AMY 16

114 6 0
                                    

Larissa terbangun, kemudian menoleh kearah Nathan dengan bagian atas yang tidak tertutup selimut, menambah kesan seksi dimata Larissa.

Ia jadi teringat satu jam yang lalu, bagaimana Nathan menyentuhnya, mencumbunya, seperti surga dunia.

Ia bergeser mendekat. Jarak merek hanya sejengkal, tanpa sadar Larissa mengelus lembut wajah Nathan. Lalu menciumnya sekilas.

"Love you too,"bisik Larissa, seketika mata Nathan terbuka, membuat Larissa menyembunyikan wajahnya dengan selimut. Membuat Nathan tersenyum. Lalu ia menarik selimut yang menutupi wajah Larissa. Kemudian melumat bibir Larissa.

Lalu ia menarik Larissa kedalam pelukannya. Sambil mengelus punggung polos Larissa. Kemudian mencium keningnya.

---

Keesokan harinya Nathan tidak kekantor, dan lebih memilih bekerja dirumah saja. Hal yang sangat mendesak baru ia kekantor.

Saat tengah berbincang dengan sekertarisnya pandangan Nathan tidak pernah lepas dari Larissa yang tengah, bermain dengan kucing peliharaan barunya.

Saat Larissa hendak mengambil sesuatu dibawah meja, dengan sigap Nathan menaruh tangannya di ujung meja, agar kepala Larissa tidak terbentur.

---

Bosan melanda Larissa, yang sedang menatap Langit langit Kamar. Kemudian ia melirik kearah Nathan yang masih sibuk dengan ponselnya.

Larissa keluar kamar meninggalkan Nathan. Ia sangat sangat bosan, lalu ia berjalan menuju suatu ruangan, yang tampaknya masih kosong disisi utara mansion Nathan.

Lalu ia meminta pelayan untuk membawakannya Speaker atau pengeras suara. Kemudian Larissa menari mengikuti, irama musik yang ia putar.

Sudah lama ia tidak dance, seperti dulu.

Semenjak tinggal disini Larissa lebih rileks dari biasanya. Dan bisa menikmati waktu yang berlalu.

Setelah selesai berbincang yang cukup lama melalui telpon tadi. Nathan jadi merasa bersalah meninggalkan Larissa. Saat menoleh ketempat Lsrissa duduk tadi, ia tidak dapati Larissa disana.

Dengan perasaan, bercampur aduk. Nathan bertanya kepada pelayan yang lewat apa dia melihat Larissa, atau dia dimana?

Pelayan tersebut, bilang ia melihat Larissa berada disisi utara Mansion. Nathan langsung berlari kesana.

Saat sampai disana, ia mendengar suara musik disuatu ruangan. Lalu ia berjalan menuju keruangan tersebut.

Lalu membukanya, ia mendapati Larissa sedang menari. Ia langsung terpose, seakan ia seperti jatuh cinta untuk kesekian kalinya kepada Larissa.

Saat musik berganti, Nathan ikut bergabung mengikuti gerakan Larissa.

---

01:00 a.m

Larissa bangun dari tidurnya, hal yang pertama ia lihat adalah pemandangan Nathan tidur seperti bayi sedang memeluknya yang sangat jarang atau mungkin. hanya ia yang bisa melihatnya.

Kebiasaan Nathan saat ia tidur,dengan bertelanjang dada, hal itu sangat membuat Larissa kurang nyaman.

Sudah beberapa kali Larissa menegurnya untuk tidak seperti itu, tapi Nathan dengan keras kepala tidak memperdulukan itu. Semakin ditegur semakin ia nekat melakukan hal yang lain seperti tidur tidak menggunakan apapun.

Dengan gerakan pelan Larissa menyingkirkan tangan Nathan yang berada diperutnya. Kemudian turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar, kemudian turun menuju dapur.

Entah kenapa Larissa sangat Lapar. Saat sampai didapur Larissa membuka kulkas. Dan menemukan Ice Cream. Dan kembali kekamar, membawa Ice cream tersebut.

Saat masuk Larissa menutup pintu kamar denga sangat pelan, agar tidak menggangu tidur Nathan. Kemudian berjalan menuju balkon kamar, bersandar di Railing balkon, sambil memakan Ice Cream.

Sebuah tangan memeluk pinggang Larissa, sontak mengejutkan Larissa.

"Aku kira kau pergi, saat aku bangun tadi,"Nathan sambil meletakan dagunya dipundak Larissa. Larissa berbalik menghadap Nathan.

"Kenapa kau begitu takut aku pergi,"Larissa menatap Larissa lekat, sambil memakan Ice Cream.

"Karena aku sangat sangat mencintaimu. Aku sudah menyukaimu sudah sangat lama. Dan sekarang aku tidak akan menyia nyiakan sekempatan ini. Kau tahu aku sangat senang ketika kau bilang kau juga mencintaiku,"Nathan sambil mempererat pelukan dipinggang Larissa.

Larissa seketika terasa tidak bisa bernafas, akibat apa yang Nathan ucapkan barusan. Seperti ada kupu-kupu yang bersarang di perutnya.

Ia merasakan pipinya sudah memerah. Semoga Nathan tidak melihatnya.

Larissa segera berbalik lagi, menyembunyikan rasa gugupnya. Sambil memakan, Ice Creamnya lagi.

"Apa kau malu?"goda Nathan. Larissa mengabaikan ucapan Nathan dan terus memakan Ice Creamnya secara terburu buru, sehingga ia tersedak.

"Are you okay, Sayang?"tanya Nathan khawator sambil memutar tubuh Larissa. Larissa menatap sejenak Nathan lalu masuk kedalam, dan buru buru ia naik ke tempat tidur dan menutupi seluruh badannya dengan selimut.

---
Setelah kejadian itu sifat Larissa sangat Manja. Dan emosinya suka berubah ubah. Suka marah marah tidak jelas. Seperti sekarang, Larissa bangun dari tidurnya seketika menangis tanpa sebab.

"Sayang, kamu kenapa?"tanya Nathan khawatir, bangun dari tidurnya karena mendengar suara Larissa menangis.

Larissa tidak menjawab justru, semakin terisak. Nathan bingung harus menenangkanya dengan cara apa. Ia sudah menawarinya Ice Cream, bertanya ada apa dengannya, tapi Larissa hanya menangis.

Lalu tidak lama kemudian akhirnya Larissa mengeluarkan suara.

"Kamu jangan marah ya,"ucap Larissa takut.

"Nat nat, aku pengen makan Ramyeon bikin kamu,"sambung Larissa. Nathan bingung ia harus beli Ramyeon korea jam segini dimana.

"Aku tidak akan marah. Iya sayang, aku beli dulu di mini market,"jawab Nathan.

Kalau ia tidak menurutinya, mungkin ia harus puasa minta jatah, dan puasa bicara dengan Larissa. Yang lebih parahnya lagi, mungkin Larissa akan tidur membelakanginya.

Jadi Nathan turun kebawah, dan bertanya kepada pelayan maupun Bodyguardnya dimana minimarket yang buka 24 jam.

Untung saja ada minimarket yang buka. Walaupun agak jauh dari Mansion Nathan, tidak masalah yang paling penting keinginan Larissa terwujudkan.

Saat Nathan sampai diMansionnya. Ia membawa dua kantong besar Ramyeon, sengaja ia memborong, Nathan tidak tahu rasa apa yang Larissa suka, dan saat Larissa ingin makan Ramyeon lagi jam 2 pagi ia tidak perlu keluar lagi.
---
Larissa hendak memanggil Nathan untuk makan siang, pintu ruangan Nathan terbuka sedikit, Larissa mendengar percakapan Nathan dengan seseorang ditelpon.

Seperti merencanakan sesuatu. Ia mempertajam pendengarannya. Betapa terkejutnya ia saat tahu bahwa Penemuan itu akan Nathan serahkan kepada orang tersebut.

Dengan perasaan kecewa Larissa pergi dari sana. Agar ia tidak ketahuan oleh Nathan. Dan mulai menyusun rencana untuk kabur dari sini.

To Be Continued...

AFTER MET YOU [END]Where stories live. Discover now