31

3.9K 459 55
                                    

Sebelum baca aku mau minta tolong ya hehe.. kalau ada typo tolong ditandai ya, thankyou


Happy Reading!
.
.
...
....


"Aku ada operasi, nggak bisa antar kalian pulang."

Aku belum beranjak dari dudukku saat Jeffrey sudah membuka suara. Ia berdiri di depanku, menunduk menatapku. Aku mengangguk kecil, mengiyakan apa yang disampaikan Jeffrey. Aku tidak protes karena tidak ingin hal kecil seperti ini kembali jadi ajang adu debat. Karena aku yakin, kita akan berakhir bertengkar jika aku merajuk.

Jeffrey semakin hari semakin sibuk. Entah perasaanku saja atau memang kenyataannya begitu. Tapi aku rasa jarak yang membatasi aku dan dia semakin jauh. Aku tidak tahu harus bagaimana untuk mengembalikan kita yang dulu. Semuanya terlalu abstrak untuk bisa aku pecahkan.

"Nggak pulang?" Tanyaku saat Jeffrey mengambil alih Aska dari gendonganku.

Jeffrey menggeleng pelan, "nggak tau. Aku ada bikin laporan juga."

Aku kembali diam. Tidak ingin tau lebih jauh lagi. Yang ada aku semakin kesal karena Jeffrey selalu sibuk. Menutut dia untuk tetap di rumah pun tidak akan merubah apapun. Karena pada akhirnya aku dan dia hanya akan saling diam saat bersama.

Entah sejak kapan, tapi aku dan Jeffrey semakin egois dengan ego masing-masing. Kita sama-sama tidak ingin memulai bicara bahkan saat sudah duduk berdua di meja makan. Tidak ada lagi deep talk sebelum tidur. Bahkan rutinas yang biasanya jadi hal favorit bagi aku dan dia sudah berubah menjadi hal yang membosankan.

"Yuk, aku anter ke depan." Jeffrey berdiri, tangan kanannya terulur untuk membantuku berdiri. Sedang tangan yang satunya masih menggendong Aska.

"Aku bisa sendiri kalau kamu sibuk." Kataku saat Jeffrey sudah berjalan dengan tangannya terus menggandeng ku.

Jeffrey hanya menggeleng. Ia terus melangkahkan kakinya untuk mengantarku ke loby rawat jalan. Dia sempat berhenti sesekali saat bertemu dengan temannya, menyapa dan bertingkah seolah-olah kita itu pasangan yang paling bahagia. Aku juga begitu, mengulas senyum palsu agar terlihat sedang baik-baik saja.

Jeffrey sudah pergi saat aku bilang aku sudah memesan taksi online, padahal sebenarnya aku belum. Aku masih duduk di kursi tunggu di luar loby, belum ingin pulang. Hatiku masih berat menyadari bahwa semua yang dijanjikan Jeffrey kemarin kembali berakhir sebagai janji tanpa ada realisasi. Termasuk menemaniku selama Aska di imunisasi dan makan siang bersama saat pulang.

Jeffrey banyak berbohong, dan aku pura-pura tidak tahu. Bahkan saat dia bilang ada operasi dan tidak pulang semalaman, aku tahu jika itu hanya alibinya agar tidak pulang. Aku akan tidak sengaja melihat insta story milik Kayla atau Kak Johnny yang pergi bersama Jeffrey, yang tandanya Jeffrey tidak sedang bertugas di rumah sakit. Dan sampai sekarang dimana ia tidur selama ini masih menjadi tanda tanya besar bagiku.

Aku tidak ingin banyak menerka, aku berusaha untuk berpikir positif agar hatiku bisa tenang. Tapi semakin aku mencoba, semakin besar aku menaruh curiga pada Jeffrey. Aku sengaja untuk tidak bertanya apapun soal itu meski aku tahu. Lebih baik aku tidak tahu dari pada membuat hatiku semakin hancur.

"Nes?"

Aku menoleh saat Doren menatapku penuh tanya dari arah pintu loby. Tangannya yang menenteng plastik berisi makanan ringan itu bergerak menutup air mineralnya. Ia berjalan ke arahku, menghampiriku yang duduk sendirian disini.

"Ngapain? Nyariin Jeffrey? Mau aku cariin?" Tanyanya penuh khawatir.

Aku menggeleng sambil mengulum senyum. "Enggak, aku habis kelar imunisasi Aska. Ini mau pulang, tapi belum pesen taksi online."

CIRCLE | JaehyunDonde viven las historias. Descúbrelo ahora