Mafia (2) - Johnny

18.7K 2.5K 225
                                    

Bangun - bangun aku melihat plafon rumah yang sangat mewah, terdapat ukiran - ukiran yang aku yakinin dibuat oleh seorang arsitek. Teringat kejadian semalam membuat aku meremas bedcover yang menutupi tubuhku. Untungnya aku terbangun dengan kondisi masih berpakaian lengkap.

Saat dia bilang "i give you two choices, give your body to me or your loyalty." Aku milih untuk memberikan dia kesetiaanku. Kalian boleh bilang aku detektif bodoh karena aku akan bergabung ke mafia. Tapi aku ini perempuan yang ingin menjaga keperawananku untuk suamiku kelak, semoga kalian mengerti maksud aku.

Jaehyun? Aku nggak tau sekarang dia gimana, yang pastinya Seo Johnny nggak akan membebaskan dia segampang itu.

Aku akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari kamar yang aku yakinin milik Seo Johnny. Aku berjalan pelan - pelan tanpa ingin menimbulkan suara. Aku nggak melihat para penjaga dari tadi padahal aku yakin di rumah ini punya keamanan yang ketat.

"Ngapain ngendap - ngendap?"

Aku langsung menolehkan kepala di belakang. Dia Seo Johnny, rambutnya yang terlihat berantakan dan dia memakai kaos lekbong yang nampilin semua ototnya. Aku yakinin dia habis ngegym karena dia juga berkeringat.

"Ngumpet dari kamu." Ucapku jujur sambil natap dia sinis.

Johnny menyeringai. "Kamu sekarang gak akan pernah bisa ngumpet dari saya, dimana pun kamu, di negara apapun kamu, dan di kota apapun kamu saya pasti bakal nemuin kamu dengan gampang." Ucapnya.

Aku melihat Johnnya dengan tatapan meremehkan. "Saya yang gak akan nemuin kamu lagi karena saya bakal bunuh diri dari pada ada di sisi kamu." Balasku.

Johnny menatapku dengan tatapan nggak sukanya. "Don't you dare to do that, saya gak akan ngebiarin kamu mati segampang itu. Karena yang hanya dapat nentuin kamu mati nggaknya itu saya." Ucap Johnny sambil cengkram daguku.

Akhirnya aku nggak membalas ucapannya lagi. Aku dan dia saling diam hingga akhirnya seorang pelayanan menghampiri kami.

"Tuan, sarapan telah jadi." Ucap seorang bibi yang aku yakinin umurnya antara 40-50an.

"Oke, makasih. Tolong juga bilangin Yuta untuk membeli pakaian dalam wanita, karena wanita yang ada di samping saya akan tinggal disini selamanya." Ucap Johnny sambil menekankan kata selamanya.

Bibi yang mendengar itu pun menundukan badannya sebelum pergi. Setelah pergi aku langsung menatap Johnny nggak percaya.

"Kamu benar - benar gila!" Ucapku sambil menatap dia nggak suka.

Sebenarnya aku sedikit tersentuh ketika mendengar dia mengatakan 'makasih' dan 'tolong'. Itu menandakan dia masih memiliki sopan santun ke orang yang lebih tua, karena jaman sekarang banyak orang sulit untuk mengatakan dua kata itu. Tapi aku nggak jadi tersentuh ketika dia bilang kalau aku akan tinggal di sini selamanya.

"That's me. Lebih baik kamu sekarang makan dari pada menahan marah kaya gitu." Ucap Johnny.

Johnny menarik pergelangan tanganku dan menarikku ke dalam lift. Rumah ini benar - benar gila! Ini pertama kalinya aku melihat lift dalam rumah. Setelah menekan tombol 1 pintu lift nggak lama terbuka, dan yang bikin aku takjub rumah ini ada 4 lantai dan aku nggak ngerti ini rumah isinya apa aja.

"Duduk." Ucap Johnny.

Karena nggak mau berdebat akhirnya aku duduk aja diatas kursi bar.

"Saya lebih suka makan di pantry dari pada di meja makan." Ucapnya lalu meneguk jus yang warnanya hijau.

Aku melihat seporsi Omelet yang di bawahnya ada kentang dan di atasnya ada bulatan - bulatan hitam. Jangan bilang ini caviar? Kalau benar ini bakal jadi pertama kalinya aku makan caviar, tapi kenapa cuma ada satu porsi?

Karena aku masih menjaga imageku aku akhirnya cuma natap Johnny dengan sinis.

"Makan! Ini perintah mutlak dari saya! Kamu harus ada tenaga untuk bisa ngelawan saya." Ucap Johnny sambil memandang aku meremehkan.

"Saya nggak akan makan ini, bisa aja kan kamu ngasih saya racun!" Ucapku sambil melipat tangan di depan dadaku.

"Harusnya kamu ngerasa beruntung saya kasih sarapan ini, kamu harus tau seporsi makanan yang ada di depanmu itu seharga 28jt." Ucap dia.

Gila! Ini bahkan porsinya dikit banget tapi harganya gila - gilaan. Oke fokus! Tahan godaan.

"Saya lebih baik mati dari pada harus terus berhadapan dengan kamu, Seo Johnny." Ucapku sambil natap dia tajam.

Johnny langsung natap aku serius. "Kamu terlebih dahulu ngusik hidup saya, untungnya kamu ini bodoh. Padahal sebenarnya setiap kamu berniat nemuin saya, saya ada di tempat yang sama dengan kamu." Ucap Johnny.

Kalo apa yang diomongin Johnny benar, kenapa aku nggak pernah bisa nangkep dia?

"Kamu selalu datang ke Pub yang sama jam 10 dengan rambut digerai dan dress ketat. Nyatanya saat semalam saya iseng nyamperin kamu, kamu tetap tidak tau bahwa itu saya." Sambung Johnny.

Johnny kini memutari pantry dan berdiri di belakangku, tangannya mengurungku dari kiri dan kanan. "Saya sudah mengawasi kamu bertahun - tahun, sampai akhirnya kamu membuat saya tertarik dan akhirnya menghampiri kamu kemarin." Ucapnya tepat di samping telinga kananku.

Aura Johnny sungguh mendominasi di ruangan ini sampai - sampai aku nggak bisa membalas semua omongan dia.

Johnny memutar kursi yang aku dudukin dan kini mukaku berhadapan dengan muka Johnny. "Dengan memilih memberikan kesetiaanmu ke saya, berarti kamu memilih untuk jadi pendamping hidup saya. Jadi jangan harap kamu bisa lepas dari saya semudah itu. Karena kamu akan menghabiskan sisa hidup kamu dengan menjadi istri saya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NCT AS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang