2

8.7K 615 43
                                    

Jangan pada lupa pencet bintang ya sayangku semwaaa 😘😘


🌿🌿🌿


Aku duduk di kursi paling pojok baris ketiga di kelasku. Saat aku masuk kelas sudah ramai. Hampir semua mahasiswa sudah di dalam kelas. Wajar saja dalam hitungan menit kelas akan segera di mulai. Tapi aku belum melihat sosok yang sedang aku cari.

Aku mengeluarkan beberapa keperluan kuliah dari dalam tasku. Seperti buku, pena dan lainnya. Namun perhatianku teralihkan pada botol tupperware milik Jeffrey. Aku meraihnya, membawanya hingga diatas meja. Di depanku.

Aku tersenyum mengingat betapa manisnya perlakuan Jeffrey padaku. Dia begitu perhatian. Aku sendiri bahkan tidak pernah berpikiran untuk minum susu sejenis ini. Tapi Jeffrey benar-benar begitu peduli.

Mengingat tentang kuliah dan masa depanku, senyumku tiba-tiba luntur. Aku tidak tahu apa gunanya aku masih duduk disini. Aku tidak tahu apakah semua catatan yang aku buat ini masih berguna nantinya. Rasanya apa yang ku lakukan hanya akan berakhir sia-sia.

Aku mengusap pelan perutku. Ada nyawa yang tak berdosa di dalam sana. Meski aku merahasiakannya dari siapapun, aku benar-benar ingin melindunginya. Aku ingin melihatnya tumbuh besar meski aku juga mengkhawatirkan banyak hal karenanya.

Aku membayangkan betapa hebat rasanya saat dia mulai bergerak nanti.  Aku akan merasakan setiap pergerakannya setiap saat. Bahkan aku akan merasakan setiap detak jantungnya yang mengalir darah ku di dalam dirinya.

"Hey!" Aku tersentak. Terkejut dengan suara yang sengaja mengagetkanku itu. "Hehe, kaget ya? Vinia mana?"

Itu Haikal, temanku yang sangat berisik. Dia baru saja datang dan mengambil tempat duduk di belakangku. Wajahnya tidak kalah dari idola-idola lain di kampus. Tapi sayang dia terlalu bucin denganku. Jadi dia bilang dia akan menjomblo sembari menunggu aku putus dengan Jeffrey. Dia tidak tahu saja, aku bahkan sudah terikat dengan Jeffrey oleh si kecil yang hidup di dalam diriku.

"Belum datang. Nggak bareng kamu?" Tanyaku. Haikal menggeleng.

"Kui apa?" Tanyanya sambil menunjuk botol tupperware milik Jeffrey yang ada di atas meja ku. Aku lupa menyembunyikannya.

"Susu." Jawabku jujur. Toh Haikal juga tidak akan menyangka jika susu itu adalah untuk ibu hamil. "Kamu mau?" Sebuh ide nakal muncul di pikiranku. Siapa tahu dia mau.

"Enak?" Tanya Haikal memastikan. Aku mengangguk mantap. "Sini aku mau." Katanya.

Aku tersenyum puas, mudah sekali mengerjai Haikal. "Tapi jangan di habisin, dikit aja ya." Aku menyodorkan botol tupperware itu pada Haikal. Dan aku ingin sekali tertawa saat Haikal mulai meneguknya. "Enak, Kal?" Tanyaku sambil menahan tawa.

"Enak sih, tapi aneh. Aku belum pernah minum yang rasanya beginian." Haikal masih mengecap rasa susu itu sambil mengembalikan botolnya padaku. "Ini susu apa?"

"Hah?" Aku sedikit bingung menjawab pertanyaan Haikal. Dia pasti akan terkejut kalau tahu susu ini susu untuk ibu hamil. "Nggak tau. Kak Jeff yang ngasih."

"Ih! Mas Jeff?" Haikal mencibir. "Bisa-bisanya ngasih kamu susu."

"Biar aku tinggi, nggak kayak kamu."Aku tertawa setelah mengejek Haikal. Dan yang ku ejek hanya menahan amarahnya.

"Eh, Pak Adi masuk, Pak Adi masuk!"

Suara kelas menjadi gaduh. Tapi aku dan Haikal tidak tertipu. Jelas itu kerjaan Vinia yang sering jail. Tidak mungkin juga Pak Adi datang tepat waktu. Aku hanya ikut tertawa saat Vinia juga masuk dengan tawa puas karena mengerjai seisi kelas.

CIRCLE | JaehyunWhere stories live. Discover now