17. Lima minggu

1.4K 121 1
                                    

Hari ini Irene ada acara gladi resik untuk showcase yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Karena tidak ingin anak-anak dance merasa jenuh, Raya selaku ketua club dance meminta agar gladi resik h-2 sedangkan h-1 digunakan untuk istirahat saja.

Jadi hari ini semua anggota club dance yang akan mengisi acara izin tidak mengikuti perkuliahan.

"Mil, aman kan tim mu?"

"Aman kak!"

"Tisha? Aman?"

"Aman kak!"

"Bagus deh, abis ini tim nya Tisha kan?"

"Iya."

"Oh iya sorry nih Kak Ray harus koordinasi sama anak-anak yang lain, soalnya ini kan belum beres semua panggungnya."

"Santai aja kak."

"Sip deh kalo ada apa-apa kabarin pokoknya."

Setelah itu Raya pamit untuk pergi dan selang beberapa menit kemudian giliran tim Tisha untuk gladi. Irene sendiri memilih mengumpulkan timnya untuk sekedar memberikan petuah-petuah pada adik tingkat agar besok tidak nervous.

"1.. 2.. 3.. go!"

Trett teeet dreng dum dum tas

Sudah giliran tim Irene untuk gladi, kebetulan tim Irene dapat giliran terakhir jadi tim lain sekarang sedang fokus menyorakinya.

"Gilaa keren keren!!"

"Woooo!!! Milann!!"

"Gilak makin cakep aja si Milan!"

"Mateb emang deh timnya Milan kece kece!"

Begitu sekiranya sorakan dari anggota yang lain.

"Wooo!!" Semuanya bersorak kencang begitu tim Irene selesai dengan dance nya.

"Keren banget Mil!" Teriak Tisha yang menunggu Irene di pinggir panggung.

"Hausss woyy!!" Seru Irene mencari-cari air mineral yang sudah disediakan.

"Aww!"

Irene mengaduh saat sedang menenggak minumannya.

"Kenapa kak?"

"Aduhh"

"Kak Tisha!" Panggil salah satu anggota tim Irene yang melihat Irene mengaduh kesakitan.

"Napa Mil??" Tisha nampak panik melihat wajah Irene yang semakin pucat dan nampak tegang, belum lagi dia memegangi perutnya.

"Awhhh sakittt" desis Irene terus menekan perutnya, sekarang dia sudah duduk di lantai.

"Waduh Mil kenapa??"

Beberapa yang lain mulai menyadari Irene yang tengah terduduk kesakitan.

"Bawa kerumah sakit woy! Siapa yang bawa mobil?" Prima, salah satu diantara mereka menyarankan.

"Ayo dong bantuin angkat yang cowok!" Seru Tisha.

Akhirnya Tisha, Prima, dan Nindy membawa Irene ke rumah sakit terdekat. Acara showcase memang bukan di kampus, jadi mereka tidak bisa membawa Irene ke ruang kesehatan.

"Sus.. sus.. tolongin!" Teriak Prima yang membuka kaca mobil saat berhenti di depan pintu IGD.

"Pasien bisa berjalan?"

"Nggak sus!"

Beberapa perawat membawa brankar dan membantu Irene yang masih kesakitan untuk naik keatas brankar.

Take me, please!Where stories live. Discover now