AMY 6

212 12 0
                                    

"Bagaimana dengan yang aku minta?"tanya Nathan dengan seseorang disebrang.

"Sudah Mr. Nathan. Sudah saya kirim ke E-mail anda,"

"Baik kalau begitu. Satu lagi, cari tahu siapa Adrian Melvis Hendrick,"pinta Nathan.

Nathan mengakhiri pembicaraannya, saat Natasha masuk dengan kurir IKEA yang membawa barang barang yang kemarin mereka beli.

Nathan pamit, dengan alasan ingin membeli sesuatu.

---

Saat Larissa keluar dari Kamarnya ia sudah tidak mendapati Nathan. Ia bernafas lega sekaligus ingin tahu kemana dia. Tapi ya sudahlah, Larissa tidak mau ambil pusing.

"Dia sedang keluar, katanya ada sesuatu yang pengen dia beli,"ucap Natasha yang tahu isi pikiran Larissa.

"Siapa juga yang cari dia,"Larissa bohong. Natasha tersenyun geli melihat itu.

Ada sesuatu yang ingin Natasha sampaikan kepada Larissa tapi ia ragu takut membuatnya down.

"Kim? Ada yang ingin aku sampaikan padamu,"ucap Natasha ragu.

"Ada apa?"

"Aku kemarin liat Farizka. Dia balik lagi," Mendengar itu, Larissa terduduk lemas dilantai. "Tamat riwayat gue,"gumamnya lirih.

"Kim kau baik baik saja?"tanya Natasha khawatir. Larissa tidak menjawab ia sibuk dengan pikiranya sendiri.

"Kimmy, apa kau masih bekerja part time?"tanya Natasha mengubah topik pembicaraan. Ini salahnya kenapa ia harus memberitahu Larissa disaat seperti ini. Natasha jadi merasa bersalah.

Natasha ikut membereskan barang dari IKEA yang datang tadi. Larissa pindah dari apartmen yang ayahnya berikan ke Penthouse, yang ia beli dengan hasil part time selama Larissa study di Oxford Stanford, dan harvard. Setiap bulan selalu ditransferkan uang oleh Mama dan Neneknya.

Ia tidak tahu harus menggunakannya. bukannya sombong, tapi Larissa hanya memekai uang itu seperlunya saja. Sejak kejadian beberapa malam sebelumnya, memang terjadi pertengkaran antara Daniel ayahnya dan Larissa. dan Larissa memutuskan keluar dari apartmen tersebut, dan memulai hidup yang baru tampah, tekanan dari ayahnya lagi.

"Entahlah, itu saat ini kayanya tidak. Sekarang aku sibuk di CIA dan mengurus Lowry yang sebentar lagi masuk Universitas,"jawab Larissa setelah sekian lama.

"Besok mungkin kita mulai sibuk, karena dapat misi. Dan mungkin juga pulang agak malam,"

"Kau sudah menerimanya?"tanya Natasha kaget, dan Larissa mengangguk menjawabnya.

"Kita setim Larissa. Akhirnya,"ucap Natasha bahagia.

Setelah menyusun dan mengatur furniture Natasha pamit pulang, waktu juga sudah menunjukkan jam 9 malam. melepas Lelah dan stress Larissa menyetel Lagu R&B atau soul dengan volume sedang dan menikmati keindahan dan angin malam dibalkon rumahnya, lagu tersebut bisa dalam waktu sekejap menghilangkan rasa lelah,letih dan stressnya.

Saat tengah asik mendengar Lagu tersebut, Nathan keluar dari balkon rumahnya.

"Hay, Little Girls,"sapa Nathan. Dan tidak digubris oleh Larissa. Larissa sedikit kesal dengan kejadian tadi saat Nathan dengan seenaknya menciumnya.

"Antara kau dan aku 0 mile. Luv kau hanya akan jadi milikku,"gumam lirih Nathan, yang masih menatap Lalembut Larissa.

Nathan menatap lekat Larissa yang tengah menikmati angin yang menerpah wajahnya, sekaligus mengiba ngibas rambutnya.

Tanpa mempedulikan Nathan, Larissa langsung masuk kedalam Penthousenya.

---

Larissa membuka pintu perlahan, disana sudah terdapat beberapa orang duduk dimeja bundar. Larissa pun langsung masuk dan duduk dikursi sebelah Natasha yang kosong. Ada sosok yang Larissa tidak kenal, ikut dalam rapat tersebut.

Sejak Larissa masuk sosok itu, terus memperhatikannya dengan tatapan lembut dan tidak pernah lepas darinya.

"Sha, orang itu siapa sih?"tanya Larissa risih ditatap terus.

"Nanti kau tahu juga,"jawab Natasha sambil tersenyum jahil.

Rapat pun dimulai. Larissa serius mendengar Felix berbicara.

"Kemarin saya sudah memilih 5 orang yang akan menjalankan misi ini. FBI dan Prince Mateen, meminta kita dari pihak CIA ditugaskan untuk melindungi sebuah penemuan,"ucap Felix, lalu menyerahkan dua amplop coklet kepada Larissa dan ke 4 orang lainnya ia pun membuka amplop tersebut.

ia mengerutkan dahinya, melihat biodata prince Mateen, yang ternyata sedari tadi menatapnya terus. lalu membuka amplop yang satunya tentang data penemuan elektromagnetik, dan berbahaya jika sampai jatuh ketangan Investor besar yaitu JNP perusahaan sangat berpengaruh di cambridge, itu bisa menghancurkan atau membunuh suatu negara dari jarak sangat dekat dan tidak bisa dideteksi.

"Perkenalkan ini prince abdul mateen dia prince dari Brunei Darussalam, yang datang langsung kekantor kita, dan memilih langsung siapa siapa yang akan ikut serta dalam misi ini,"

Prince Mateen berdiri, memperkenalkan diri, dan sesekali melirik kearah Larissa yang masih fokus amplop yang ia pegang.

"Kim prince Mateen, dari tadi matanya tidak lepas darimu,"bisik Natasha sambil menyiku, Larissa yang masih tampak serous dengan Amplop ditangannya.

"Dari tadi sebenarnya aku sudah risih. Tapi kau tahu sendiri, dia itu Prince,"balas Larissa dengan suara pelan.

Prince Mateen yang melihat tingkah Larissa yang menurutnya lucu, itu tersenyum , tapi langsung menutupi senyumnya itu.

Saat rapat selesai, Larissa nembereskan kertas yang berisikan data tentang misinya sekaligus, profil Prince Mateen. Lalu memasukkannya ke dalam amplop.

Larissa hendak keluar, tapi Felix memanggilnya.

"Larissa?"panggil Felix, saat selesai berbincang bincang dengan prince Mateen. Larissa melihat kearah Prince Mateen, sambil tersenyum, dan respon Prince Mateen seperti salah tingkah.

"Sepertinya perasaanku tidak enak ini,"batin Larissa.

"Iya, ada apa Felix?"jawab Larissa.

"Kau ada waktu luang hari ini?"tanya Felix.

"Iya memangnya ada apa?"tanya Larissa balik.

"Bisakah kau menemani Prince Mateen, jalan jalan hari ini, menggantikanku ada hal mendesak,"ucap Felix. Saat mendengar itu, ingin rasanya Larissa menjambak rambut Felix sekarang.

"Dasar pembohong, yang payah. Kau menjadikanku tumbal untuk kepentinganmu sendiri,"batin Larissa. Menatap Felix.

To be Continued..

To be Continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prince Mateen

AFTER MET YOU [END]Where stories live. Discover now