6

5.2K 511 20
                                    

Seminggu berlalu tanpa ada kemajuan tentang kepastian hidupku. Jeffrey masih menggantungkannya entah dimana. Perutku semakin membesar, usianya akan memasuki tiga bulan satu minggu lagi. Aku yang awal kurus kering bahkan sudah sangat terlihat perubahan di tubuhku yang mulai membesar di berbagai bagian.

Aku mengecek lagi kapan aku terakhir menstruasi. Memastikan bahwa usia kandungan ku benar-benar baru 11 minggu. Baru memasuki bulan ketiga saja perut dan badanku sudah seperti ini. Bagaimana kedepannya jika Jeffrey tidak segera membuat kepastian.

Aku mencari-cari bagaimana caranya menutupi kehamilan ini di internet. Tapi tetap saja apa yang ku tiru dari internet tidak sepenuhnya membantu. Jaket dan kardigan yang sering aku pakai mungkin tidak akan berguna untuk beberapa bulan lagi.

Saat melihat beberapa tutorial di Youtube, sebuah judul video rekomendasi di bawah video yang ku putar menarik perhatianku. Aku membukanya, video tentang perkembangan janin beserta gambar-gambarnya.

Aku menghentikan video itu saat sedang menampilkan usia janin di usia tiga bulan. Masih sekecil itu, astaga. Aku merasa menjadi manusia paling biadap setelah melakukan beberapa cara untuk menyingkirnya dulu. Dia masih sangat kecil, dia tidak berdosa. Tapi setelah semua yang aku dan dia lalui, dia begitu kuat. Dia bertahan sejauh ini bahkan saat aku tidak mengharapkan kehadirannya.

Ceklek!

"Ma..."

Aku menutup laptopku dengan paksa. Mama terlihat bingung melihat reaksiku. Tapi setelah itu Mama tersenyum.

"Kamu pesen gofood? Itu bapaknya di bawah."

Aku hampir lupa jika aku pesan makanan lewat aplikasi online. Aku buru-buru mengecek ponselku. Dan benar, ada beberapa kali telepon masuk dan aku tidak menyadarinya. Aku terlalu kagum dengan apa yang aku lihat.

"Iya, Ma. Sebentar." Kataku, sambil menunggu Mama untuk keluar. Aku hanya pakai kaos tipis yang cukup ketat. Siapapun yang melihat aku mengenakan itu pasti sadar bahwa aku sedang hamil dengan beberapa bagian tubuhku yang sudah banyak menonjol.

"Ya udah, kenapa nggak turun dari tempat tidur?"

Aku menggaruk tengkukku, aku harus bohong apalagi pada Mama. "Aku cuma pakai hotpants yang biasa buat daleman. Mama keluar dulu boleh? Nesya malu."

"Nesya, Nesya..." Mama terkikik geli. "Lain kali pakai celana, kalau kakakmu yang masuk gimana?"Aku hanya terkekeh.

Setelah Mama pergi, aku segera mengambil jaket ku. Jaket Jeffrey sebenarnya, tapi sengaja aku pakai karena ukurannya cukup besar. Dan dia sama sekali tidak protes saat tiga jaketnya aku ambil semua.

"Kak!"

Aku menuruni tangga sambil teriak memangil Kak Johnny. Aku pesan makan tapi lupa tidak punya uang cash. Satu-satunya yang bisa ku mintai disaat seperti ini ya hanya Kak Johnny. Mama akan mengomel jika tahu aku tidak punya uang tapi malah jajan.

"John, sini."

Aku menghentikan langkahku saat baru saja ingin masuk ke arah dapur. Aku mengintip ke arah Mama dan Kak Johnny. Kenapa Mama bicara setengah berbisik pada Kak Johnny?

"Kenapa Ma?" Kak Johnny menghampiri Mama, menoleh sekali ke belakang untung saja aku cepat menarik kepalaku.

"Nesya," Aku semakin mendekatkan telingaku mendengar namaku di sebut oleh Mama. "Kamu ngerasa ada yang aneh nggak sih dari Nesya?"

Kak Johnny mengerenyitkan dahinya, "maksud Mama?"

"Dia sering keluar pakai jaket atau kardigan. Mama juga nggak pernah lihat dia buang sampah pembalut lagi. Menurut kamu..."

CIRCLE | JaehyunWhere stories live. Discover now