8

780 108 45
                                    


"A-annyeong !" Sapa Si tamu.

Yang membukakan pintu hanya memberi senyum kaku.

"Siapa Kai?" Umji tiba-tiba datang menghampiri Kai. " Loh ? Soobin ? Ada apa kemari ?"

"Ah...Seonsaengnim.." Soobin mengaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Panggil Kakak aja. Kita sedang tidak ada disekolah." Ujar Umji.

"Baik , K-kak Umji. Ehm...saya disini karena saya ada urusan dengan...." Soobin menunjuk Kai yang ada di hadapannya.

"Oh . Maksudmu Kai?"

"I-iya . Bo-boleh saya mengajak Kai keluar ?" Soobin gugup.

Umji hanya menoleh pada Kai.

"Seharusnya kau bertanya pada Kai , bukan padaku . " Umji lalu menoleh pada Kai. " Bagaimana Kai? Apa aku mau keluar bersama Soobin ?"

Kai hanya mengangguk saja.

"Baiklah. Jangan pulang malam - malam !" Umji mengingatkan kepada mereka berdua.

.
.
.

Kini Soobin dan Kai sedang duduk di bangku dekat appartement.

"Se-sebelumnya kita belum berkenalan . Namaku Choi Soobin. Kau bisa memanggilku Soobin ." Soobin mengulurkan tangannya.

Kai melirik uluran tangan Soobin lalu menjabatnya . "Kai." Singkat , padat , jelas.

Soobin mengulum bibirnya yang kering.

"Se-sebenarnya-"

"Gak usah gugup kalik ! Kayak lagi bicara sama siapa aja ! " Kata Kai sambil merotasikan kedua bola matanya.

Soobin tersenyum kaku.

"Sebenarnya aku mengajakmu keluar malam-malam begini karena ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Kai tersenyum. Sepertinya dia sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Soobin.

"Apa?"

"Maaf karena siang tadi aku membentakmu waktu di perpustakaan dan..." ada jeda sebentar. "Terima kasih karena sudah menolongku saat aku terdampar." Soobin lalu menunduk.

"Gak apa-apa dan sama-sama. Aku juga ingin minta maaf karena sudah menciummu. Dua kali."

Soobin kini beralih menatap wajah Kai , lebih tepatnya bibir pinknya. Entah kenapa Soobin ingin merasakannya sekali lagi.

"Tidak apa."

Hening.

Tidak ada yang membuka pembicaraan lagi.

"Ehm...aku permisi pulang dulu. Aku tak ingin membuat Kak Umji khawatir karena aku pulang larut malam."

Kai lalu berdiri dari duduknya. Namun tiba-tiba saja Soobin mencekal tangannya. Membuat Kai kini berbalik menatap wajah Soobin.

"Ada apa ?"

Soobin lalu ikut berdiri , melepas mantel yang dikenakannya , dan memakaikannya ke tubuh mungil Kai. Tentu saja kebesaran .

Kai membelalakkan Matanya. Dalam posisi sedekat ini Kai dapat mencium aroma tubuh Soobin . Aromanya membuat Kai merasa tenang.

"Kenapa kau memakaikannya ketubuhku ?"

"Malam ini dingin . Aku tak ingin kau sakit nanti."

Perhatian Soobin pada Kai membuat pipi Kai merona merah. Jantungnya berdetak lebih cepat.

"A , e , Te-terimakasih. Ehm , a-aku duluan ." Kai jadi salting .

"Iya. Hati-hati ."

Kai segera pergi meninggalkan Soobin menuju appartementnya.

diverso°||✔Where stories live. Discover now