9. Kue balok

1.5K 130 3
                                    

Beberapa hari ini rasanya Irene ingin berdekatan terus dengan Damar. Bahkan kemarin dia sampai menangis karena Damar harus pergi keluar kota, mendapat tugas dari kampus, padahal hanya satu hari saja.

"Kamu kenapa?" Tanya Damar karena Irene memperhatikannya terus-menerus.

"Kangen tau." Sahut Irene.

"Tumbenan banget kamu."

"Biarin dong." Irene beranjak duduk disamping Damar dan memeluknya dari samping. Saat ini Damar sedang di apartement Irene, sambil mengerjakan pekerjaannya dan juga menuruti Irene yang ingin bermanja-manja terus dengannya.

"Mas sih seneng aja kalo kamu ngedusel gini terus ke mas." Kata Damar masih fokus pada laptop di pangkuannya.

"Mas, pengen makan tongseng yang waktu itu deh."

"Hm? Iya nanti malem kita kesana."

"Sama.. pengen chamilktea. Tapi mau beli yang di Gejayan mas. Disana yang paling enak pokoknya."

"Enggak mau gofood aja chamilktea nya?"

"Ah iya, kok nggak kepikiran ya!" Irene lantas mencari handphonenya untuk memesan gofood.

"Mas mau yang apa?"

"Kamu apa?"

"Taro, pake toping cheesse cream."

"Kenapa nggak taro cheese aja?"

Irene menggeleng, "Kalo belinya taro cheese, krim kejunya kurang banyak! Mending nambah dua ribu beli taro pake cheese cream."

"Yaudah mas caramel aja."

"Pake toping nggak?"

"Nggak deh."

"Yaudah aku pesen nih. Nanti mas yang turun loh. Aku mager."

"Iya iya" Damar mencium sayang di puncak kepala Irene yang sudah menyandar santai di bahunya lagi.

"Mas, udah kenyang."

"Masih banyak loh."

Saat ini sesuai janji Damar siang tadi, malamnya mereka makan di tongseng kambing Pakdhe yang waktu itu mereka kunjungi.

"Abisin mas aja deh."

"Kamu ini.." Damar menggelengkan kepalanya tapi tetap menghabiskan sisa tongseng milik Irene.

Diperjalanan pulang, giliran Damar yang merengek ingin membeli kue balok lumer.

"Sayang.. beli lah.. satu kotak aja." Bujuk Damar.

"Idih siapa yang mau makan mas? Aku kenyang, mas juga tadi makan banyak ngabisin punyaku." Tolak Irene.

"Ayolah.. pengen banget nih."

"Hh.. yaudah iya lah terserah mas aja."

"Yess" Damar bersorak senang sambil melajukan mobilnya saat lampu berubah hijau.

"Kamu dong yang turun, mas udah pw banget nih."

Irene menatap Damar tidak percaya, "Hah? Seriously?" Tanya Irene dengan tangan di depan dada.

"Iyaa sayang.. nih dompet mas."

Irene memutar bola matanya, "Iya iya Ren yang turun." Cibir Irene.

Kurang lebih duapuluh menit waktu yang dihabiskan Irene untuk mengantri kue balok lumer idaman Damar itu.

"Astaga panas banget disana!" Gerutu Irene begitu masuk mobil.

"Mana mana kue baloknya??" Tanya Damar antusias.

Take me, please!Where stories live. Discover now