37. kabar baik?

1K 75 0
                                    

Sudah beberapa hari berlalu semenjak kepulangan mereka dari Bajo. Hari ini rencananya Irene akan periksa kandungan ke dokter, sayangnya Damar tidak bisa menemani karena lusa adalah kuliah perdana, jadilah dia disibukan di kampus.

"Nanti mami jemput kamu jam sepuluh ya sayang." Damar mencium sekilas pelipis Irene yang masih mengantuk.

"Mami nyetir sendiri mas?" Tanya Irene diselingi menguap.

"Katanya nggak ada mobil, nanti kesini naik grab terus pake mobil mas."

"Terus mas gimana ke kampus?"

"Pake motor kamu kan ada."

Irene hanya mengangguk-angguk paham.

"Yaudah mas berangkat dulu, maaf nggak bisa nemenin."

Sekali lagi Damar mencium pelipis Irene sebelum akhirnya benar-benar berangkat.

Selesai dari dokter, Irene dan mami memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di mall. Untungnya juga kata dokter kandungan Irene baik-baik saja, hanya memang butuh banyak refreshing agar tidak merasa stres. Apalagi perjalanan dari Bajo kemarin cukup menguras tenaga.

"Kamu jadi tetep masuk kuliah sayang?" Tanya mami, keduanya sedang menunggu pesanan makanan.

"Iya mam, doain aja aku sama kandunganku sehat-sehat terus mam."

"Mami pasti doain dong Ren.. tapi tetep aja mami khawatir kalo kamu kecapean gimana."

"Apalagi bayi kamu kembar loh Ren."

Ya, saat periksa tadi, dokter mengatakan kalau bayi dalam kandungan Irene kembar. Bahkan diperkirakan kembar tiga, tapi dokter belum bisa mengonfirmasi benar tiga atau dua. Karena kandungan yang terbilang masih muda, jadi janin masih terlihat agak samar dan bisa saja hanya kebetulan terlihat seperti kembar tiga.

"Waktu itu Damar juga sempet nanyain ke mami sih, soal sodara yang kembar. Nggak nyangka loh dapetnya di kamu sama Damar."

Mami terdengar lebih antusias dengan kehamilan kembar Irene.

"Kepikiran deh mam, kalo beneran dapet tiga.. repot nggak mam?"

Mami tersenyum, "Anak mami kan juga tiga Ren."

"Yah tapikan nggak barengan mam. Takut aja nanti Ren nggak bisa ngurusin."

"Kamu tenang aja, kan ada mami, Kesha, kalo masih kurang kita bisa pake baby sister."

"Ya iyasih mam.."

"Kamu takut baby bloes ya?"

Irene mengangguk malas.

"Permisi" bersamaan dengan pesanan yang sudah datang.

"Makan yang banyak Ren, biar cucu mami kebagian semua." Ucap Mami sambil tertawa.

Selesai makan, mami mengajak Irene untuk melihat-lihat pakaian sebentar.

"Kamu duduk aja disini, biar mami liat-liat dulu."

Mami tentu paham kalau Irene akan kecapean kalau harus berputar-putar memasuki satu toko ke toko lainnya. Akhirnya mami membiarkan Irene duduk menunggu di sofa kecil yang berada di salah satu toko yang cukup besar, mami juga sedang melihat-lihat di dalam.

"Anjir pipi gue udah mulai berisi aja." Irene bergumam-gumam begitu melihat pantulan dirinya dari cermin yang tak jauh dihadapannya.

"Milan? Ngapain kamu sendirian aja?"

"Oh!" Irene kaget dan refleks menutupi bagian perutnya dengan cardigan.

"Lagi liat-liat baju aja Mer."

Take me, please!Where stories live. Discover now