11

4.7K 490 43
                                    


Maaf baru update, baru selesai UTS online wkwk

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu nggak usah kuliah mulai hari ini."

Aku menggigit bantal sekuat ku. Meredam suara tangis yang hampir setengah jam ini belum reda. Aku tidak tahu rasanya akan seberat ini jika berhenti kuliah. Aku tidak tahu jika melepaskan mimpi ku akan sesulit ini.

Kalimat pertama yang aku dengar hari ini begitu menyakitkan. Kabar dari Kak Johnny setelah hampir tiga hari ini ia tidak pulang. Kalimat pertamanya setelah kejadian saling pukul dengan Jeffrey di rumahku. Dan sejak saat itu, belum ada obrolan lain selain kabar bahwa aku sudah resmi mengundurkan diri dari universitas.

Aku marah dengan diriku sendiri. Kenapa aku semudah itu membiarkan mimpi-mimpi ku hancur. Kenapa aku semudah itu menyerahkan hidupku pada Jeffrey. Kenapa aku terlalu mencintai Jeffrey, kenapa?

"Nesya buka pintunya!"

Aku melepaskan gigitanku pada bantal yang sudah basah karena air mataku. Setelah berulang kali suara Mama yang terdengar, kali ini aku mendengar suara Kak Johnny. Suara itu entah kenapa begitu ku rindukan. Aku rindu Kak Johnny yang sering menjahiliku, bukan Kak Johnny yang banyak diam.

"Nesya!" Suara berat Kak Johnny semakin terdengar lebih keras.

Aku bangkit dari dudukku. Berjalan pelan menuju pintu kamarku yang belum aku buka sejak pagi. Kak Johnny yang masih marah padaku ada di balik pintu ini. Aku tidak tahu harus seperti apa lagi kepadanya. Aku tidak tahu harus bagaimana meminta maaf padanya.

Suara helaan napas Kak Johnny terdengar pertama kali di telingaku saat pintu kamar ku terbuka. Aku dengan takut melihat wajahnya yang menatap ku galak. Kak Johnny terlihat kacau dengan rambut halus pada atas bibir dan dagunya. Dia tidak bercukur selama tidur di rumah sakit.

"Dari Jeffrey."

Kak Johnny menyodorkan dua buah kantong kresek putih padaku. Aku melihatnya kaget. Kantong putih besar berlogo supermarket yang bisa di temui di sepanjang jalan itu berisi banyak makanan ringan. Lalu kantung kresek kecil itu bertuliskan sebuah nama apotek.

Aku meraihnya saat Kak Johnny sedikit menghentakkan kakinya pelan. Memberi isyarat bahwa aku harus segera menerima apa yang telah ia sodorkan padaku. Tanganku terulur mengambilnya tapi mulutku masih saja bungkam hingga Kak Johnny berbalik.

"Kak..." Aku memberanikan diri untuk memanggil Kak Johnny. Dia berhenti, berbalik lagi ke arahku. "Makasih." Kataku pelan.

"Itu dari Jeffrey." Ujarnya.

Aku tahu, vitamin ini memang dari Jeffrey. Tapi makanan ringan ini jelas bukan dari Jeffrey. Melainkan dari Kak Johnny.

"Makasih udah pulang." Kataku. Kak Johnny masih melihat ku dengan tatapan datarnya. "Mama khawatir tiga hari ini."

"Ya."

Singkat, padat, dan menyakitkan. Jawaban Kak Johnny membuat mata ku seketika berkaca-kaca. Kak Johnny sedikit terkejut dengan respon ku yang sebentar lagi akan menangis.

"Maaf Kak." Kantung kresek di tanganku lepas begitu saja. Tanganku ku gunakan untuk menutup wajahku yang mulai basah karena tangis.

Hampir beberapa detik belum ada yang bergeming baik aku atau Kak Johnny. Aku tidak mendengar suara langkah kakinya atau gerakan apapun dari badannya. Tandanya dia masih tetap berdiri pada tempatnya.

Tubuhku tertarik ke depan saat Kak Johnny meraih bahuku. Aku dibawanya kedalam pelukan. Tanganku yang awalnya menutupi wajah kini aku gunakan untuk memeluk erat pinggang Kak Johnny.

CIRCLE | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang