10

5.3K 496 13
                                    

Rajin update nih wkwk, sebelum minggu depan UTS online😭






💓Happy Reading 💓
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Disini lah aku berada. Di dalam kisah rumit yang aku ciptakan sendiri bersama Jeffrey. Aku membuat diriku sendiri menderita karena kesenangan fana. Dan sekarang aku ada diantara Kak Johnny dan Jeffrey yang sedang baku hantam.

Aku dan Jeffrey sama tololnya. Kita saling mencintai hingga menjadi manusia terbodoh di muka bumi. Kita dibutakan oleh cinta hingga tidak bisa rasional tentang apapun. Merasa bahwa dunia hanya milik berdua. Padahal banyak harapan yang orang lain gantungkan pada kita.

"Anj*ing!"

Aku menatap nanar Jeffrey yang tersungkur di hadapan Kak Johnny. Aku membeku tanpa bisa berbuat apa-apa. Sedangkan di belakang Jeffrey, seorang wanita seumuran dengan Mama ku itu menangis histeris. Aku yakin itu Ibunya Jeffrey. Beliau memohon pada Kak Johnny untuk berhenti.

"Sabar, Mas! Sabar!"

Itu Jeno. Adiknya Jeffrey yang tengah membantu Jeffrey untuk berdiri setelah limbung karena mendapat pukulan dari Kak Johnny. Sedangkan Bapaknya Jeffrey, dia tidak beraksi apapun. Seperti membiarkan Jeffrey dipukuli oleh Kak Johnny.

Aku tidak tahu jika aku terlalu berharga untuk Kak Johnny. Jeffrey teman karibnya. Manis asamnya kehidupan sudah Kak Johnny lewati bersama Jeffrey. Tapi ternyata bagi Kak Johnny, Jeffrey bukan apa-apa dibanding aku.

Mama menutup mataku saat tangan Kak Johnny kembali melayang ke depan wajah Jeffrey. Jeffrey kembali terjungkal ke belakang. Ini pertama kalinya aku melihat Kak Johnny semarah ini. Bahkan saat menemukan pacarnya tidur dengan laki-laki lain. Kak Johnny tidak semarah ini pada selingkuhan pacarnya dulu.

"Johnny!"

Ayah yang baru saja keluar langsung menarik Kak Johnny. Ayah mengunci kedua tangan Kak Johnny di belakang punggungnya agar tidak melanjutkan aksinya.

Ayah menyeret Kak Johnny untuk duduk di sampingku. Meski dengan susah payah menenangkan Kak Johnny, akhirnya dengan satu tamparan keras di wajah membuat Kak Johnny menuruti Ayah. Lalu dengan isyarat tanganya ia mempersilahkan Jeffrey dan keluarganya untuk duduk di ruang tamu.

Jeffrey tersenyum padaku. Padahal aku bisa melihat bibirnya terluka. Ada darah di sudut bibir kirinya.

"Saya tanggungjawab, Om."

Itu jawaban Jeffrey saat Ayah menanyakan apa yang akan Jeffrey lakukan untuk menebus dosanya. Selanjutnya suasana kembali hening.

"Kamu tahu gadis yang kamu hamili ini permata di keluarga kami?" Ayah menatap Jeffrey tajam. "Meski ini bukan sepenuhnya salah kamu, saya sebagai Ayahnya Nesya akan meminta kamu bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan pada Nesya. Baik sekarang atau setelah anak itu lahir."

"Pak, saya tahu anak saya salah. Saya juga nggak akan biarkan anak saya lari dari tanggung jawab." Bapak Jeffrey menanggapi pernyataan Ayah. "Biarkan Jeffrey menikahi Nesya dulu. Masalah biaya, saya masih bisa tanggung."

"Untuk urusan biaya mungkin sebagai orang tua saya atau Bapak masih bisa bantu. Tapi untuk bagaimana mereka menghadapi kehidupan selanjutnya, apa mereka bisa?" Ayah menjeda argumennya. Lalu memandangku dan Jeffrey bergantian. "Nesya baru saja lulus dari masa remaja. Jeffrey juga masih punya tanggungjawab untuk residennya. Jadi orang tua bukan hanya masalah ngasih makan anak. Mereka harus merelakan masa mudanya untuk itu."

"Saya siap apapun yang terjadi, Om. Saya rela apapun yang saya miliki hilang asalkan Om biarkan saya menikahi Nesya." Jeffrey masih berusaha meyakinkan Ayah. "Lagi pula, Nesya butuh suami. Bayi yang di kandung Nesya juga butuh saya sebagai Ayahnya, Om."

CIRCLE | JaehyunWhere stories live. Discover now