14

4.4K 419 22
                                    

Jeffrey POV

"Dah lah, ngantuk."

Aku beranjak dari duduk ku. Meletakkan stick PS yang sudah hampir satu jam ini aku mainkan bersama kakak ipar baru, Johnny. Aku menarik otot-otot ku yang terasa kaku setelah duduk berdiam diri selama satu jam di depan layar TV Johnny yang lumayan besar.

"Halah, lagi seru!" Protes Johnny saat aku memutuskan untuk menyudahi acara duel PS malam ini.

Setelah memutari Jogja dari ujung selatan ke barat lalu ke utara hingga sampai rumah bersama Nesya tadi membuat pinggang ku hampir encok. Dan apa yang kita cari hampir satu jam setengah itu tidak ada, berujung Nesya yang ngambek padaku. Padahal salahnya kan minta bubur ayam malam-malam begini.

"Jing*n!" Johnny misuh waktu aku jalan gitu aja dari dalam kamarnya. Tidak mempedulikan dia yang masih ingin main PS. Padahal ini udah hampir setengah dua malam. "Pisan meneh, ayo!"

"Ngantuk, cuk!" Aku agak kesal, Johnny mana paham rasanya pinggang dan mataku yang sudah minta diistirahatkan. Belum lagi mental ku juga perlu istirahat, karena harus aku siapkan untuk menghadapi Nesya yang ngambek besok pagi.

"Mentang-mentang udah nikah, kelon wae terus!"

Fyi, yang tidak tahu apa itu kelon. Artinya agak ambigu sih, tapi maksud dari kata kelon disini adalah tidur sambil pelukan, cuddle gitu. You know lah.

Aku berbalik, melihat Johnny yang masih menatapku kesal setelah berhenti ngomel-ngomel. "Biarin! Wong ono sing dikeloni." Sombongku sambil membuat wajah annoying di depan Johnny. Biar tambah kesel itu orang. "Emang koe, jomblo!"

 "Emang koe, jomblo!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wolaaa, Jiiaraaan!"

Aku berlari agar cepat keluar dari kamar Johnny sebelum remot TV yang ia lemparkan mengenai ku. Aku masih sempat mengejeknya sebelum benar-benar pergi dari kamar Johnny dan masuk ke kamar Nesya yang ada di sebelah kamar Johnny.

Semua lampu di rumah sudah mati. Hanya lampu meja yang hidup di ruang keluarga di lantai satu. Aku haus, tapi sebelum ke dapur aku ingin melihat Nesya dulu. Aku buka pelan pintu kamar Nesya yang dicat dengan warna biru langit ini.

Nesya sudah tidur. Aku hanya mengintip sekilas dari ambang pintu. Rasanya aneh bahwa hari ini aku akan tidur dengan Nesya. Meski bukan yang pertama, tapi rasanya canggung karena status kita sekarang yang sudah halal. Bukan seperti yang dulu yang harus diam-diam.

Aku menepis pikiranku yang udah kemana-kemana. Menutup pintu dengan pelan dan berjalan menuruni tangga untuk sampai dapur. Ini bukan rumahku, dan baru sekali ini aku tidur disini. Tapi rasanya rumah ini sudah terlalu akrab denganku. Dan sekarang aku sadar bahwa memang aku sudah terlalu mengenal apapun tentang Nesya, termasuk rumah ini.

Aku mengambil gelas di samping dispenser air yang terletak di samping lemari es. Mengisi setengah gelas itu dengan air putih dan menegunknya hingga setengah. Aku belum ingin kembali ke kamar meski mataku sudah meronta untuk dipejam kan.

CIRCLE | JaehyunWhere stories live. Discover now