chapter 23

83 20 1
                                    

WARNING!!!

15+

PART SENSITIF. BAGI YANG SEDANG TIDAK BAIK-BAIK SAJA, ATAU MERASA KURANG BAIK SECARA MENTAL. DISARANKAN JANGAN MEMBACA PART INI DULU. BISA DISKIP DAN MENUNGGU PART SELANJUTNYA DI-UPDATE.

SAYA SUDAH MEMPERINGATKAN!!!

-----------

I miss the old me

I miss the happy me

Everything has changed

I lost myself

Anonymous

~•~

Keesokan harinya Luna bangun dengan kepala yang terasa pening luar biasa. Matanya terasa berat. Sudah pasti bengkak karena kelamaan menangis. Luna memegang foto papanya yang dia letakkan di sampingnya saat dia tertidur. Lalu Luna mengusapnya pelan, dan kembali mendekapnya erat. Luna kira dengan dia tertidur, perasaan dan pikirannya bisa kembali membaik. Nyatanya tidak. Kepalanya malah terasa berat, seperti ada batu besar yang berada di atas kepalanya. Membuatnya bersusah payah saat bangun dari posisi tidurnya.

Untungnya hari ini masih Minggu, jadi Luna tidak harus dibuat bingung atau cepat-cepat mandi karena masuk sekolah dan menghadapi hari pertama ulangan.

Luna beranjak menuju kamar mandi. Merendam tubuhnya di bathtub, berharap rasa pening di kepalanya bisa sedikit berkurang. Luna tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan nanti saat ditanya mama maupun kakaknya, perihal matanya yang bengkak. Mungkin dia harus memoles sedikit wajahnya agar tidak terlalu kentara kalau dia habis menangis semalaman.

Setelah selesai mandi dan memoles sedikit wajahnya, Luna memutuskan untuk keluar kamar. Sebenarnya Luna malas sekali keluar dari kamarnya, tapi pilihannya ini jauh lebih baik daripada mamanya harus datang ke kamarnya dan mengomelinya, tentu saja hal itu akan semakin membuat kepala Luna pening, dan mood Luna semakin hancur.

"Itu mata kenapa begitu?"

Benar saja, ketika Luna tiba di meja makan, Kak Pota langsung melemparkan pertanyaan itu. Membuat Kak Srean dan Mama menoleh ke arahnya. Beruntung tidak ada Om Dika dan Risa, kalau ada, Luna benar-benar memilih untuk kembali ke kamar saja. Memang akhir-akhir ini Om Dika sering ikut makan malam di rumah Luna, dan baru pulang setelah makan malam selesai. Risa juga lebih sering menginap di rumah Luna akhir-akhir ini. Namun, untungnya semalam Risa tidak menginap, kalau menginap sudah pasti Om Dika akan ikut berada di meja makan sekarang, karena Om Dika datang sepagi itu saat Risa bermalam di rumah Luna.

"Habis pusing belajar, refreshing nonton drama Korea dan dramanya sad ending," jawab Luna pelan.

"Wihhh, apa judulnya? Kakak mau nonton."

"Kepo.." Luna membalas dengan nada yang dia buat menjengkelkan. Membuat Kak Pota mendengkus kesal. Sedangkan Kak Srean hanya diam, tidak ikut bicara. Kedua kakak Luna memang sekarang lebih sering pulang malam. Saat makan malam tidak ada, tapi begitu sarapan mereka ada. Ya begitulah, dan setelah sarapan mereka juga akan menghilang lagi. Meskipun sedang hari libur.

Eccedentesiast [END]Where stories live. Discover now