23. Kesal

1K 93 0
                                    

"Mas Damar mau aku cuti semester depan?"

Damar terkejut tiba-tiba ditanyai begitu, "Mas nggak maksa."

Meski berkata demikian, tentu saja Damar berharap Irene akan mengambil cuti.

"Kamu kan lagi ujian, kita bisa ngomongin nanti. Setelah ujiannya selesai. Jadi kamu gak banyak pikiran."

Damar mengelus rambut Irene, tadinya mereka sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Irene sibuk membaca-baca materi untuk besok sambil makan keripik, sementara Damar sibuk mengoreksi jawaban.

Angin di balkon sedikit membuat rambut Irene berantakan.

"Tapi mas, aku malah kepikiran sekarang."

Damar menatap Irene dalam, melihat kekhawatiran dan kebingungan disana.

"Oke, mas sejujurnya berharap kamu cuti. Mas takut kamu nanti kecapean terus baby nya atau kamu nya sakit."

Damar menggenggam tangan Irene yang bertumpu dipangkuan, menatap perut Irene yang sudah tidak serata dulu.

"Semester depan aku udah KKN, kalo aku cuti.. apa nggak kasian nanti baby nya aku tinggal KKN pas udah lahir?"

Dari semenjak obrolannya dengan Diva dan Arga, dia masih kepikiran soal itu.

Disisi lain Damar tidak terpikirkan soal itu. Jadi dia agak terkejut dengan pertanyaan Irene.

"Oke, kita mundur dulu sebelum bahas cuti. Resepsi pernihakan kita nanti, mas boleh undang dosen yang lain?"

Irene bingung, dia hanya menatap Damar.

"Kalo mereka dateng dan tau siapa istri mas, pasti kaprodi atau dekan bakal ngasih pilihan ke mas."

"Pilihan apa?"

"Soal profesionalitas, apa mas bisa profesional ke kamu sebagai mahasiswi dan istri mas?"

Irene masih menatap Damar.

"Mas bisa cuti sementara, dan kamu selesaikan kuliah kamu. Toh tinggal dua semester, itupun gak full."

"Terus.. soal KKN, kamu mau ambil KKN apa? Reguler tau alternatif?"

Irene mendengus bingung, dia juga belum memutuskan akan mendaftar KKN apa nanti.

"Kalo reguler, kamu bisa full disana, jadi gak capek bolak-balik. Tapi mas khawatir kalo kamu nggak ada mas."

Damar merapikan rambut Irene yang terkena angin, "Tapi.. kalo alternatif, kamu harus bolak-balik dan masih sambil kelas ini-itu lah. Capek."

Irene memanyunkan bibirnya, penjelasan Damar semakin membuatnya bingung.

"Reguler aja kali ya?" Irene masih belum yakin, jadi dia meminta pendapat saja pada Damar.

Damar terlihat berpikir sejenak, "Kalo kamu ambil reguler, mas bakal sering-sering jengukin kamu."

"Yaa ga enak dong masss sama kelompok KKN ku nanti."

"Gak papa dong. Kan kamu lagi hamil, masa suami gak boleh nengokin."

Irene bersemu mendengar Damar menyebut dirinya sebagai suami.

"Lagian kan kelompok KKN nanti dicampur sayang, nggak cuma satu fakultas. Nggak kenal mas juga mereka."

"Mas Damar aja nggak tau sehits apa mas nya!"

Irene menggerutu sebal melihat tingkah Damar yang tidak menyadari seberapa terkenalnya dia di kalangan mahasiswi.

Damar terkekeh sambil mencium puncak kepala Irene penuh sayang.

Take me, please!Место, где живут истории. Откройте их для себя