1. Beginning

11.7K 443 1
                                    

"Mulai sekarang kamu bisa tinggal disini."

"Mas ini berlebihan."

Laki-laki itu tampak menggeleng tidak setuju, "Kamu sudah jadi tanggungjawab saya, jadi sudah sepatutnya saya memfasilitasi kamu tempat tinggal."

Perempuan itu nampak tidak suka dengan jawaban itu, atau lebih tepatnya dia tidak suka dengan gaya bicara si laki-laki.

"Dan bapak sudah seharusnya tidak berbicara seformal itu dengan saya."

Laki-laki itu nampak terkejut dengan jawaban yang tidak dia duga sama sekali.

"Maaf Ren, aku belum terbiasa."

"Saya juga tidak terbiasa dengan pemberian laki-laki seperti ini."

Perempuan yang dipanggil Ren itu berlalu menuju pintu keluar.

"Irene.."

"Tunggu dulu, aku minta maaf, oke? Kita bicara dulu."

Irene, perempuan itu berhenti dan mencoba menenangkan perasaannya. Sikapnya yang seperti ini juga bukan hal bagus.

Laki-laki itu menuntun Irene kembali kedalam unit nomor 514 yang akan menjadi tempat tinggal baru untuk Irene.

"Ini apartement siapa?" Tanya Irene, berhenti di ambang pintu.

"Punyaku, dulu aku tinggal disini." Kemudian Irene kembali digiring menuju sofa yang ada di dalam.

"Rileks Ren.. kamu bisa berhenti ngeliat aku kaya gitu."

"Dan kamu juga bisa berhenti bicara formal kaya tadi."

Irene masih menatap datar pada laki-laki itu, "Mas Damar yang mulai duluan."

Damar, nama laki-laki yang sekilas berparas mirip Yoshi Sudarso.

"Mas kita baru tunangan, aku gak bisa nerima pemberian sebesar ini."

"Ren, pertunangan kita ini kan bukan main-main. Nggak ada salahnya sama sekali buat kamu tinggal disini."

"Terus Mas Damar sekarang tinggal dimana?"

"Aku sewa studio deket kampus, kamu nggak perlu khawatir."

"Mana bisa gitu?! Masa aku yang tinggal disini."

"Nggak papa, lagian dari sini kan lebih jauh kalo mau ke kampus. Anggep aja kita impas."

Irene masih diam.

"Ren.."

Nada bicara Damar terdengar serius sampai mengalihkan perhatian Irene yang setengah melamun.

"Aku tau lamaran ku kemaren terlalu mendadak."

"Gimana nggak men.."

"Tunggu dulu.." Damar balas menyela Irene yang menyela perkataannya yang belum selesai.

Irene diam, mengerti untuk mendengarkan kata demi kata yang akan Damar utarakan padanya.

"Kita berdua mungkin sama-sama belum terbiasa dengan status kita sekarang, jujur meskipun aku yang berencana ngelamar kamu sendiri pun masih belum terbiasa. Apalagi kamu yang tiba-tiba aku lamar kaya gini."

Irene termenung mengingat kejadian beberapa minggu lalu yang tidak ia duga. Damar Carlisle Ilyagrisha, dosen muda yang ia jadikan bahan gunjingan dengan teman-temannya itu tiba-tiba saja menyampaikan keinginan untuk melamarnya. Irene masih belum tau pasti mengapa Damar mengajaknya untuk menjalani hubungan yang tidak main-main seperti ini.

"Kita masih butuh saling mengenal lebih dekat, aku perlu lebih banyak mengerti lagi tentang kamu. Dan kamu sendiri belum banyak mengerti tentang aku kan?"

Take me, please!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن