepat di wajah. Selimut sudah membungkus tubuh telanjang Taeyong; menjadikannya seperti kepompong yang belum siap untuk membuka diri.

Jaehyun tersenyum miring. "Untuk apa kau menutup tubuhmu seperti itu? Aku sudah melihatnya dengan sangat jelas, bahkan bekas luka operasi usus buntu di bagian bawah perut kananmu."

"T-tapi tetap saja!" seru Taeyong gugup, ia melirik makanan di atas nakas, "itu makananmu?"

"Tidak, aku sudah makan dan membawakannya untukmu." ujar Jaehyun seraya bangkit dari kasur dan membuka koper, "bersihkan dirimu terlebih dahulu, lalu makan."

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang